Sejarah Pulau Belitong

Ini Nama Dua Masinis Trem Terakhir di Belitong, Satu Warga Manggar Satu Dari Madura

Dalam buku GB Jilid I disebutkan, pembangunan trem dimulai 1885 di Distrik Manggar pada masa N.V Billiton Maatschappij (BM)

posbelitung.co/Leiden University Libraries
Masinis trem di Belitong pada zaman kolonial Belanda. 

POSBELITUNG.CO - Refrensi tentang trem bisa diperoleh lewat terjemahan buku Gedenkboek Billiton (GB) 1852-1927 jilid I dan II, Koleksi Tropenmuseum dari Yayasan Royal Tropical Institute Amsterdam, serta website resmi Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda.

Informasinya tersaji mulai dalam bentuk buku, foto, sampai peta.

Dalam buku GB Jilid I disebutkan, pembangunan trem dimulai 1885 di Distrik Manggar pada masa N.V Billiton Maatschappij (BM) dipimpin oleh Johan Philip Ermeling.

Ia berhasil menyakinkan dewan komisaris perusahaan setelah ditemukannya sejumlah lokasi kaya timah di Manggar.

Penemuan itu menuntut penambahan pekerja dan pembangunan trem dinilai sepadan dengan hasil yang akan didapatkan.

Baca: Ini Titik-titik Pemberhentian Trem di Belitung Timur, Dari Kulong Minyak Sampai Rumah Muncong

Baca: Menelisik Jejak Trem Belitong, Ternyata Ada 15 Unit dan Ini Dia Jalur Serta Jadwal Operasionalnya

Kala itu peraturan perusahaan menuntut pegawai dengan gaji f 300 Gulden atau lebih harus memiliki kuda untuk bekerja.

Para administrator distrik membutuhkan setidaknya 3-4 kuda yang biaya pembeliannya tidak ditanggung oleh perusahaan.

Di Manggar, peraturan ini lebih longgar karena kebutuhan transportasi pekerja diakomodir dengan trem.

Rel dibangun dengan lebar 72 cm dan berat 12 Kg/meter, mencakup 22 Km jalur utama dan 28 Km lajur-lajur samping yang dibagi atas 21 sungai kecil.

Namun tak seperti kebanyakan cerita, menurut buku Gedenkboek Billiton pada awalnya menumpang trem bukannya gratis, tapi berbayar.

Jumlah penumpang dan barang yang diangkut dalam setiap tahunnya pun tercatat dengan baik.

Misalnya saja di tahun 1921-1922, trem Manggar tercatat telah mengangkut penumpang sampai 201.187 orang.

 Sedangkan kurun waktu 1922-1923 menurun hingga 32.251 penumpang dan 207.744 pikul muatan.

Setelah itu aktivitasnya terus mengalami penurunan sampai pihak perusahaan pun tak mampu memperkirakan sampai kapan trem tersebut bisa digunakan.

Bertambahnya jumlah mobil dinilai sebagai salah satu penyebab menurunnya aktivitas trem kala itu.

“Pada kerusuhan di tahun 1911 di Manggar, mobil menunjukkan besar gunanya. Pada hari-hari kritis itu para pegawai secara cepat dapat mencapai kebakaran di seluruh distrik, sejak saat itu perjuangan hak membeli mobil telah menang,” tulis buku Gedenkboek Billiton Jilid II.

Sementara website perpustakaan Universitas Leiden menampilkan cukup banyak foto tentang keberadaan trem di Manggar.

Salah satu foto menggambarkan sebuah lokomotip yang diberi nama Damar sedang menarik sejumlah gerobak berisi mangkuk kapal keruk.

 Selain dari foto, gambaran jalur rel trem juga tampak pada sejumlah peta yang diterbitkan tahun 1878, 1898, 1900, 1925, 1927, dan 1930.

Dari semua peta tersebut, tampak Pulau Belitong memiliki dua jalur tram yakni di Distrik Manggar dan Distrik Sijuk.

Jalur rel trem di Distrik Sijuk lebih pendek dan tak bercabang dengan rute membentang mulai dari Selumar sampai Pelabuhan Sijuk.

Namun seperti halnya di Manggar, jejak jalur trem di Sijuk kini nyaris tak berbekas. Tahun pembuatan serta

“Bekas rel dan lokomotipnya dak ada lagi, paling yang tersisa cuma beton bekas jembatannya saja,” kata Adi Darmawan, Ketua Ketua Hkm Arsel Community Desa Selumar kepada Pos Belitung, Rabu (4/2).

Dari sejumlah sumber yang ada, belum ditemukan informasi mengenai negara atau perusahaan pembuat trem di Belitung.

Namun menurut mantan juru tulis N.V GMB Derus (86), trem tersebut merupakan buatan Amerika Serikat.

Pada zaman Derus, trem sudah dioperasikan oleh masinis lokal.

Seingatnya, satu warga Manggar bernama Wak Liman  dan satunya Wak Sidin, berasal dari Madura.

Tak hanya menjadi masinis, keduanya juga bertanggungjawab melakukan perawatan trem.

“Mereka berdua jadi masinis terakhir sampai tremnya tidak jalan lagi, saya tidak tahu keluarga mereka sekarang tinggal di mana,” kata Derus.

Berita ini adalah hasil observasi dan wawancara wartawan posbelitung.co Wahyu Kurniawan pada bulan Februari 2015 dan dimuat pada edisi cetak Pos Belitung, 1 Maret 2015.

Semoga bermanfaat dan menginspirasi kalian ya. (posbelitung.co/Wahyu Kurniawan)

 

Informasi Tentang Trem di Belitong

•             Warna : Hitam

•             Dibangun tahun 1885 di Distrik Manggar

•             Lebar rel 72 cm dengan berat 12 Kg per meter

•             22 Km lajur utama

•             28 Km lajur samping melintasi 21 sungai kecil

•             1915-1916 tram mengangkut 68.358 penumpang, 36.568 pikul muatan

•             1921-1922 bahkan sampai 201.187 penumpang

•             1922-1923 tinggal 32.251 penumpang, 207.744 pikul muatan

•             1924-1925 167.636 pikul

•             1927 untuk mengangkut kayu

Sumber : Buku Gedenkboek 1852-1927 Jilid II.(posbelitung.co/Wahyu Kurniawan)

Titik Pemberhentian Trem Manggar

* Lipat Kajang

* EC

* Olipier

* Mengkubang

* Gunong Bulong

Sumber : Haji Daud (posbelitung.co/Wahyu Kurniawan)

Ujung Rangkain Jalur Trem Manggar

Distrik Manggar (Manggar-Damar)

* Olipier

* EC

* Desa Kurnia Jaya

* A. Ladang

* A. Garumedang

* A Lembong

* Merak

* A. Landai

* A. Rayak

* Gunong Bulong

Sumber : Peta Billiton 1930 Koleksi Perpustakaan Univ.Leiden, Belanda. (posbelitung.co/Wahyu Kurniawan) 

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved