Kriminalitas
Cerita Sopir Selundupkan Pemudik Nekat saat PSBB: Antara Mati di Jakarta atau Mati di Kampung
Meskipun ada PSBB dan larangan mudik, banyak pemudik yang masih nekat dan mencari sejumlah cara untuk pulang kampung.
"Surat putus kontraknya ada dan mereka messnya sudah dibubarkan," kata Andre.
"Jadi tidak ada pilihan lain mau ke mana, siapa yang mau nanganin, siapa yang mau back up mereka," lanjut dia.
Faktor ekonomi juga menjadi pertimbangan lain bagi para pekerja tersebut.
"Kalau misalnya mereka mati di sini enggak ada yang ngurus, mendingan mereka mati di kampung," komentar Andre.
"Seandainya mereka kena penyakit ini juga, setidaknya keluarga mereka ada di kampung," lanjut dia.
Argo menambahkan sebetulnya arus mudik sudah mulai berlangsung bahkan sejak PSBB berlaku.
Melihat banyaknya karyawan putus kontrak yang hendak pulang kampung, Argo menawarkan jasa travel miliknya.
Ia kemudian menjelaskan caranya mendapat calon penumpang.
"Sebelum Corona ini memang kita udah main di travel, jadi di status teman-teman di WA itu kita udah pasang iklan," kata Argo.
"Mungkin teman ini ingat sama kita kalau kita ada kendaraan," lanjut dia.
Oleh karena ada larangan mudik, pengusaha travel kini turut terdampak dan kehilangan penghasilan.
"Namanya kita posisi butuh, apapun yang terjadi, terjadilah," tambah Argo.
Lihat videonya mulai dari awal:
Tanggapan Ahli Epidemiologi
Ahli epidemiologi Dewi Nur Aisyah menyebutkan pentingnya mematuhi larangan mudik yang disampaikan pemerintah.