Ternyata Warga Negara Ini yang Paling Banyak Belanja Selama Haji dan Umrah

Pemerintah Saudi telah mengeluarkan lebih dari 6 juta visa umrah sepanjang tahun ini.

Editor: Novita
P PHOTO / MOSAAB ELSHAMY
Umat Islam melakukan tawaf atau berjalan mengelilingi Kakbah di Masjidil Haram, kota suci Mekah, Saudi Arabia. Tawaf dilakukan sebagai bagian dari rangkaian ibadah haji. 

POSBELITUNG.CO - Jutaan umat Islam di seluruh dunia mengunjungi dua kota suci setiap tahunnya di Arab Saudi.

Pemerintah Saudi telah mengeluarkan lebih dari 6 juta visa umrah sepanjang tahun ini. Banyaknya mereka yang ingin mengunjungi Makkah dan Madinah menjadi kesempatan bagi otoritas untuk memasarkan produk yang lebih besar.

Lalu warga negara asing mana yang paling banyak belanja ketika umrah atau haji?

Menurut data dari Kamar Dagang dan Industri Makkah, warga Mesir menempati urutan teratas dalam membelanjakan uang mereka di Saudi.    

"Warga Mesir menempati urutan teratas dalam daftar diikuti Irak, Aljazair, dan Turki," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Mekah Aziz Awliyaa, seperti dikutip dari Arab News, Sabtu (11/5/2019).

Menurutnya, ada korelasi antara kondisi ekonomi negara masing-masing dengan daya beli serta aspirasi ketika berada di Saudi.

"Seorang jemaah bisa menghabiskan rata-rata 700 dolar AS (Rp 10 juta) selama periode 10 hari, yaitu lima hari di Madinah dan lima hari di Makkah," ujar Awliyaa.

Mantan Ketua Komite Nasional untuk Haji dan Umrah di Kamar Dagang dan Industri Makkah, Saad Jameel Al-Qurashi, menuturkan, setiap jemaah menghabiskan waktu yang berbeda ketika berada di Saudi.

"Warga negara India, Pakistan, dan Bangladesh lebih memilih untuk tinggal selama 30 hari, sementara beberapa jemaah Mesir lebih suka tinggal hingga 20 hari," katanya.

Dia berpendapat, satu di antara cara untuk memenuhi kebutuhan pengunjung internasional yang beragam adalah dengan globalisasi gerai makanan dan minuman.

"Ada kebutuhan untuk membuka restoran asing di Makkah agar jemaah bisa mengunjungi restoran dan mencicipi hidangan dalam suasana modern," ujar Al-Qurashi.

Dengan beragamnya sektor makanan, diyakini akan merangsang sektor perhotelan dan mendukung diversifikasi bagi lebih dari jemaah dari 150 negara yang bertemu di satu tempat selama Ramadan.

"Jemaah ingin membeli barang-barang yang tidak mereka temukan di negara mereka," tuturnya.   

Al-Qurashi menilai perlu pembentukan badan-badan ekonomi penelitian untuk meninjau tingkat pengeluaran jemaah selama berada di kota suci.

Selain itu, perlu juga penjualan oleh-oleh yang diproduksi oleh warga negara Saudi sehingga mencontohkan semangat Makkah.

Data dari Kementerian Haji Saudi pada awal bulan ini menunjukkan, jumlah jemaah terbesar yang melakukan umrah berasal dari Pakistan (1.353.625), diikuti oleh Indonesia (881.459), India (579.443), Mesir (405.750) dan Turki (279.038). (*)

Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : Warga Negara Mana yang Paling Banyak Belanja Selama Haji dan Umroh

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved