Teluk Pering Dangkal, Nelayan Terkendala Melaut

Jika air surut, kedalaman alur yang menjadi lalu-lintas kapal nelayan keluar masuk pangkalan tambat di Teluk Pering, hanya setinggi lutut orang dewasa

Editor: Rusmiadi
posbelitung.com/subrata
Mustari, nelayan asal Dusun Padang Pasir (Biliton) saat berada di kapal motor yang dikelolanya di pangkalan Laut Pering, Sabtu (3/9/2016). 

Laporan Wartawan Pos Belitung, Subrata

POSBELITUNG.COM, BELITUNG TIMUR -- Pendangkalan muara teluk Pering, Kecamatan Kelapa Kampit menjadi keluhan nelayan saat hendak melaut disaat air laut sedang surut.

Mustari, nelayan dari Dusun Padang Pasir, Kelapa Kampit berharap ada upaya dari pemerintah daerah dalam mengatasi persoalan pendangkalan tersebut. Karena persoalan pendangkalan itu sudah lama disampaikan.

Jika air surut, kedalaman alur yang menjadi lalu-lintas kapal nelayan keluar masuk pangkalan tambat di Teluk Pering, hanya setinggi lutut orang dewasa. Nelayan hanya bisa keluar dari pangkalan pada sore hari, atau tergantung tabel pasang air laut.

Ia menyayangkan, pemerintah lebih memprioritaskan pembangunan jembatan dermaga di Pulau Nangka. Dengan bahan material diangkut dengan kapal motor dari Teluk Pering.

"Kalau di sana (Pulau Nangka) kan jembatan jarang dipakai, tapi di sini (Laut Pering) tiap hari alur dipakai oleh nelayan, namun tidak mendapat perhatian pemerintah sejak lama," ujarnya, kepada posbelitung.com, Sabtu (3/9/2016).

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved