Kisah Korban Perampokan di Pulomas, 11 Korban Bergantian Hirup Udara dari Celah Pintu Toilet

11 korban secara bergantian menghirup udara dari celah kecil gagang pintu toilet, disaat udara di dalam toilet sudah pengap dan tidak ada oksigen

Editor: Rusmiadi
SCREENSHOOT CCTV
Ramlan Butarbutar acungkan pistol lalu di adegan berikutnya menggiring anak-anak ke sebuah ruangan sempit, ditengarai ke toilet tempat mereka ditemukan bertumpuk-tumpukan, Rabu (28/12/2016). 

POSBELITUNG.COM -- Berusaha untuk bertahan hidup di dalam toilet 1,5x1,5 meter persegi tanpa ventilasi udara, selama sekitar 18 jam, bukan hal yang mudah.

Namun itulah yang dialami 11 orang korban aksi penyekapan, perampokan dan pembunuhan oleh Ramlan Butar cs,  di kediaman pengusaha Dodi Triono, di kawasan Pulomas Jakarta Timur, pada hari Senin (26/12/2016) silam.

Toilet rumah pengusaha kaya raya ini menjadi saksi bisu dari 11 orang korban untuk mempertahankan nyawanya.

11 korban secara bergantian menghirup udara dari celah kecil gagang atau grendel pintu toilet, disaat udara di dalam toilet sudah pengap dan tidak ada oksigen.

"Lalu kita digiring masuk semua ke toilet. Awalnya gagang pintunya blm dirusak. Setelah bapak (Dodi Triono) dimasukkan, itu dirusak sama bapak supaya ada celah sedikit di pintu untuk udara. Kita gantian ke lobang itu untuk bernafas," ungkap Windy Astuti (23), pembantu rumah tangga yang selamat saat perampokan di rumah majikannya, saat dikunjungi Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan, di RS Kartika, Pulomas, Jakarta Timur, Kamis (29/12/2016).

Nahas, meski sudah berupaya mempertahankan hidup dengan bergantian menghirup udara dari celah pintu, lima orang yang berada di dalam "toilet maut" tersebut kehabisan oksigen.

Bahkan, tidak adanya asupan oksigen membuat pembuluh darah pemilik rumah, Dodi Triono, pecah dan nyawanya tak tertolong.

Perampokan Pulomas
Daftar Pencarian Orang terhadap salah satu perampok di Pulomas, Jakarta Timur

Windy mengaku sampai saat ini masih trauma, jika dirinya diminta menceritakan kembali bagaimana sulitnya bertahan hidup di dalam toilet sempit tersebut hari itu.

"Di dalam toilet ada 11 orang, di dalam kami berjam-jam. Yang saya rasakan di dalam itu panas dan sesak meski ada celah udara sedikit di pintu itu," ujarnya.

Iriawan sempat menanyakan Windy perihal adanya korban yang sampai tanpa mengenakan baju saat ditemukan di dalam toilet tersebut.

"Itu karena pakai baju segini (panjang) karena di dalam toilet itu panas, bajunya dilepas," jawab Windy.

Perampokan disertai penyekapan di kediaman pengusaha Dodi Triono pada Senin, 26 Desember 2016, mengakibatkan enam penghuni tewas.

Keenamnya ditemukan tewas sehari berikutnya karena kehabisan oksigen, setelah disekap bersama lima orang lainnya yang selamat, di dalam toilet sempit berukuran 1,5x1,5 meter persegi tanpa ventilasi udara.

Keenam korban yakni, pemilik rumah, Dodi Triono (59); putri pertama Dodi, Diona Arika Andra Putri (17); putri ketiga Dodi, Dianita Gemma Dzalfayla (9); teman sekolah Gemma, Amel (9); serta dua sopir pribadi Dodi, Yanto (23) dan Tasrok (40).

Sementara, lima korban selamat yang turut disekap di toilet tersebut adalah putri kedua Dodi, tiga Zanette Kalila Azaria (13); serta empat pembantu rumah tangga Dodi, Emi (41), Nursanti (22), Fitriani (23) dan Windy Astuti (23).

Kepolisian sudah berhasil menangkap pelaku perampokan yang menewaskan enam korban tersebut.

Pelaku terdiri dari empat orang dipimpin residivis perampokan rumah mewah, Ramlan Butarbutar. Tinggal satu pelaku yang masih dalam pengejaran petugas. (Tribunnews.com/Abdul Qodir)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved