Bayi Pertama di Dunia yang Lahir dari Transplantasi Rahim Wanita yang Meninggal, Beratnya 2,5 Kg
Inilah Bayi Pertama di Dunia yang Lahir dari Transplantasi Rahim Wanita yang Meninggal
POSBELITUNG.CO -- Bayi lahir dari seorang wanita hamil tentu adalah berita yang biasa.
Karena nyatanya ada puluhan atau mungkin ribuan bayi yang lahir seperti itu setiap harinya.
Namun bagaimana ada seorang bayi yang lahir dari seorang ibu yang menerima rahim yang ditransplantasi dari seorang wanita yang meninggal?
Ini baru langka. Bahkan ini yang pertama terjadi di dunia kedokteran.
Dilansir dari dailymail.co.uk pada Selasa (4/12/2018), melaporkan seorang bayi telah lahir dari seorang ibu yang menerima rahim yang ditransplantasi dari seorang wanita yang meninggal.
Baca: Asisten Unggah Potret Intimnya Anang dan Ashanty Kalau di Rumah, Daster dan Sarung Kuncinya
Baca: Potret Manuella Putri Bungsu Sophia Latjuba yang Beranjak Remaja, Curi Perhatian, Intip Fotonya ini
Bagaimana prosesnya?
Dokter di Hospital das Clinicas di Universitas Sao Paulo mencoba menjelaskannya dalam jurnal medis bergengsi The Lancet.
Kasus ini bermula ketika ada seorang wanita yang tidak memiliki rahim.
Kondisi ini disebut sindrom Mayer Rokitansky Kuster Hauser (MRKH), dimana MRKH adalah kelainan kongenital yang ditandai dengan tidak adanya vagina, rahim, dan leher rahim.
Lalu ketika ada seorang wanita yang ingin hamil, maka ia perlu menggunakan organ dari seorang wanita yang telah meninggal dunia.
Untuk kasus ini, seorang wanita berusia 32 tahun asal Brasil memiliki sindrom MRKH.
Baca: Sindir Boni Hargens di ILC, Fadli Zon: Baru Satu Poin Saja Sudah Gelagapan
Baca: Habib Bahar dan Ali Ngabalin Berdebat Sengit di Depan Layar, Inilah Percakapannya saat Jeda
Lalu dia mendapatkan organ dari seorang wanita berusia 45 tahun yang meninggal karena stroke.
Menurut dokter, mereka menanamkan rahim yang disumbangkan oleh pendonor ke tubuh pasien. Kira-kira 11 jam lamanya operasi.
Tak hanya itu, pendonor juga menyerahkan jantung, hati, dan ginjalnya.
Dilaporkan si pasien menghabiskan dua hari di perawatan intensif dan diberi obat imunosupresi untuk menghentikan tubuhnya yang menolak organ baru.