VIDEO : Air di Bendungan Pice Mengering, Pasca Bencana Banjir di Belitung Timur
Perusahaan Belanda membangunnya di Sungai Lenggang. Pengerjaannya melibatkan kuli tambang yang didatangkan dari Cina daratan dan pribumi.
Penulis: Dedi Qurniawan | Editor: Rusmiadi
Laporan Wartawan Pos Belitung, Dedy Qurniawan
POSBELITUNG.COM, BELITUNG TIMUR - Pemandangan kontras tampak terjadi pada Bendungan Besar Pice, Kecamatan Gantung, Belitung Timur, Sabtu (29/7/2017) siang.
Jika pada banjir Beltim Minggu (16/7/2017) silam, air meluap-luap di bendungan buatan Belanda ini, maka pantauan hari ini, sebagian ceruk bendungan tampak kering.
Genangan air tampak hanya pada sebagian bendungan. Tampak satu gundukan tanah menyerupai pulau yang dikelilingi air yang tampak dangkal.
Baca: Gubernur Babel Hentikan Sementara Semua Jenis Tambang di Pulau Belitung
Tak terdengar lagi gemuruh air yang melewati pintu-pintu air bendungan. Menurut warga sekitar, air di Bendungan Pice habis mengalir melalui jalan di sekitar kawasan yang ambrol tergerus akibat diterjang luapan air.
Belum tampak aktivitas pembenahan terhadap jalan tersebut.
Bendungan Pice dibangun pada 1934-1936 untuk mengoperasikan kapal keruk agar lebih fleksibel.
Perusahaan Belanda membangunnya di Sungai Lenggang. Pengerjaannya melibatkan kuli tambang yang didatangkan dari Cina daratan dan pribumi.
Proyek ini dirancang oleh arsitektur Belgia, Dr Vence dan diremsikan pada 1937.
Permukaan air dapat diatur sesuai dengan kedalaman permukaan tanah di bawah air.
Kata Pice berasal dari Bahasa Cina Kek, yakni Pichie yang yang berarti pintu air.
Bendungan Pice mempunyai panjang 50 meter dengan 15 pintu air dan lebar tiap pintu 2,5 meter serta tinggi pintu 10 meter.
Informasi sejarah ini dikutip dari spanduk yang ada di sekitar kawasan Bendungan Pice.
Terakhir, bendungan Pice pernah direnovasi mengguna dana APBN Rp 135 M dengan skema multiyears.
Bendungan ini berada di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII. (*)