Tarif Setya Novanto di RSCM Rp 1,5 Juta Per Hari, Ini Fasilitasnya

Rumah sakit ini hanya menyediakan kamar kelas VIP, VVIP, Suite Room dan President Suite serta tidak melayani pasien BPJS

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua DPR yang juga tersangka kasus korupsi e-ktp Setya Novanto menggunakan rompi oranye tiba di gedung KPK, Jakarta, Minggu (19/11/2017) dini hari. Setya Novanto resmi ditetapkan menjadi tersangka terkait kasus korupsi e-ktp. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

POSBELITUNG.COM, JAKARTA - RSCM Kencana merupakan rumah sakit eksekutif yang berlokasi di Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 71, Jakarta Pusat.

Rumah sakit ini hanya menyediakan kamar kelas VIP, VVIP, Suite Room dan President Suite serta tidak melayani pasien yang menggunakan BPJS.

Ketua DPR Setya Novanto dirawat di lantai tujuh RSCM Kencana Jakarta Pusat dengan nomor kamar 705.

Ia menempati kamar tersebut sejak dialihkan dari Rumah sakit Medika Permata Hijau pada Jumat (17/11/2017) lalu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari website RS Kencana, Kamar VIP yang ditempati Setya Novanto memiliki fasilitas tempat tidur pasien elektrik, luas ruangan 27,78 meter persegi, kursi yang nyaman, kulkas, dispenser, satu unit TV layar datar ukuran 32 inch dan 1 kamar mandi air panas.

Dengan fasilitas yang ada, tarif kamar VIP mencapai Rp 1,5 juta per harinya dengan deposit senilai Rp 15 juta.

Sedangkan tarif kunjungan dokter adalah Rp 250.000 dan tarif pemeriksaan awal Rp 150 ribu.

Informasi ini diperoleh dari karyawan pusat informasi RSCM Kencana yang bertugas pada Minggu (19/11/2017) bernama Diki.

"Kami hanya menyediakan kamar dengan kelas paling bawah yaitu VIP dan tidak menerima pasien BPJS," terang Diki.

"Untuk kamar VIP pasien dibebankan biaya 1,5 juta rupiah per hari dengan deposit 15 juta," sambung Diki.

Diketahui tersangka kasus korupsi E-KTP, Setya Novanto dirujuk dari Rumah Sakit Medika Permata Hijau ke RSCM Kencana Jakarta Pusat.

Pemindahan ini dilakukan dengan alasan alat MRI di Rumah Sakit Medika Permata Hijau sedang mengalami kerusakan.

Setya Novanto mengalami kecelakaan pada Kamis malam di Jalan Permata Berlian, kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan.

Saat itu, ia sedang bersama asisten pribadinya yang bernama Reza dan seorang jurnalis Metro TV, Hilman sebagai pengemudi Fortuner nahas itu.

Saat ini, KPK telah menetapkan status Setya Novanto sebagai tahanan yang dibantarkan karena yang bersangkutan sedang menjalani proses perawatan medis.

Muntah Terus

Pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi mengatakan kondisi Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto masih terus muntah-muntah.

Hal itu disampaikan setelah sekitar 10 dokter dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) melakukan tes reaksi, kejiwaan, dan pendengaran pagi ini sejak pukul 10.00 WIB.

"Memang benar Pak Novanto sejak kecelakaan sampai sekarang masih terus muntah," terangnya.

Fredrich menjelaskan Novanto terus muntah lantaran masih terus menderita pusing sejak kecelakaan.

"Beliau masih bilang pusing, sedikit-sedikit tidur, ya karena pusing itu. Tadi waktu tes dia disebutkan angka, masih sering salah. Jadi memang kesehatannya masih belum memungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan oleh KPK," kata Fredrich.

Setya Novanto
Setya Novanto (Tribunnews.com/Abdul Qodir)

"Di atas itu masih ada empat orang dari KPK, dua penyidik dan dua lagi Sabhara yang ditugaskan di Kantor KPK. Memang sejak awal di sini mereka juga belum bisa ketemu langsung sama Pak Novanto,"ujar Fredrich.

Tertidur Saat Jalani Tes

Ketua DPR Setya Novanto menjalani tes reaksi, kejiwaan, dan pendengaran yang diadakan tim khusus dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Tes dilakukan di Ruang 705, lantai ketujuh Gedung Kencana Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.

"Tadi ada sekitar 10 orang dari tim khusus IDI yang melakukan tes pendengaran, reaksi, dan kejiwaan. Termasuk di dalamnya mencoba apakah Pak Novanto bisa mulai berkomunikasi. Tesnya dari pukul 10.00 WIB sampai ini tadi baru selesai, memang banyak sekali tesnya," ujar Kuasa Hukum Setya Novanto, Fredrich Yunadi.

Namun Fredrich tidak mengetahui secara pasti hasil dari tes tersebut.

"Mereka kan prinsipnya rahasia, saya juga tidak berwenang untuk tahu karena saya hanya mengurusi masalah hukumnya. Hanya keluarga yang tahu. Metode tesnya seperti disebutkan angka, disuruh ingat, tapi masih salah. Tapi ada satu dua yang benar, habis itu Pak Novanto masih sering ketiduran, pusing, seperti itu," tegasnya.

Fredrich mengatakan, tes kesehatan tersebut dilakukan sekitar 10 dokter dari IDI. Sementara, Novanto didampingi istri dan anggota keluarga lainnya saat menjalani tes.

Dia memastikan tidak ada penyidik KPK yang mendampingi saat tes berjalan. Dua penyidik KPK dan dua anggota polisi Sabhara hanya berjaga di lorong, di luar ruang tes kesehatan.

Karangan Bunga
Ketua Pengusaha Muda Indonesia, Sam Aliano kembali mengirimkan karangan bunga untuk Ketua DPR RI, Setya Novanto.

Karangan bunga itu dikirim ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Ini merupakan karangan bunga kedua.

Sejumlah karangan bunga untuk Ketua DPR Setya Novanto terpampang didepan RSCM Kencana, Jakarta, Minggu (19/11/2017). Karangan bunga tersebut dikirim dengan bernada satire yang ditujukan un
Sejumlah karangan bunga untuk Ketua DPR Setya Novanto terpampang didepan RSCM Kencana, Jakarta, Minggu (19/11/2017). Karangan bunga tersebut dikirim dengan bernada satire yang ditujukan un (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Sebelumnya, pada Sabtu kemarin, dia mengirimkan bunga bertuliskan 'Semoga Lekas Sembuh Papa Tiang Listrik, #SaveTiangListrik'.

Namun, karangan bunga itu dirusak oleh orang yang tidak kenal.

Akhirnya pada hari Minggu ini, dia kembali mengirimkan karangan bunga ke rumah sakit milik pemerintah itu.

Tanda pagar (tagar) #SaveMrBakpao tertulis pada karangan bunga itu.

Sam Aliano menjelaskan, tagar #SaveMrBakpao tersebut merupakan bentuk sindiran kepada pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi.

Selain itu, dia menambahkan pesan lain "Aku cantik, jangan rusak aku lagi" di karangan bunga itu.

Dia berharap bunga itu tidak dirusak pihak tak bertanggungjawab seperti sebelumnya. Karangan bunga berbentuk bulat seperti bakpao.

Berada tepat di bagian tengahnya terdapat sebuah bakpao yang diberi lakban.

"Saya yang kirim, karena kemarin saya kirim ucapan lewat karangan bunga, tetapi dirusak. Jadi, saya kirim ulang," tutur Sam, saat dihubungi.

Menurut dia, pernyataan Fredrich Yunadi terkait benjol sebesar di kepala Setya Novanto tidak masuk akal dan terkesan berlebihan.

Dia menduga, istilah bakpao itu menjadi alasan untuk mengaitkan kondisi Novanto yang berpotensi mengalami lupa ingatan.

Sehingga, dijadikan alasan untuk lari dari kasus yang tengah membelitnya saat ini.

"Nanti lama-lama Mr Bakpao yang kena salah. Saya curiga jangan-jangan cerita bakpao di kepala Novanto jadi alasan lupa ingatan 'Aku siapa? Aku di mana?' Jangan sampai jadi begitu," tambahnya. (gle/zal/wly)
 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved