Kapolri Sebut Bom Wanita Bunuh Diri Pertama Ternyata di Negara Ini, Kenapa Saya Tidak Bunuh Bapak
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian buka-bukaan rahasia munculnya teroris wanita pertama di dunia yang kemudian
POSBELITUNG.CO, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian buka-bukaan rahasia munculnya teroris wanita pertama di dunia yang kemudian dicontoh di Indonesia.
Tito juga mengungkap motivasi utama teroris sehingga mau mengorbankan nyawanya baik dengan cara meledakkan diri atau merelakan diri untuk siap dibunuh atau ditembak petugas.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini juga mengungkap adanya golden moment atau momen-momen emas akan langsung masuk syurga, sehingga banyak diburu dan diidam-idamkan oleh para teroris.
Cerita Tito seputar seluk belum dunia terorisme di Indonesia, termasuk istilah golden moment, teroris wanita, dan juga jalan ekspres masuk syurga itu diungkap dalam siaran langsung acara Mata Najwa yang disiarkan Rabu (16/5/2018) malam.
Acara itu dipandu oleh presenter atau host Najwa Shihab.
Baca: Masih Ingat Gatot Brajamusti Guru Padepokan Cabul,Pemilik Senpi Ilegal Begini Kondisinya Sekarang
Fenomena Bom Wanita
Menurut Kapolri, fenomena bom wanita pertama di dunia tidak terjadi di Indonesia atau di negara-negara muslim.
Peristiwa itu justru terjadi di India.
Pelakunya adalah aktivis atau anggota Gerakan Macan Tamil (Tamil Tiger).
Saat itu, sekitar tahun 1991, seorang wanita bernama Danu, melakukan aksi bom bunuh diri persis di depan mantan Perdana Menteri India Rajiv Gandhi.
Bom yang ia peluk atau dilekatkan di dalam perut Danu, langsung diledakkan oleh dirinya saat ia bersimpuh di depan Rajiv Gandhi.
"Fenomena bom wanita dan keluarga, yang pertama itu Tamil Tiger, 1991, yang melawan Pemerintah Srilanka. Perempuan bernama Danu, duduk untuk bersimpuh ke Rajiv Gandi dan di perutnya diletakan bom. Ini serangan bom wanita pertama," ujar Tito.
Dalam peristiwa itu, baik Danu maupun Rajiv Gandhi meninggal seketika.
Cara-cara nekat seperti itu, kata Tito, kemudian dikopi atau ditiru oleh kelompok teroris lain, termasuk yang dilakukann istri Dita, Puji Kuswati.
Dita dan istrinya Puji Kuswati, bersama keempat anaknya, menjadi korban bunuh diri dengan cara meledakan dirinya di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur.
Munculnya teroris wanita ini, kata Kapolri, adalah bagian dari strategi para teroris untuk menghindari kejaran polisi antiteror.