Karnaval Budaya Sepintu Sedulang Perkenalkan Adat Tradisi Bangka

Bupati Bangka H Tarmizi Saat menilai Karnaval Budaya Sepintu Sedulang imengenalkan kembali kepada masyarakat mengenai adat budaya di di Pulau Bangka

Bangkapos.com/Nurhayati
SMP YPK Sungailiat menampilkan barongsai, Selasa (3/5/2016) saat Karnaval Budaya Sepintu Sedulang di panggung kehormatan.Bangkapos.com/Nurhayati 

Laporan Wartawan Bangka Pos Nurhayati

POSBELITUNG.COM, BANGKA-- Pemerintah Kabupaten Bangka berupaya menjaga tradisi Bangka, selain dengan melestarikan Adat Nganggung dalam setiap event khususnya pada setiap Peringatan Hari Jadi Kota Sungailiat, pelestarian budaya ini juga dilakukan dengan mengelar Karnaval Budaya Sepintu Sedulang.

Bupati Bangka H Tarmizi Saat menilai Karnaval Budaya Sepintu Sedulang ini
untuk mengenalkan kembali kepada masyarakat mengenai adat budaya di di Pulau Bangka khususnya di Kabupaten Bangka.

"Bagaimana kita menjaga tradisi dan adat istiadat yang ada di Kabupaten Bangka ini supaya terus berlangsung dari generasi ke generasi. Khususnya adat istiadat kita yang turun temurun dari orang tua kita seperti tradisi Nganggung, kebersamaan harus terus kita jaga agar anak-anak kita dari SD sampai perguruan tinggi memahami itu," harap Tarmizi kepada bangkapos.com, Selasa (3/5/2016) di sela-sela Karnaval Budaya Sepintu Sedulang.

Untuk menyasar menjaring wisatawan pada event Karnaval Budaya Sepintu Sedulang ini dia menilai target tersebut merupakan target jangka panjang. Dia mengatakan target tersebut terlalu jauh, yang paling penting dalam memperingati HUT Kota Sungailiat ini, masyarakat merasa memiliki daerah ini.
"Dengan merasa memiliki, mereka pasti mau peduli, kemudian mereka memberi koreksi apa yang kurang dalam pembangunan," harap Tarmizi.

Mantan Sekda Bangka ini mengatakan Karnaval Budaya Sepintu Sedulang ini digelar Pemkab Bangka supaya masyarakat senang melihatnya dengan adanya berbagai atraksi budaya yang dibawakan oleh para peserta pawai budaya ini.

Adat seperti Penganten Massal, Nganggung, Taber, Rebo Kasan, Mandi Beliau dan adat budaya lainnya selama ini terus dilestarikan, tidak semuanya dikenal masyarakat yang tinggal di Kabupaten Bangka.

Selain itu juga dengan melestarikan adat budaya ini ikut meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat.

"Adat Nganggung di Kabupaten Bangka ini mulai marak, orang sudah beli dulang, tudung saji, artinya ekonomi kreatif bergerak. Untuk jangka panjangnya pariwisata ke depan baik domestik maupun mancanegara tentu dipadu kegiatan lain yang bersifat nasional maupun internasional," jelas Tarmizi.

Disinggung apakah Karnaval Budaya ini terkesan monoton dan perlunya berbagai inovasi baru, ia mengatakan perlu adanya inovasi termasuk saran dan masukan dari para insan pers untuk memperbaikinya. "Saya juga harapannya jangan monoton. Beri masukan, inikan dari masyarakat sendiri tidak ada dari pemda. Kita pawai budaya, nanti ada krito surong (Kereta Sorong yang menjadi alat pengangkut hasil kebun khas Bangka-red), cara motong karet muncul, kemudian tradisi berumeh, tradisi nyari kutu bersama-sama itukan bisa dimodikasi," saran Tarmizi yang pernah kuliah di Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada ini.

Dia menegaskan bahwa Pemkab Bangka memberikan ruang untuk inovasi-inovasi baru yang diciptakan oleh masyarakat.

Dengan adanya pawai budaya ini diharapkannya bisa meramaikan Kota Sungailiat agar masyarakat merasa memiliki dan di tahun yang akan datang lebih meriah lagi dengan berbagai atraksi yang ditampilkan para peserta.

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved