PNS Kementerian PU Tewas Dibunuh Pembunuh Bayaran, Korban Sudah Tewas Dicekik Sebelum Dicor Semen

Uang Rp15 juta yang rencananya akan membayar hutang, justru digunakan untuk membayar jasa orang-orang yang membantunya membunuh korban.

Editor: Rusmiadi
istimewa
Proses evakuasi mayat diduga Apriyanita di TPU Kandang Kawat Palembang. Apriyanita adalah PNS Kementeria PU yang hilang sejak 9 Oktober lalu. 

POSBELITUNG.CO -  Persoalan utang piutang dari bisnis jual beli mobil menjadi motif dari kasus pembunuhan terhadap Apriyanti (50), PNS di Kementerian PU Balai Besar Jalan Palembang.

Jenazah korban ditemukan dalam keadaan disemen di TPU Kandang Kawat Palembang , Jumat (25/10/2019). Setelah sebelumnya dinyatakan hilang oleh pihak keluarga

Saat ditemui di Unit 1 Subdit III Jatanras Mapolda Sumsel, Yudi Tama Redianto (41) mengaku tega membunuh korban lantaran tak tahan terus ditagih hutang oleh korban.

//

"Hutang itu berawal dari tanggal 26 Agustus 2019. Saat itu saya menawari ada lelang mobil di Jakarta. Mobil jenis inova tahun 2016. Harganya Rp.145 juta," ujar Yudi.

Namun bukannya dibelikan mobil, uang tersebut justru dihabiskan tersangka untuk berfoya-foya.

//

Sementara korban terus menagih agar uangnya dikembalikan.

"Mobilnya tidak ada," ujar Yudi.

Dari total Rp.145 juta, tersangka mengaku sempat mengembalikan uang sebesar Rp 50 juta secara berangsur ke korban.

Puncaknya pada tanggal 8 Oktober 2019, korban kembali menagih uangnya.

Kali ini korban meminta uang sebesar Rp.35 juta.

Sedangkan tersangka mengaku hanya memiliki uang sebesar Rp.15 juta.

"Sebenarnya dia (korban) tidak marah sih, cuma bilang yud, saya butuh uang besok. Bayar hutang kamu Rp. 35 juta. Tapi saya cuma punya uang Rp.15 juta," ujarnya.

Merasa tak tenang karena ditagih hutang, tersangka lantas menghubungi pamannya, Novi atau biasa disapa tersangka dengan panggilan Acik.

Dari situlah tersangka mendapat saran untuk menghabisi nyawa korban.

Sewa Pembunuh Bayaran

Berdasarkan pengakuannya pula, uang Rp15 juta yang rencananya akan membayar hutang, justru digunakan tersangka untuk membayar jasa orang-orang yang membantunya membunuh korban.

"Acik ngajak Ilyas. Jadi ada 3 orang yang membunuh korban," ucapnya.

Dikatakan tersangka, tidak ada kepercayaan khusus yang selama ini diberikan korban terhadapnya.

Namun menurutnya, korban bersedia diajak bekerja sama dalam bisnis karena mereka sempat bekerja di satu kantor yang sama yakni di satua kerja (Satker) wilayah III PU sejak tahun 2014.

"Waktu satu kantor itu, meja kerja kami bersebelahan. Kemudian saya pindah di wilayah I dan korban tetap di tempat yang lama," ujarnya.

Sementara itu Ilyas Kurniawan (26) menjadi satu dari tiga tersangka pembunuhan terhadap Apriyanita.

Selain Mgs Yudi Tama Redianto (41) yang saat ini sudah berhasil ditangkap dan IN alias Nopi alias Acik (DPO).

//

Saat ditemui di Unit 1 Subdit III Jatanras Mapolda Sumsel, Ilyas mengaku dirinya yang mencekik leher korban dengan tali tambang hingga tewas.

"Tali tambang itu saya dapat dari Yudi. Dia yang langsung kasih dan minta saya untuk mencekik korban," ujarnya.

Diakui pria yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh bangunan itu, dirinya tidak mengetahui akan diajak membunuh.

Ilyas hanya menerima ajakan dari tersangka Nopi (DPO) untuk pergi menemui seseorang.

"Saya kenal Nopi di kuburan kandang kawat. Soalnya dia kerja gali kubur Sedangkan saya sering nongkrong-nongkrong disana," ucap pria yang tinggal di jalan Rama Kasih III tak jauh dari TPU kandang kawat.

Ilyas mengaku saat itu tidak ada pilihan lain baginya selain mengikuti kehendak Yudi dan Nopi.

Berdasarkan pengakuannya, Yudi juga sempat melotot padanya yang saat itu sangat panik melihat korban sudah dalam keadaan tak bernyawa.

"Setelah saya cekik dari belakang, korban sudah tidak ada gerakan lagi. Kemudian saya diantar dengan mobil ke jalan Aryodila dan diturunkan disana. Selanjutnya Yudi dan Nopi pergi membawa jenazah. Saya tidak tahu mereka bawa kemana," ucapnya.

Usai membunuh, Ilyas mengaku dirinya tidak tenang. Walaupun sudah menerima upah sebesar Rp.4 juta dari tersangka Yudi sebagai uang tutup mulut.

Uang tersebut digunakannya uang membeli minum-minuman keras.

"Saya tidak tega berikan uang itu ke orang tua. Saya habiskan sendiri beli minum-minuman keras untuk melupakan kejadian (pembunuhan) itu," ujarnya.

Tersangka akhirnya dibekuk saat berada di warnet kawasan Rawa Kasih 6 pukul 20.00 WIB.

"Saya menyesal, tidak tahu nantinya bagaimana nasib saya," ujarnya.

Artikel ini sudah tayang di Tribunsumsel.com berjudul : Pengakuan Pelaku Pembunuh PNS yang Dicor Semen, Hingga Tega Sewa Pembunuh Bayaran dan Pengakuan Ilyas Pelaku Kedua Pembunuh Apriyanita, Mayat Dicor Semen, Korban Dicekik Pakai Tambang

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved