Virus Corona di Bangka Belitung

Puskodalops GTPP Covid-19 Babel Akui Program Gelang Khusus Ada Kekurangan,Sudah Digunakan 400 Orang

Mikron Antariksa, mengatakan jumlah gelang yang terpasang di tangan Orang Dalam Pemantauan (ODP) saat ini telah mencapai 400 orang.

Penulis: Riki Pratama |
Dok/Bangkapos.com
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Mikron Antariksa. 

POSBELITUNG.CO--Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menerapkan pemakaian gelang khusus  di bandara di Belitung dan Bangka bagi Orang Dalam Pengawasan (OPD) yang baru datang dari luar daerah.

Namun program gelang khusus beserta aplikasi yang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi Bangka Belitung dalam upaya menekan angka penyebaran Covid-19 di Babel, masih banyak mendapatkan hambatan serta kekurangan.

Untuk itu, gelang beserta aplikasi yang terus dikatakan terpantau oleh tim gugus tugas tersebut, masih dilakukan penyempurnaan dalam menjalankannya, hingga saat ini sebanyak 400 lebih warga yang datang ke Bangka telah menggunakan gelang tersebut.

Ketua Sekretariat Pusat Komando Pengendalian dan Operasional (Puskodalops) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Bangka Belitung (Babel), Mikron Antariksa, mengatakan jumlah gelang yang terpasang di tangan Orang Dalam Pemantauan (ODP) saat ini telah mencapai 400 orang.

Mereka kebanyakan merupakan penumpang pesawat terbang yang tiba dari luar daerah Bangka, sehingga harus dilakukan pemantauan oleh tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19.

"Sampai dengan detik ini kita terus mengupdate setiap penumpang ke Bangka, sudah ada 400 lebih kita pasang gelang dan kami coba melakukan tindakan untuk yang melanggar. Tetapi, memang, masih ada penyempurnaan misalnya karena data di aplikasi kelihatnya mereka berjalan atau tidak berjalan keluar rumah,"j elas Mikron Antariksa kepada Bangkapos.com, Selasa (14/4/2020).

Menurutnya, perlu memang dilakukan konfirmasi terkait keberadaan penumpang yang dipantau melalui gelang dan aplikasi.

"Perlu memang kami konfirmasi dan misalnya ada yang bersangkutan berjalan satu sampai dua jam dan ia tidak berada di rumah, hal ini kami coba mensosialisasikan minta tolong di patuhi, untuk tidak kemana-mana, ya apabila ingin keluar beli rokok misalnya, bisa-bisa saja, tetapi jangan sampai dua jam dan jangan sampai bertemu dengan orang lain,"harapnya.

Dia menggambarkan kondisi Babel saat ini, telah terdapat empat orang yang dinyatakan Positif Covid-19, sehingga perlu peningkatan kewaspadaan terhadap penyebaran virus tersebut.

"Situasi sekarang kita sudah empat orang kemarin positif, yang merupakan kasus impor dari wilayah zonas merah dan satu tranmisi lokal, lalu ada dua orang meninggal ODP dan PDP kita harus waspada,"ungkapnya.

Dia menegaskan, saat ini bukan lagi himbauan dilakukan oleh tim satgas tetapi tindakan tegas dalam upaya menjalankan tugas penanganan Covid-19.

"Bukan lagi imbauan disampaikan tim gugus tugas, tetapi tim gugus tugas yang telah sampai ke Kabupaten dan Desa ini, harus sudah mendatangi setiap yang datang setiap harinya. Artinya mereka harus mentau dan telah mendatangi, setiap orang yang dalam status ODP sedang berkeliaran," ungkap Mikron.

Mikron juga mengakui dalam melakukan pengawasan memerlukan personil yang banyak tersebar di beberapa daerah kabupaten dan kota.

"Perlu banyak orang dalam mengendalikan ini, tetapi kami coba mencoba mengajak kawan-kawan organisasi membantu suapaya lebih cepat dan bisa diterima oleh masyarakat sosial, karena inu perlu untuk menyelamatkan masyarakat," kata Mikron.

Sementara, disinggung sejauh mana efektifitas pelaksanan aplikasi dan gelang khusus kepada para penumpang yang datang ke Babel saat ini, dia mengatakan cukup efektif.

"Cukup efektif ada, namun masih ada pembenahan dan akan terus di perbaharui, kami update lebih tepat lagi didalam penetapan misalnya harus 50 meter atau 100 metera jarak keluar rumah, di dekat lingkungan sekitar, karena GPS ada terjadi perbedaan, sehingga perlu penyesuaian lebih tetap lagi," ungkap Mikron.

MN, WK, Ed, dan NS saat berada di posko krisis kesehatan penanganan covid-19 guna pengecekan kesehatan dan pemasangan gelang orange baru, Senin (13/4/2020) malam,
MN, WK, Ed, dan NS saat berada di posko krisis kesehatan penanganan covid-19 guna pengecekan kesehatan dan pemasangan gelang orange baru, Senin (13/4/2020) malam, (Ist/Satpol PP Belitung)

Ciduk Empat Tukang Bangunan yang Lepas Gelang Swaisolasi

Tim gugus tugas covid-19 dari Satpol PP Belitung mendatangi empat orang laki-laki lantaran melepaskan gelang orange swaisolasi di Jalan Sriwijaya tepat di Belakang Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Belitung Senin (13/4/2020) malam.

Keempat orang tersebut yakni MN, WK, Ed, dan NS warga Purwakarta Provinsi Jawa Barat yang berprofesi sebagai tukang bangunan.

Keempatnya baru tiba Minggu, (12/4/2020) sore yang lalu menggunakan pesawat Lion Air guna mengerjakan proyek pembangunan kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Belitung.

Informasi yang diperoleh Posbelitung.co menyebutkan petugas mendatangi MN, WK, Ed, dan NS karena sudah tidak mematuhi peraturan Pemerintah Daerah yang menganjurkan setiap orang (pendatang) yang masuk ke Pulau Belitung.

Wajib memakai gelang orange swaisolasi, serta mengisolasi diri terlebih dahulu selama 14 hari dirumah secara mandiri.

Namun keempatnya justru melepaskan gelang orange yang telah terpasang di tangan masing-masing.

"Sebenarnya jumlah pekerja (tukang) ada sembilan, tapi yang melepaskan gelang hanya empat orang. Semua tinggal di camp (rumah buatan) di belakang kantor BPN," ungkap Kasi Penertiban, Operasional, dan Pengendalian Satpol PP Belitung Rully Hidayat kepada Posbelitung.co, Senin (13/4/2020) malam.

Rully Hidayat menambahkan setelah didatangi petugas MN, WK, Ed, dan NS dibawa ke posko krisis kesehatan penanganan covid-19 di halaman Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung guna dilakukan pengecekan kesehatan, serta pemasangan gelang orange swaisolasi baru.

Tim gugus tugas Satpol PP Belitung mengimbau kepada masyarakat, terkhusus bagi para pendatang ke Pulau Belitung agar kooperatif dan mematuhi instruksi pemerintah daerah.

"Jadi dalam hal ini tanpa terkecuali, suka atau tidak. Siapa pun yang masuk ke Pulau Belitung wajib memakai gelang orange swaisolasi demi kebaikan bersama," tegas Rully Hidayat.

MN, WK, Ed, dan NS saat berada di posko krisis kesehatan penanganan covid-19 guna pengecekan kesehatan dan pemasangan gelang orange baru, Senin (13/4/2020) malam (Ist/Satpol PP Belitung)
Dinyatakan Sehat

Sementara itu menurut tenaga medis dari posko krisis kesehatan penanganan covid-19 yang ada di halaman Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung ,Widya mengatakan setelah dilakukan pengecekan (screaning) baik suhu tubuh dan hal lain. MN, WK, Ed, NS dinyatakan sehat, dan tidak ada tanda-tanda gejala yang mengarah ke virus corona (covid-19).

"Alhamdulilah sehat. Suhu tubuh keempatnya normal yakni 36°C," kata Widya kepada posbelitung.co

Lebih lanjut setelah dilakukan pengecekan kesehatan dan pemasangan gelang orange baru. MN, WK, Ed, dan NS langsung pulang ke camp tempat mereka menginap, dan kemungkinan akan pulang ke Purwakarta setelah pengerjaan proyek pembangunan kantor BPN selesai.

(Posbelitung.co/Riki Pratama/Ferdi Aditiawan)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved