Kapolda Metro Jaya Dalami Hal Janggal dari Motif Polisi Tembak Polisi hingga Tewaskan Bripka Rahmat

Pasalnya, Brigadir Rangga Tianto diketahui datang bersama dengan orangtua pelaku tawuran yang ditangkap oleh Bripka RT.

Editor: Kamri
TRIBUNJAKARTA/DWI PUTRA KESUMA
Suasana di Polsek Cimanggis pukul 00.30 WIB pasca terjadi suara letusan yang diduga dari senjata api, Jumat (26/7/2019). 

POSBELITUNG.CO - Pihak kepolisian terus mendalami kasus polisi tembak polisi yang dilakukan Brigadir Rangga Tianto (RT) (32) kepada Brigadir Kepala (Bripka) Rahmat Effendy (RE) (41).

Diketahui, Bripka Rahmat Effendy tewas setelah diberondong tujuh tembakan oleh pelaku Brigadir Rangga Tianto di ruangan SPK Polsek Cimanggis, Kota Depok, Kamis (25/7/2019).

Dikutip dari TribunJakarta.com, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono menjelaskan bahwa saat ini motif penembakan yang dilakukan Brigadir Rangga Tianto masih terus didalami.

"Kita masih melakukan penyelidikan ya, untuk melihat apa motif yang dilakukan pelaku ini," ujar Gatot, Jumat (26/7/2019).

Dikatakan oleh Gatot, ada hal janggal dari kasus penembakan tersebut.

Pasalnya, Brigadir Rangga Tianto diketahui datang bersama dengan orangtua pelaku tawuran yang ditangkap oleh Bripka RT.

"Kan kalau dilihat dari kronologis perkaranya, korban ini kan melerai satu rencana tawuran, melerai kemudian membawa salah satu dari pada pelaku tawuran itu ke Polsek," ungkap Gatot.

"Kemudian ada salah satu anggota Polri datang ke sana juga, nah ini kita dalami, mengapa dia melakukan tindakan seperti itu," paparnya.

Saat ini, diketahui, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan pada motif tersebut.

"Untuk mengetahuinya, kita tunggu hasil penyelidikan ya," jelasnya.

Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, Biro Psikologi Mabes Polri juga akan melakukan pengecekan terhadap kondisi psikologis Brigadir Rangga Tianto.

"Jadi nanti setelah ini akan dilakukan cek, baik itu kondisi psikologi yang bersangkutan (Brigadir RT)," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra, Jumat (26/7/2019).

Tak hanya itu, kepolisian juga akan melakukan tes urine untuk mengetahui apakah pelaku melakukan pelanggaran obat-obatan terlarang atau tidak.

"Kami akan cek urine juga nanti. Apakah ada latar belakang terkait dengan penyalahgunaan kewenangan ini ada persoalan-persoalan lain di belakangnya," ucap Asep.

Tak hanya menangani kasus hukum Brigadir Rangga Tianto, pelaku nantinya juga akan mendapatkan hukuman internal dari satuan Polri.

"Nanti kami kan lihat ancamannya seberapa besar, itu akan berkorelasi bagaimana internal kepolisan untuk menindaklanjutinya," tuturnya.

Kronologi Penembakan

Dikutip dari Kompas.com, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono menjelaskan kronologi polisi tembak polisi, yang tewaskan Bripka Rahmat.

Dijelaskan oleh Argo, kejadian bermula saat Bripka Rahmat menangkap seorang pelaku tawuran bernama FZ, sekitar pukul 20.50 WIB, Kamis (25/7/2019).

Setelah menangkap FZ, ia langsung menyerahkan FZ ke bagian SPK Polsek Cimanggis tempatnya dinas.

Tak berselang lama setelah penangkapan tersebut, orangtua FZ berinisial Z (46) datang ke Polsek Cimanggis, bersama dengan Brigadir Rangga Tianto.

Z maupun Brigadir Rangga Tianto diketahui sama-sama warga Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Depok.

"Awalnya Bripka RE mengamankan seorang pelaku tawuran inisial FZ beserta barang bukti berupa clurit ke Polsek Cimanggis. Lalu, orangtua FZ datang ke polsek didampingi Brigadir RT dan Brigadir R," ujar Argo Yuwono.

Maksud kedatangan orangtua FZ dan Brigadir Rangga Tianto, rupanya untuk meminta pelaku tawuran tersebut dibebaskan.

"Mereka meminta FZ dibebaskan, namun ditolak oleh Bripka RE," kata Argo.

Lantaran dijawab dengan nada tinggi oleh Bripka Rahmat, Brigadir Rangga Tianto diketahui langsung terpancing emosi.

Ia kemudian masuk ke dalam ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) dan mengambil senjata api miliknya.

Setelah itu, ia kembali mendatangi Bripka Rahmat, dan langsung menembaknya.

"Lalu, dia (Brigadir RT) menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali tembakan pada bagian dada, leher, paha, dan perut," ungkap Argo Yuwono.

Akibatnya, korban meninggal di lokasi kejadian, karena luka tembak yang dideritanya.

(TribunWow.com/Nila Irdayatun Naziha)

Artikel ini telah tayang di TRIBUNWOW.COM dengan Judul Kapolda Metro Jaya Dalami Hal Janggal dari Motif Polisi Tembak Polisi hingga Tewaskan Bripka Rahmat

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved