Tewas Usai Minum Kopi
Jessica Buka-bukaan Soal Orientasi Seksualnya
Pihak Jessica sendiri menyatakan berencana memanggil belasan saksi. "Kemungkinan 15 orang saksinya," tutur pengacara Jessica, Otto Hasibuan.
POSBELITUNG,COM, JAKARTA - Jessica Kumala Wongso, terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, mengaku masih tertarik kepada pria.
Dia membantah dugaan sebagai penyandang orientasi seksual menyimpang atau penyuka sesama jenis.
Pernyataan tersebut diungkapkannya menanggapi analisa Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia, Sarlito Wirawan Sarwono.
Dia menduga Jessica mempunyai orientasi seksual sejenis.
"Keterangan ahli banyak yang tidak benar. Saya pertegas lagi, saya tertarik hanya kepada laki-laki, dulu, sekarang dan selamanya," ujar Jessica dalam persidangan.
Saat psikologinya diperiksa dokter Riri Wowor, Jessica tidak mengetahui pertanyaan yang dilontarkan kepadanya untuk mengetahui orientasi seksual dirinya.
Jessica merasa dijebak dengan pertanyaan itu.
"Saya tidak terpikir itu pertanyaan untuk menjebak saya. Saya perjelas lagi, saya tidak tertarik kepada wanita," katanya.
Pengadilan Negeri jakarta Pusat kembali menggelar kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Kamis (1/9/2016).
Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Sarlito Wirawan Sarwono mengatakan ada beberapa indikasi yang menunjukkan Jessica Wongso, terdakwa dalam kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin adalah seorang homoseksual.
Menurut Sarlito di Pengadilan Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2016), selain tidak menjawab dua pertanyaan mengenai masalah seksual, analisis kejiwaan yang masuk dalam berita acara pemeriksaan (BAP) memperlihatkan kecenderungan seperti itu.
Hasil kajian tim psikolog menyatakan bahwa terdakwa "tidak pernah mencari pacar karena mengganggu kariernya."
Jessica pacaran dua kali, tetapi berakhir karena Jessica merasa seperti diteror.
"Ada indikasi ke arah sana. Namun tetap harus diverifikasi lagi," ujar Sarlito.
Selain itu, berdasarkan keterangan psikolog tersebut, Jessica diketahui menggambar sosok lelaki ketika diperintahkan untuk menggambar orang oleh psikolog dalam tes ketika penyelidikan.
