Lion Air Jatuh

Fotografer Bangka Pos Nyaris Jadi Korban Lion Air JT610

Ucapan istighfar keluar dari mulut Resha Juhari usai mendapatkan informasi terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT610.

Editor: Fitriadi
capture instagram Reshajr
Resha Juhari 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Fotografer Bangka Pos Resha Juhari bersyukur tak jadi menumpang pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di Perairan Tanjung Pakis Karawang Jawa Barat, Senin (29/10/2018).  

Fotografer Bangka Pos Group ini sebenarnya berencana pulang pada waktu kejadian.

Namun keputusan itu tak jadi diambil di detik-detik akhir pemesanan tiket secara online.

"Ini mungkin doa anak-anakku dan istri. Anakku baru lahir, baru dua minggu usianya," kata Resha kepada posbelitung.co (Bangka Pos Group), Rabu (31/10/2018).

Resha tak habis-habisnya bersyukur terhindar dari maut.

Baca: Dokter RSBT Korban Lion Air JT 610, Intan Kehilangan Calon Suami yang Baru Seminggu Melamarnya

Ia bercerita kala itu dirinya sedang cuti menemani istrinya melahirkan di Bekasi selama dua pekan.

Selama di Bekasi, ia menetap di rumah mertuanya.

Ia setiap hari mengaku menemani istri dan menjaga anak-anaknya.

Tahu jadwal cutinya berakhir di penghujung bulan, Resha sebenarnya sudah berencana untuk pulang pada Senin pagi.

Mencari penerbangan pagi sudah menjadi kebiasaan Resha setiap kali pulang dari Bekasi ke Pangkalpinang. 

Namun entah mengapa, sejak satu minggu sebelum kejadian Lion Air jatuh, keinginannya untuk memesan tiket melalui daring selalu gagal.

"Lebih dari dua kali la pesen tiket online untuk Senin itu (29 Oktober 2018) tapi batal terus, apa

boleh buat," papar Resha.

Hingga Jumat 27 Oktober 2018 pagi, Resha mengaku masih tetap tak mengubah keinginannya untuk pulang pada Senin.

Baca: Fakta tentang Bhavye Suneja Pilot Lion Air JT 610, Berasal dari India dan Punya Ribuan Jam Terbang

Semua keluarga di Pangkalpinang sudah diberitahu bahwa dirinya akan pulang pada hari itu, seperti biasanya.

Namun, entah mengapa Jumat sore tiba-tiba saat memesan tiket secara daring, Resha memilih Selasa 30 Oktober 2018.

"Pas buka Travel*** saya jadi pengen pulang Selasa. Jadi langsung saya bayar hari itu. Jamnya tetap pagi. Cuma keluargaku di Pangkal (Pangkalpinang) tidak tahu, " cerita Resha.

Resha tak menyangka keputusan yang tiba-tiba itu mengubah segalanya. 

Ia masih bisa tersenyum dan melihat kedua anaknya dan istri.

Ibu Terjatuh di Pasar

Kabar kecelakaan Lion Air JT610 tak hanya membuat beredar di media televisi, online dan media sosial.

Hal ini membuat keluarga besar Resha di Pangkalpinang panik.

Mereka berusaha menghubungi Resha kala itu.

Bahkan, sang ibu yang sedang belanja di pasar terjatuh.

"Ibu kami jatuh di pasar pas mendenger kejadian itu. Soalnya keluarga saya tahunya saya pulang Senin," ujar Resha.

Baca: Fitri Carlina Khawatir Punya Suami Pilot, Ini yang Dirasakannya Seminggu Sebelum Lion Air Jatuh

Pagi itu, kata Resha ponselnya mati.

Sehingga, banyak keluarga yang menelepon tidak bisa.

Hal inilah yang kemudian membuat rasa panik pihak keluarga semakin menjadi-jadi.

"Soalnya HP saya mati pagi harinya, jadi adik, ayuk dan ibu saya nangis. Mereka pikir saya jadi berangkat pagi tu," sebut Resha.

Akhirnya, pihak keluarga tenang setelah mendengar kabar bahwa Resha tidak jadi berangkat dari istri dan mertua.

"Ayukku sempat terbayang namaku ada di pesawat itu. Dia sudah menangis di rumah (Pangkalpinang). Tapi syukurlah, Allah berkehendak lain dan masih ingin aku di sini menemani anak dan istri bersama keluarga," jelas Resha.

Kawan Kantor Bersyukur 

Rekan satu kantor Resha lega mendengar kabar nama Resha tak masuk dalam daftar manifes pesawat Lion Air JT60 yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang Bekasi Jawa Barat.

"Syukurlah, beliau selamat. Kalau tidak, kasihan anaknya masih kecil," ujar Dedi.

Dedi sempat khawatir juga lantaran mendengar kabar Resha pulang Senin.

"Dengar kawan-kawan biang dia (Resha) pulang Senin. Untunglah Selasa rupnya. Syukurlah selamat," sebut Dedi.

Ketinggalan Pesawat

Tak hanya fotografer Bangka Pos Resha Juhari, pegawai Kanwil Ditjen Perbendaharaan Bangka Belitung Sony Setiawan juga bersyukur tiada henti-hentinya dirinya batal menumpangi pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh, Senin (29/10/2018) pagi.

Sony tertinggal pesawat lantaran terjebak macet di tol Cikampek. Ia menyebutkan dirinya seharusnya sudah menumpang pesawat ini dan sudah melakukan check-in.

"Saya kan rumahnya di Bandung tiap minggunya pulang, setiap senin pagi naik Lion yang 06.10. Biasa dari Bandung 11 malam biasanya terminal 1 B Jakarta sekitar jam 3 pagi, tadi pagi macet parah di Cikampek saya baru sampai Bandara 6.20 pesawat sudah terbang," katanya ditemui di Bandara Depati Amir, Senin (29/10/2018).

Baca: Keluarga Penumpang Lion Air JT 610 Atas Nama Susilo Wahyu Belum Melapor

Ia mengatakan dirinya sempat lemas dan menangis saat tiba di bandara Soekarno Hatta mengetahui pesawat yang seharusnya ditumpanginya itu dikabarkan hilang kontak.

"Saya lemes sampai nangis, ini lah jalannya takdir Allah buat saya untuk memperbaiki diri. Karena tau saya telat saya beli tiket Sriwijaya yang 09.40 karena tadi parah sekali macetnya," katanya.

Dirinya memang sudah memiliki firasat tidak nyaman sejak kemarin sore. Bahkan Ia sudah mencetak boarding pass karena takut terlambat.

"Enggak ada firasat, dari kemarin sore enggak enak. Saya check online karena takut terlambat, tapi saya kok males benar pergi. Biasanya enggak pernah dicetak boarding pas," katanya. (Posbelitung.co/Edy Yusmanto)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved