Dua Kunci Sukses Membangun Startup, Begini Cara Bos Fintech Raih Sukses Bangun Startup
Membangun bisnis startup bisa jadi menjadi impian banyak orang.Sayangnya, belum semua bisa berhasil, bahkan bingung mengawali bisnis ini.
POSBELITUNG.CO -- Membangun bisnis startup bisa jadi menjadi impian banyak orang. Namun, belum semua bisa berhasil, bahkan bingung mengawali bisnis ini.
Adapun Moses Lo sebagai CEO & Co-Founder Xendit mengatakan, selama berada di lingkungan startup ini, dirinya telah melihat banyak orang membuat kesalahan, sehingga perlu dibenahi.
Anak muda yang masuk tokoh Forbes’ 30 Under 30 ini menyarankan beberapa hal bila berhasil sukses di startup.
Pertama, kata Moses yang utama, bangunlah sesuatu yang orang inginkan.
Menurut Moses, kebanyakan pendiri startup mempunyai berbagai macam ide, kemudian langsung membangunnya dan berharap semua orang akan menggunakannya.
• Deretan Fakta-Fakta Oknum Pembina Pramuka Bunuh dan Perkosa Siswi SMP, Rela Tak Dibayar Honor?
Satu hal yang sangat dia percaya dan terus dia terapkan adalah untuk memaksa tim berbicara dengan 30 orang sebelum mereka bahkan mulai mengutarakan sebuah ide.
Pilih pelanggan yang kira-kira membutuhkan produk Anda, lalu selesaikanlah masalah mereka.
"Jika Anda tidak berbicara dengan pelanggan, jangan heran jika tidak ada yang mau menggunakannya," katanya.
Moses menyarankan untuk fokus pada inti bisnis.
Menurutnya, orang Asia memiliki kecenderungan dan ingin mengerjakan semua hal dan ini sebuah strategi yang buru.
• Ilmuwan AS Klaim Temukan Vaksin Corona yang Kini Tengah Diujikan Ke Tikus, Begini Hasil Jelasnya

Jika Anda memiliki kapasitas ekstra, ubah upaya tersebut untuk meningkatkan sesuatu yang benar-benar penting.
Misalnya, apakah Anda (sebagai pemilik bisnis) ingin membangun sistem pembayaran sendiri sementara kami memiliki lebih dari 100 orang untuk memecahkan masalah tersebut untuk Anda.
"Meskipun Anda 50 kali lebih baik dari kami, namun untuk menciptakan sistem yang sama baiknya dengan yang telah kami bangun akan memakan waktu kurang lebih 4 tahun,” kata Moses.
Selain itu diungkapkan, Venture capital (VC) dan pemberi sumber dana menghabiskan 100 persen waktu mereka berurusan dengan dana.
Sebagai pendiri, dia menggalang dana setiap 2 tahun sekali. Ini berarti ada ketidakseimbangan informasi yang besar antara VC dan pendiri.
“Cara Anda menyeimbangkan kembali hal tersebut adalah dengan belajar dari para pendiri startup yang lain. Ajukan berbagai macam pertanyaan kepada seseorang yang telah melakukannya sebelumnya,” sambungnya.
Contohnya: jangan berikan 50 persen dari perusahaan Anda di seri pertama. Jika VC menawarkan itu kepada Anda, kemungkinan besar mereka adalah VC yang buruk.
• Kunci Gitar, Chord dan Lirik Lagu Pergi Saja Geisha, Mudah Dimainkan
"Jika Anda menerimanya, Anda berhasil memberikan sinyal kepada semua investor bahwa, Anda tidak membutuhkan investasi lagi kedepannya," katanya.
Moses Lo menyebut ada sejumlah hambatan saat membangun bisnis startup.
Persoalan pertama adalah soal “product market-fit” yakni seringkali startup tidak punya gambaran yang jelas apa yang diinginkan oleh pelanggan dan apakah produk yang ditawarkan ini dibutuhkan pelanggan.
“Sebagian besar startup tidak melakukan ini - mereka membangun aplikasi yang mereka inginkan, lalu berharap mereka dapat menjualnya ke publik. Maka dari itu, lebih baik mencari tahu dulu baru membuat sesuatu,” saran Moses.
Kemudian hambatan berikutnya adalah mencari orang yang tepat.
Persoalan disini, kata Moses Lo, bakat itu sulit ditemukan, terutama ketika bersaing dengan unicorn-unicorn di Indonesia.
Apa yang dia lakukan adalah memberikan tawaran kepada sekelompok teman dan menawarkan apa yang membuat mereka lebih baik daripada unicorn.
Awal Mula Bikin Startup
Moses Lo menceritakan, bagaiman dirinya membangun Xedit yakni dari misi untuk membuat proses pembayaran menjadi lebih mudah, cepat, layanan yang hebat, dan aman yang membantu para pelaku usaha di Indonesia.
Peluang itu terbuka lebar karena melihat transformasi digital ekonomi di Indonesia dan Asia Tenggara yang begitu cepat,
"Mereka membutuhkan aplikasi yang akan membantu memproses pembayaran, membantu marketplace menyederhanakan pembayaran, mengirimkan pembayaran dan pinjaman, mendeteksi penipuan dan membantu bisnis bertumbuh secara eksponensial," kaatanya.
Setelah 5 tahun berdiri Xendit bisa menyediakan layanan kelas dunia yang memudahkan proses transaksi, hingga dipercaya UMKM lokal hingga startup terbesar di Indonesia dan juga bisnis besar seperti Traveloka dan Tiket.com.
Hanya dalam 4 tahun, ribuan pelaku bisnis lainnya mempercayakan sistem pembayaran bisnis mereka ke Xendit, baik itu e-Commerce, Platforms and Marketplaces, Gaming, Insurance, dan Travel.
Menurutnya, Xendit dapat memberikan kontribusi positif untuk PDB Internet di Indonesia dengan membantu proses pembayaran UMKM, startup hingga korporasi besar di Indonesia. Hal ini tentunya memiliki efek positif yang besar bagi perekonomian negara.
Sebut saja Traveloka, Tiket.com, Travelio, Garuda Indonesia dalam bisnis agen perjalanan online, bisnis perhotelan dan platform wisata.
Lalu Allianz, Ciputra, PasarPolis, Qoala untuk jenis bisnis asuransi.
Kemudian Bukalapak, Lazada, Suzuki, Cohive, Samsung, Tribehired untuk jenis platform and marketplaces.
Travelio.com, Oaken, Wish, untuk jenis bisnis e-Commerce, dan masih banyak lagi seperti Unicef, WWF, Techinasia, dan lainnya.
Para pelanggan yang punya nama besar dan tentunya punya kontribusi penting bagi ekonomi Indonesia.
(*)
Berita ini telah terbit di TRIBUNNEWS.COM berjudul Bos Fintech Ini Beberkan Dua Kunci Sukses Membangun Startup