Jadi Artis Porno, Wanita-wanita Cantik Ini Jadi Obyek Pelecehan Produser dan Rekan Dalam Film

"Beberapa penggemar bersemangat mencoba menyelinapkan jari mereka menarik turun celanaku. Seolah-olah aku tidak akan melihat atau membiarkan saja."

IST
Artis Porno 

POSBELITUNG.COM -- Kaya dan dengan bayaran tinggi, memang didapatkan para bintang porno. Namun, dibalik uang berlimpah, bintang porno juga dapat menjadi objek pelecehan seksual.

Lantas, mengapa aktris dewasa sulit untuk melaporkan pelecehan yang dialaminya?

Seperti pengakuan mengerikan dari selebriti pemain film porno Jepang (JAV) Saku Kasai (30). Komentarnya baru-baru mengguncang penduduk Jepang.

Terutama kasus pelecehan, perbuatan tidak senonoh rekan-rekannya dalam film,  bahkan perlakuan sang produser yang memeras dan membuatnya seperti tidak lagi menjadi seorang yang diperlakukan sebagai manusia.

Atau laporan eks mantan pacar Ronaldinho, Sara Tommasi satu tahun silam.

Dia mengakui dilecehkan banyak pria saat beradegan, dan dicekoki narkoba atau obat bius serupanya.

Sementara Saku Kasa mengatakan, jika telah delapan bulan dicuci otaknya, oleh seorang bos produser film JAV & sekarang ini berencana menuntutnya ke pengadilan.

Selama hampil puluhan tahun dia hidup dalam ketakutan, tidak bisa berbuat banyak, dalam tekanan, diperas, dipaksa beradegan seks dan sangat menyakitkan.

"Dulu dilempar, ditipu, diancam untuk membayar denda besar jika tidak ingin bermain film lagi, diperas habis-habisan,” kata Kasai pada pers belum lama ini sambil menangis mengutarakan kisahnya seperti dikutip dari Tribunnews.

Bos produser JAV tersebut akhirnya diringkus polisi Juni 2016 & Kasai juga ajukan ke pengadilan kasusnya tersebut yg dianggapnya sudah dicuci otaknya oleh bos tersebut tatkala delapan bln maka ia terperangkap ke dalam dunia JAV.

Seorang pejabat kabinet Jepang juga pernah berkomentar tentang kasus tersebut.

“Pelaku terpaksa dijerumuskan menjadi pemain film AV. Namun pemain AV lain sebenarnya juga mesti mengusahakan utk mendalami situasi yg sebenarnya berkaitan kekerasan kepada wanita yg membutuhkan pemberantasan & pencegahan.”

Seorang aktivis hak asasi manusia internasional, Sekjen NGO Human Right Now, Kazuko Ito pula mengomentari.

Dilecehkan Secara Kurang Ajar

Pengakuan lain yang lebih miris adalah yang dialami bintang film dewasa lainnya. Banyak wanita bintang film dewasa mengalami pelecehan seksual dan serangan tertentu bahkan kejam.

Menurut pengakuan seorang bintang porno Sunny Lane, seperti dilansir Mstarz, selama konvensi dewasa dia pernah mengobrol dengan penggemar.

Dia pernah menduga akan diraba-raba orang. Itu adalah suatu peristiwa umum, bukan dalam satu set (film) porno.

Bahkan adanya melecehkannya lebih jauh lagi.

"Beberapa penggemar bersemangat mencoba menyelinapkan jari mereka menarik turun celanaku. Seolah-olah aku tidak akan melihat atau membiarkan saja."

Wanita kelahiran 1980 itu mengatakan, beberapa gadis mungkin hanya menyerah pada perilaku kasar seperti ini dan membiarkan penggemar meraba-raba mereka.

Padahal orang lain akan melihat hal itu sebagai sesuatu yang menyeberangi garis (keterlaluan). Tetapi orang akan percaya jika sang gadis memang dilecehkan.

Tetapi yang mengalaminya itu seorang bintang porno dilecehkan secara seksual, akankah orang percaya? mungkin tidak.

Bahkan dia pun kerap dilecehkan saat adegan atau bahkan sesudahnya. Dalam lingkungan kerja misalnya, akan sangat mudah untuk membedakan antara perilaku pelecehan atau sesuatu yang masih dapat diterima.

Tapi untuk seorang performer film dewasa, ini menjadi wilayah yang rumit.

Bahkan diakuinya kadang-kadang itu menjadi alasan bagi lawan mainnya untuk berbuat lebih jauh melakukan pelecehan.

"Kadang-kadang pada set shooting, aku bisa beradegan bersama pasangan pemain dengan baik. Tapi ketika aku berada di kamar mandi (tidak dalam shoot), dia ingin datang dan masih menghampiriku, itu sebenarnya sesuatu yang samar," kata Sunny.

"Aku sudah berada di situasi itu beberapa kali. Jika aku mengatakan tidak, mereka akan marah. Aku tidak menginginkan hal itu terjadi, karena aku masih memiliki adegan besar dengan mereka pada kamera. Ini sangat rumit. Anda tidak ingin menjengkelkan orang dan mengacaukan agenda Anda."

"Orang-orang berpikir bahwa karena pekerja seks tidak apa-apa untuk berbicara (negatif) kepada kami, meremehkan kami, atau penyalahgunaan kami," kata Lane. (*)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved