Ingat Remaja Berleher Terkulai Ini? Setelah Dioperasi Begini Kondisinya Sekarang
Otot leher Mahendra Ahirwar sangat lemah sehingga membuat leher remaja ini terkulai tak berdaya ke tubuhnya hingga 180 derajat.
POSBELITUNG.COM - Seorang remaja menderita kondisi fisik langka, lehernya memiliki ukuran lebih panjang dan elastis daripada manusia normal.
Otot leher Mahendra Ahirwar sangat lemah sehingga membuat leher remaja ini terkulai tak berdaya ke tubuhnya hingga 180 derajat.
Lantaran kelainan ini, Mahendra membutuhkan bantuan untuk mejalani aktivitas sehari-hari.
Beruntung ibu angkatnya berhasil membantu mengembalikan kondisinya kembali normal.
Saat pertama kali foto-foto kondisi leher Mahendra terpublikasi ke berbagai media, membuat banyak orang terenyuh.
Seorang wanita bernama Julie Jones, berasal dari Liverpool, Inggris, begitu tersentuh. Julie dengan tulus berhasil mengumpulkan donasi sebesar £12,000 atau sekitar Rp 191 juta untuk biaya operasi.
Berkat uang donasi yang diorganisir Julie yang juga menjadi ibu angkatnya sekarang ini, telah berhasil mengembalikan leher Mahendra ke bentuk normal.
Mukesh, ayah remaja ini mengungkapkan begitu bahagia usai mengetahui operasi leher anaknya berjalan dengan lancar.
"Ini merupakan sebuah keajaiban, ia terlihat lebih baik sekarang. Lehernya telah tegak kembali, hidupnya sekarang telah berubah tidak seperti yang dulu," ujar Mukesh dikutip melalui laman Mirror, Rabu (12/10/2016).
Menurut keterangan ayah Mahendra, dulunya saat masih menderita gangguan leher, anaknya merasa sangat malu dan enggan untuk berbicara. Namun setelah operasi ini berjalan sukses sekarang Mahendra sudah seperti remaja normal lainnya dan semakin percaya diri menjalani aktivitas hariannya.
"Sekarang Mahendra sangat bahagia dengan bentuk lehernya yang baru," kata Mukesh.
Sementara itu ibunya Sumitra (36) mengatakan sudah sangat pesimis dengan kondisi aneh yang menimpa anaknya. Bahkan Sumitra memilih agar anaknya segera meninggal dunia jika operasi tidak berjalan dengan sukses.
"Saya tidak bisa melihat Mahendra menderita lagi. Saya tidak sanggup melihatnya hidup dalam penderitaan. Ia tidak bisa melakukan apapun sendirian," ungkap Sumitra.
Sumitra menceritakan bahwa anaknya hanya bisa duduk di pojokan ruang selama seharian tanpa melakukan apapun.
"Saya harus menggendongnya seperti bayi kemanapun, sampai kapan saya harus menggendongnya, kalau dia sudah tua bagaimana? Jika dokter sudah tidak bisa menyembuhkan anak saya, lebih baik Tuhan mengambil nyawanya saja," keluh Sumitra.
Untung saja tim dokter berhasil melakukan operasi dengan sukses. Sekarang Mahendra sudah bisa pergi ke sekolah tanpa harus merepotkan kedua orangtuanya.
Dokter ahli bedah, Rajagopalan Krishnan yang membantu melakukan operasi berhasil mencangkokkan tulang dan menambahkan tulang cervical untuk menopang dan mengokohkan lehernya agar kembali normal.(TRIBUNKALTIM.CO)