Kapolri Sebut Bom Wanita Bunuh Diri Pertama Ternyata di Negara Ini, Kenapa Saya Tidak Bunuh Bapak
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian buka-bukaan rahasia munculnya teroris wanita pertama di dunia yang kemudian
Selain itu, para wanita itu pun telah menjadi korban doktrin sehingga yakin bahwa dirinya akan langsung masuk syurga ketika melakukan jihad qital (berperang).
Baca: Sering Terdengar Suara Aneh yang Lama dari Rumah Dita Hingga Sebabkan Saluran Air Tercemar
Mereka menganggap tindakannya itu sebagai amaliah, tetapi polisi menganggapnya sebagai tindakan teroris.
Golden moment
Tito juga mengingatkan adanya istilah di kalangan teroris yang bisa membuat mereka bertindak semakin brutal dan sampai bunuh diri.
"Para teroris itu mengenal apa yang disebut sebagai express way dan golden momen. Ini diyakini betul oleh mereka karena telah didoktrin secara keliru," ujarnya.
Dalam operasi amaliah, berupa serangan teror terhadap sejumlah objek yang menjadi sasaran, kata Tito, para teroris itu mengidam-idamkan jalan tol atau momentum emas yang bisa mengantarkan mereka langsung masuk syurga.
Baca: Putus Dengan Sophia Latjuba Tak Lama Kemudan Ariel Noah Terlihat Bareng, Katanya Kerja Bareng
"Pertama, kalau mereka bisa terbunuh dalam operasi amaliah, mereka yakin bisa langsung masuk syurga. Ini namanya express way," katanya.
Yang kedua, ujar Tito, para teroris itu mencari kesempatan untuk melakukan konfrontasi dengan petugas sehingga memiliki peluang untuk membunuh atau melukai orang yang dianggapnya sebagai musuh.
"Kalau mereka bisa membunuh petugas, mereka merasa langsung dapat pahala. Kalau pun kemudian mereka mati terbunuh, itu mereka cari benar karena itu adalah golden momentum," katanya.
Baca: Mabes Polri Selidiki Buletin Digital Propaganda ISIS Al-Fatihin Berbahasa Indonesia
Karena itu, kasus lima teroris yang bersenjata tajam langsung menabrak mati petugas jaga adalah bukti yakin dengan adanya jalan tol masuk syurga.
Mereka bisa membunuh satu polisi, itu artinya mereka mendapat pahala. Bahwa kemudian terbunuh, itu justru kesempatan yang mereka cari.
Teroris Nangis Ditangkap Hidup-hidup
Tito juga menceritakan pengalaman unik dan sekaligus menarik saat menangkap dua orang teroris di Bogor.
Kedua teroris itu adalah pelaku peledakan Kedutaan Besar Australia di Jalan Rasuna Said, Kuningan, beberapa tahun lalu.
Salah satu teroris tersebut adalah Iwan Rois yang saat ini berstatus sebagai nara pidana dengan hukuman mati.
Baca: Pasukan Elit TNI Sudah Bantu Berantas Teroris, Keberadaan dan Persenjataan Mereka Misterius
Iwan Rois dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan.
"Begitu kita tangkap hidup-hidup keduanya nangis. Saya tanya kenapa kamu nangis, mereka malah bilang kenapa saya tidak dibunuh saja. Kenapa kita tidak kontak senjata saja," ujar Tito menirukan ucapan Iwan Rois.
Iwan Rois pun menyesal karena tidak bisa membunuh petugas yang menangkapnya, termasuk Tito.
"Kenapa saya tak bisa bunuh Bapak. Kenapa bapak tidak bunuh saya. Saya kehilangan golden momentum kalau begini," tambah Tito menceritakan pengalamannya.
Ketika kepada Iwan Rois diminta untuk bunuh diri saja, yang bersangkutan menolak.
Iwan justru takut masuk neraka jika sampai melakukan tindakan nekat bunuh diri di depan petugas.
"Wah itu saya bisa masuk neraka kalau sudah begitu," katanya.