Terungkap Sosok yang Menginjak Kaki Seorang Polisi yang Tewas Saat Kerusuhan di Mako Brimob
Lima orang anggota kepolisian tewas menggenaskan pada peristiwa rusuh di rumah tahanan Mako Brimob
Penulis: Teddy Malaka |
POSBELITUNG.CO -- Lima orang anggota kepolisian tewas menggenaskan pada peristiwa rusuh di rumah tahanan Mako Brimob.
Secara sadis para tahanan menggorok leher para polisi tersebut.
Kondisi menggenaskan anggota kepolisian yang bertugas di Detasemen Khusus 88 Antiteror diungkapkan Brigadir Jenderal Polisi Krishna Murti.
Di laman instagram miliknya, Krishna memajang foto seorang diduga narapidana yang menginjak kepala korban saat kerusuhan di rumah tahanan Mako Brimob.
Sepatu yang digunakan oleh pelaku menginjak kepala korban sangat mirip dengan sepatu yang dipakai seorang tahanan saat dilakukan pemindahan ke Lembaga Pemasyarakatan Nusa Kambangan.
"Kalian gorok leher bhayangkara kami, kalian injak kepala mereka seperti binatang. .:
..
Betapapun biadabnya kalian kepada anggota kami.. Tidak akan memancing kami marah untuk membalas layaknya perlakuan kalian kepada kami spt hewan.. ..
Jangan menyembunyikan perilaku biadab kalian dibalik penampilanmu.. Kami malu sebagai sesama bangsa, sesama umat. Jangan nistakan agamaku dg perilaku biadabmu.. .:
.
Ya Allah muliakan bangsaku, muliakan umatMu.. KepadaMu kami menyembah, kepadamu kami memohon ampunan.. ALLAHU AKBAR...!!!! #kmupdates #dukakamiuntukpahlawan #kamitidaktakutteror"
Tulis akun @krishnamurti_91.
Sementara itu Karo Penmas Div Humas Polri Brigjen M Iqbal mengatakan lima petugas yang tewas dalam insiden di Rutan Mako Brimob akibat senjata tajam.
Menurutnya, luka akibat sayatan dan bacokan ditemukan di sekujur tubuh lima anggota Polri yang gugur.
"Dari lima rekan yang gugur mayoritas luka akibat senjata tajam di leher, dan luka itu sangat dalam. Ada satu orang luka si kepala akibat tembakan. Juga ada luka di dada kanan. Mayoritas rekan-rekan kami yang gugur luka pada sekujur tubuh. Kepala, jari, lengan, dan paha senjata tajam pada sekujur tubuh," kata Iqbal di Cimanggis, Depok, Rabu (9/5/2018).
Informasi ini disampaikan Iqbal pada pukul 21.16 WIB di gedung Korps Sabhara Baharkam Polri Direktorat Polisi Satwa
Dikatakannya, selain luka bacok, luka sayat akibat senjata tajam juga terdapat di sekujur tubuh.
Ditemui di tempat yang sama, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan dalam waktu satu jam kedepan tim dokter akan menyampaikan detail luka-luka yang dialami korban.
"Satu jam lagi tim dokter akan menyampaikan hasil pemeriksaan," jelasnya.
Sebagai informasi, lima petugas dan satu narapidana tewas dalam insiden yang berawal dari pemeriksaan makanan.
Makanan yang diperiksa merupakan pemberian keluarga narapidana untuk keluarganya yang mendekam dalam Rutan Mako Brimob.
Selain korban jiwa, tiga petugas menderita luka pada insiden yang terjadi Selasa (8/5/2018).
Satu petugas di antaranya merupakan Polwan.
Sebanyak lima orang anggota Densus 88 Antiteror mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
Pemberian kenaikan pangkat itu diputuskan Kapolri Jenderal Tito Karnavian melalui Surat Telegram tanggal 9 Mei 2018.
Kelima anggota Polri yang mendapat penghargaan yakni:
1. Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji Siswanto
2. Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi
3. Brigpol Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho
4. Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli
5. Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas.
"Empat dari satuan khusus Densus 88 Anti-teror dan satu yakni Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiaji dari Polda Metro Jaya yang juga tergabung dalam Densus 88," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto
Menyerah Setelah 40 jam
Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Syafruddin mengatakan bahwa operasi pembebasan berhasil dilakukan setelah 40 jam aksi penyanderaan terhadap anggota Brimob dilakukan para teroris.
Tapi banyak pertanyaan terkait pembebasan tersebut yang belum bisa dijawab polisi.
"Operasi pembebasan sudah selesai dengan aman terkendali dan seluruh napiter 156 menyerahkan diri," kata Komjen Pol, Syafruddin di Mako Brimob, Kamis (10/5/2018).

Dikatakan oleh Syafruddin, upaya pembebasan para sandra dengan cara pendekatan soft approach bukan karena negosiasi namun dengan pendekatan lunak oleh polri dan seluruh tim.
Bahkan dalam pembebasan tersebut sebanyak 155 napiter menyerah dan tidak ada korban jiwa sedikitpun.
"Tidak ada satu korban jiwa pun. Semua menyerahkan diri karena keteguhan dan ketulusan seluruh tim sehingga apa yang kita hasilkan semoga jadi pelajaran kita semua untuk memandang sesuatu yang objektif. Polri cukup tulus ikhlas walau 9 jadi korban 5 gugur, 4 cidera," katanya.

Namun dirinya engan berkomentar mengenai napi teroris yang menyerahkan diri tanpa adanya perlawanan tersebut.
Ia menyebut itu adalah kapasitas pimpinan di lapangan.
Pihaknya mengaku hingga saat ini tim lapangan masih melakukan investigasi di lokasi kejadian, sehingga ia meminta rekan media untuk menunggu hasil investigasi lanjutan yang akan disampaikan nanti.
"Nanti hasil investigasi ini akan kita update 2 jam. Kesimpulan nanti," katanya.(*)