Bioskop Putar Otak Tutupi Kerugian, Tutup Selama Pandemi

CGV terus melakukan sejumlah persiapan dan simulasi sambil menunggu izin buka dari pemerintah masing-masing kota.

Dokumentasi CGV
Arena pemutaran di bioskop CGV. 

POSBELITUNG.CO, JAKARTA - Pandemi vorus corona yang mewabah di Indonesia membuat bioskop di seluruh kota harus tutup selama sekitar tiga bulan terakhir.

Tentu tidak bisa beroperasi membuat jaringan bioskop merugi. Meski Indonesia sudah mencoba memasuki era new normal, hingga sekarang bioskop belum bisa buka seperti biasa.

Bagaimana pihak bioskop menyiasati keberlangsungan usaha mereka selama masa pandemi? Masih tunggu izin pemerintah Salah satu jaringan bioskop yang terdampak pandemi adalah CGV.

PR CGV Hariman Chalid dalam siaran langsung Instagram pada Jumat (26/6/2020) mengatakan, CGV terus melakukan sejumlah persiapan dan simulasi sambil menunggu izin buka dari pemerintah masing-masing kota.

"Saat ini kami sedang tahap persiapan seperti misalnya pemasangan marker-marker untuk physical distancing, juga menggelar simulasi-simulasi untuk protokol kesehatan," kata Hariman, Jumat.

Tambah mesin touch screen

CGV juga mencoba gunakan mesin touch screen yang disebut self service ticket machine (STM) untuk menghindari kontak antara calon penonton dan staf mereka.

"Kita juga telah siapkan beberapa pos mesin touch screen untuk penonton yang mau menonton jadi tidak perlu ada kontrak dengan staf. Penonton juga bisa langsung secara mudah dan sendiri," ujar Hariman.

Mesin touch screen ini sebenarnya sudah tersedia sebelumnya, tetapi CGV akan menambah jumlahnya di semua bioskop.

Ditambah lagi, akan ada fitur tambahan. Nantinya, selain untuk pembelian tiket nonton, mesin tersebut bisa juga untuk pesan makanan dan minuman.

Mekanismenya, ketika pengunjung sudah memesan dan membayar tiket nonton via online, saat tiba di bioskop bisa langsung cetak tiket di STM.

Siasati kerugian dengan beralih ke digital

Keadaan pandemi membuat CGV menutup sementara 68 bioskopnya di Indonesia dan memengaruhi pemasukan perusahaan. Beragam cara dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi pun dilakukan agar pemasukan dan kepuasan pelanggan tetap bisa selaras.

"Saat ini kita beralih ke digital baik itu terkait dengan pembuatan konten atau live Instagram. CGV juga berinisiatif mengundang aktor aktris produser film, semua pelaku industri film untuk berdiskusi di live Instagram," ujar Hariman.

Untuk siaran langsung Instagram pun CGV berhasil menggaet sponsor. Selain itu, mereka memakai upaya secara perusahan menjaga kestabilan finansial seperti mengurangi pengeluaran yang tidak penting.

Informasi tambahan, CGV selain mendapatkan keuntungan dari penjualan tiket film, perusahaan mereka ternyata juga menyediakan jasa pembuatan video sehingga dapat membantu pemasukan.

"CGV pendapatannya tidak cuma dari penjualan tiket saja. Kami juga ada jasa pembuatan video. Itu juga sudah ada beberapa perusahaan yang menggunakan jasa kami," ujar Hariman.

Tempat hiburan bioskop khususnya di DKI Jakarta diminta untuk berhenti beroperasi sementara sejak 23 Maret lalu.

Walaupun pusat perbelanjaan yang biasa menjadi lokasi adanya bioskop telah diperbolehkan buka, bioskop masih menunggu izin itu hingga sekarang. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nasib Bioskop Selama Pandemi, Tutup dan Putar Otak Tutupi Kerugian"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved