Banjir Beltim

Tim Ahli dari Kementerian Akan Turun Kaji Penyebab Utama Bencana Banjir

Tim akan datang guna meminimalisir hal serupa terjadi kembali dan merumuskan apa saja yang perlu dilakukan pasca-bencana banjir.

Penulis: Dedi Qurniawan |
Deretan toko di area Pasar Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Beltim masih tergenang banjir, Rabu (19/7/2017). (Pos Belitung/Dede Suhendar) 

Laporan wartawan Pos Belitung, Dedy Qurniawan

POSBELITUNG.COM, BELITUNG TIMUR - Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tim ahli kementerian juga akan turun untuk mengkaji dan mengidentifaksi penyebab utama bencana banjir di Beltim.

Tim akan datang guna meminimalisir hal serupa terjadi kembali dan merumuskan apa saja yang perlu dilakukan pasca-bencana banjir.

"Terkait daya dukung alam. Apa yang menjadi penyebab utama banjir, genangan, ini memang ahrus diidentifikasi tim Air sehingga bisa meminimalisir kemungkinan terulangnya banjir kembali, dan ini PR kita bersama," ujarnya di Kecamatan Gantung, Beltim, Kamis (20/7/2017).

Beberapa waktu lalu, Bupati Beltim Yuslih Ihza menyatakan, penyebab banjir yang paling kasat mata adalah curah hujan yang terlalu tinggi.

Dia membenarkan bahwa kemungkinan hal ini dperparah dengan degradasi lingkungan seperti aktivitas perkebunan dan pertambangan yang tak terkontrol.

Ini ia ungkapkan menjawab rilis humas BNPB yang dilansir sejumlah media daring beberapa waktu lalu.

"Bisa saja ada penyebab lain, tapi saya rasa perlu diteliti terlebih dahulu apakah benar seperti itu. Soalnya kalau menurut saya, mungkin di daerah tertentu, ini akibat pertambangan tak terkontrol. Tapi ada daerah-daerah tertentu yang misalnya di pasar sini, tidak ada yang menambang di situ. Kulong Minyak misalnya, tidak ada yang menambang di situ. Hutan Tanaman Industri juga tidak ada di situ," beber Yuslih.

Menurut dia, bencana banjir di Beltim terjadi karena curah hujan yang sangat tinggi.

Sementara wilayah serapan air dinilai minim hingga menyebabkan luapan ke mana-mana hingga merusak infrastruktur.

Belum ada pernyataan angka, namun Betim diperkirakan menderita kerugian puluhan miliar rupiah.

"Sepertinya ini karena curah hujan itu tinggi namun resapan airnya tidak ada. Ditambah juga pasang, mungkin benar bahwa ini akibat pertambangan, tapi untuk daerah-daerah tertentu. Tapi tidak semua karena itu," ujar Yuslih. (deq)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved