Berita Belitung

Terkendala Angin, Atlet Lempar Lembing Mengaku Tak Bisa Maksimal

Menurut Emilia untuk lemparan bagus agak sulit dilakukan saat pertandingan Jumat, karena terkendala angin yang kuat.

posbelitung.co/Suharli
Fira Firliana Yuni saat melakukan lempar lembing, Jumat (13/9/2019) 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG  -- Dua tahun tidak turun di Cabang Sapta Lomba, pada Kejuaraan Atletik Laskar Pelangi Open (KALPO) 2019, Emilia Nova turun di nomor Lempar lembing dan tolak peluru.

Atlet penyumbang perak dalam Asian Games 2018 pana nomor lari gawang 100 meter putri tersebut mengaku memiliki dua spesialis nomor pertandingan dalam atletik.

"Sebenarnya saya ada dua spesialis lari gawang dan saptalomba, nah dua tahun ini aku gak pernah turun Sapta lomba, terus gak pernah bela DKI karenakan kemarin (2018) aku fokus ke asian games," ujar Emilia ditemui usai penyerahan podium kepada posbelitung.co, Jumat (13/9/2019).

Atlet wanita peraih medali emas pada ajang atletik 1st Malaysia Open Grand Prix 2019 tersebut mengaku baru sembuh dari cedera yang dialaminya pada Februari 2019 lalu.

"Ini baru sembuh, baru sebulan belakang ini mulai latihan lagi, tapi saya datang kesini tujuannya bukan untuk tanding, tapi untuk refresing saja, jadi saya turunnya di nomer lembing dan peluru," ujarnya.

Emilia pun membandingakan perkembangannya selama dua tahun tidak turun di sapta lomba.

"Selama dua tahun tidak pernah turun lembing dan peluru kan. Malah ini jadi personal best jadi ini lemparan terbaik aku selama dua tahun terakhir, terakhirkan di SEA Games personal best aku 35.10 tadi 36.02 tapi enjoy saja si disini tidak ada target apa-apa, disini kayak pindah latihan aja, refresing dan ganti suasana baru," ujarnya.

Emilia Nova  saat melakukan lempar lembing, Jumat (13/9/2019)
Emilia Nova saat melakukan lempar lembing, Jumat (13/9/2019) (posbelitung.co/Suharli)

Menurut Emilia untuk lemparan bagus agak sulit dilakukan saat pertandingan Jumat, karena terkendala angin yang kuat.

"Karena anginnya sangat kencang, kedalanya disitu, dari teman-teman yang tanding tadi juga bilang sama. Walaupun sudah mengeluarkan tenaga semaksimal mungkin kalau angin enggak mendukung lemparan pasti jelek, karena lembing itu kan ringan jadi pengaruh banget anginya kan," jelasnya.

Selain itu Emilia juga mengamati untuk untuk limit PON nomor lari, menurutnya untuk mengejar limit PON di Kalpo 2019 susah karena atlet melawan angin.

"Yang disini kan tujuannya mau lolos limit PON, untuk lolos limit PON disini susah karena anginnya tuh tabrakan sama atlet, kalau angin dorong enak, kalau nabrak angin berat," ujarnya.

Sedangkan untuk jumlah peserta, Emilia menyoroti jumlah peserta menurutnya lebih ramai saat Kalpo 2016 lalu.

"kalau sekarang agak sepi, mungkin karena banyak yang menguti Pomnas atau persiapan SEA Games mungkin fokusnya kelain," ujarnya.

Sementara itu peraih medali emas nomor lempar lembing putri pada Kalpo 2019, yakni Fira Firliana Yuni dari tim Jawa Barat dengan lemparan 41.47 meter, ditemui posbelitung mengatakan baru dua bulan terakhir latihan kembali.

"Untuk selama bulan ini kan saya latihan cuman beberapa minggu, sebelumnya saya kan ikut Angkatan Darat jadi tidak bisa latihan, sedang rumah saya kan di bekasi jadi kalau latihan harus balik ke Bandung," ujarnya.

Pemecah rekornas lempar Lembing U18 tersebut mengaku juga mengaku saat pertandingan terkendala angin kuat.

"Anginnya gede banget disini, sama lagi cedera di elbow (sikut), jadi tidak bisa maksimal, secara keseluruhan cukup memuaskan," ujarnya.

Fira mengaku mengikuti KALPO 2019 untuk memenuhi limit nomer lempar lembing PON XX.

(posbelitung.co/Suharli)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved