PDUI Layangkan Surat Terbuka Kepada Jokowi, Berharap Kebutuhan APD Tenaga Medis Terpenuhi
Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) telah melayangkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi
POSBELITUNG.CO -- Ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi petugas kesehatan masih menjadi persoalan di tengah merebaknya wabah virus corona ( covid-19 ) di Tanah Air.
Adapun Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Umum Indonesia ( PDUI ) telah melayangkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) soal ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi petugas kesehatan.
Setelahnya, Ketua Umum PP PDUI, Abraham Andi Padlan Patarai menggelar pertemuan dengan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo membahas surat tersebut.
“Kami dari PP PDUI diterima oleh bapak Doni, dan kami telah mendiskusikan apa yang kami sampaikan dalam surat terbuka kepada bapak Presiden,” ujar Abraham di Kantor BNPB, Jakarta, Minggu (12/4/2020).
Abraham mengatakan APD yang didistribusikan pemerintah ke beberapa wilayah khususnya Jabodetabek kemungkinan hanya dapat digunakan selama satu pekan.
• Petakan Risiko Penyebaran Corona, BNPB Luncurkan Aplikasi Inarisk untuk Deteksi Penyebaran Covid-19
Dirinya berharap pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dapat menjamin kesinambungan pendistribusian APD kepada tenaga kesehatan.
“Kami berharap setelah pertemuan kami ini dengan Jenderal Doni, pesan kami kedepannya bisa berkesinambungan karena menyangkut alat pelindung diri sangat penting buat memproteksi teman-teman sejawat dokter khususnya yang bekerja di tingkat pelayanan primer, yang bekerja di puskesmas, yang bekerja di klinik dan praktek mandiri,” tutur Abraham.
Abraham juga meminta Gugus Tugas Percepatan PenangananCovid-19 dapat menyampaikan terima kasih atas respon cepatJokowi atas surat terbuka dari pihaknya.
“Oleh karena itu kami minta maaf kalo ada bahasa yang nyeleneh atau bahas kurang berkenan itu hanya sekedar bunga rampai dari aspirasi yang ingin kami sampaikan. Oleh karena itu sekali lagi kami berharap ada kesinambungan pendisitribusian APD ini kepada teman-teman dokter sejawat kami,” kata Abraham.
790 Ribu Lebih APD Dengan Kualitas Terbaik Telah Didistribusikan Untuk Tenaga Medis di Daerah
Pemerintah Pusat melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona atau Covid-19 sudah mendistribusikan ratusan ribu alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis di Indonesia.
• Terungkap Dentuman Sabtu Dini Hari Diduga dari Gelegar Petir antara Gunung Gede dan Gunung Salak
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan hingga saat ini 790 ribu APD sudah dikirim ke daerah.
"Sudah lebih dari 790 ribu APD kita distribusikan kepada seluruh tenaga medis," ujar Achmad Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Minggu (12/4/2020).
Achmad Yurianto mengatakan 790 ribu APD yang dikirimkan pemerintah untuk tenaga medis memiliki kualitas terbaik.
"Lebih dari 790 ribu APD dengan kualitas yang terbaik dengan kualitas medical grade yang kita distribusikan kepada seluruh tenaga medis," jelas Achmad Yurianto.
"Karena itu penggunaan yang tepat, penggunaan yang benar sesuai dengan SOP menjadi penting untuk perlindungan secara maksimal kepada tenaga medis di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan," ucapnya.
Sejauh ini pemerintah pun telah melakukan pemeriksaan terhadap 27.000 orang melalui metode Real Time PCR.
Menurut Achmad Yurianto, langkah ini menunjukan keseriusan pemerintah dalam mencari kasus positif corona di tengah masyarat.
• Wasiat Glenn Fredly Sebelum Meninggal Kepada Sahabatnya, Titip Anak hingga Minta Istri Ditemani
"Sampai dengan hari ini sudah lebih 27.000 orang yang kita periksa dengan menggunakan metode PCR Real time. Ini menunjukan bahwa kita memang secara serius akan mencari kasus positif yang ada di masyarakat," ujar Achmad Yurianto.
Menurut Yurianto, langkah ini sangat penting karena kasus positif yang belum terdeteksi dapat menjadi sumber penularan corona di masyarakat.
Selain itu, saat ini pemerintah telah memberdayakan 60 laboratorium untuk memeriksa spesimen pasien corona.
"Sudah lebih dari 60 laboratorium kita aktifkan dengan kapasitas yang semakin kita tingkatkan, untuk memeriksa spesimen yang kita ambil dari rumah sakit-rumah sakit yang ada di Indonesia," ucap Achmad Yurianto.
4.241 Kasus Positif Corona di Indonesia
Pemerintah melaporkan penambahan kasus virus corona atauCovid-19 di Indonesia, Minggu (12/4/2020).
Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau Covid-19 Achmad Yurianto mengatalan hingga Minggu (12/4/2020) siang ada penambahan kasus baru positif virus coronaatau Covid-19 sebanyak 399 kasus.
Sehingga, saat ini tercatat ada 4.241 pasien positif corona di Indonesia.
"Terdapat tambahan kasus positif sebanyak 399, sehingga totalnya menjadi 4.241 orang," ujar Achmad Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Minggu (12/4/2020).
Pemerintah pun mengumumkan ada tambahan pasien sembuh sebanyak 73 orang.
Sehingga, total ada 359 pasien yang sembuh dari virus corona.
"Kita bersyukur bahwa sampai dengan saat ini sudah ada 359 orang yang sudah sembuh. Ini sebuah optimisme kita bisa atasi Covid-19," katanya.
Selain itu, Achmad Yurianto pun mengungkap ada tambahan 46 orang meninggal dunia akibat virus corona
"Jadi totalnya 373 orang meninggal," jelasnya.
Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah
Menurut Yurianto, adanya kasus positif di tengah masyarakat menandakan masih adanya sumber penularan.
Dengan demikian, ia menambahkan, mencari sumber penularanCovid-19 dan mengisolasinya adalah kunci pelaksanaan pengendalian penyakit ini.
Selain itu, kini pemerintah mulai mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.
Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.
"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."
"Semua harus menggunakan masker," kata Yuri dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).
Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.
Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.
"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis.
"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.
Oleh karena itu, Yuri pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.
Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.
Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.
"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.
"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.
"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.
Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.
Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.
"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri. (Fahdi Fahlevi)
Berita ini telah terbit di TRIBUNNEWS.COM berjudul Kirim Surat Terbuka Kepada Jokowi, PDUI Berharap Kebutuhan APD Tenaga Medis Terpenuhi
