Miniatur Kapal Berbahan Timah Ini Seharga Rp 7 Juta
Tidak banyak masyarakat Bangka Belitung mengenal hasil kerajinan berbahan dasar timah ini.
Penulis: Alza |
Laporan Wartawan Bangka Pos, Alza Munzi
POSBELITUNG.COM, BANGKA - Tidak banyak masyarakat Bangka Belitung mengenal hasil kerajinan berbahan dasar timah ini.
Sebutan kata Pewter, untuk teknik kerajinan timah juga belum begitu populer.
Padahal, sebagai penghasil pasir timah terbesar kedua di dunia, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki kekayaan lain yang bernilai tinggi.
"Dari timah dapat dibuat miniatur kapal, plakat, piala, pin dan beragam benda bernilai seni lainnya. Sayangnya anak-anak muda Bangka, masih minim yang mau mewarisi kerajinan pewter," kata seorang perajin pewter Novi ditemui di workshop Dwi Darma Pewter di Jalan Depati Hamzah gang Kalamaya 2, Kelurahan Bacang, Pangkalpinang, Kamis (30/7/2015).
Kerajinan hasil karya Novi dan kawan-kawan rutin dipesan pihak instansi pemerintah, swasta maupun perguruan tinggi di Babel.
Paling digemari adalah kerajinan berbentuk kapal layar dan kapal keruk.
Proses pembuatan yang terlihat sederhana namun membutuhkan keahlian khusus. Tidak sembarang orang dapat menghasilkan karya bermutu tinggi.
"Selain kualitas bahan, keahlian perajin juga memengaruhi hasil kerajinan," ujar Novi.
Bahan baku berasal dari balok timah yang dibeli dari PT Timah Tbk. Dalam satu bulan, usaha pewter yang dikerjakan Novi menghabiskan sedikitnya tiga balok timah dengan berat masing-masing sekitar 11 kg.
Untuk membuat sebuah kapal layar sepanjang 40 cm dan lebar 5 cm, lengkap dengan aksesorisnya membutuhkan waktu sekitar empat hari. Harga yang ditawarkan berkisar Rp 7 juta. Sedangkan untuk ukuran 25 x 3 cm dijual Rp 2,5 juta.