Perancis Diteror Insiden Penusukan, Dua Orang Dilaporkan Tewas, Ditengarai Terkait Kartun Nabi

Wanita yang berusia 40 tahun menderita enam luka tusuk dan sedang sedang dirawat di rumah sakit karena paru-parunya tertusuk

Editor: Hendra
TWITTER.COM/CHRISTIAN ESTROSI
Penyerangan dan penusukan di lingkungan gereja di Perancis, Kamis (29/10/2020). Kali ini dilaporkan dua orang tewas dan sejumlah lainnya luka-luka. 

POSBELITUNG.CO - Insiden penusukan terjadi lagi di Perancis hingga membuat orang tewas terjadi di luar gereja kota Nice pada Kamis (29/10/2020) pagi waktu setempat.

Awalnya diberitakan satu orang tewas dengan luka gorok di leher dan beberapa lainnya luka-luka.

Tersangka yang memegang pisau ditahan tak lama setelah melakukan aksi brutalnya, kata sumber polisi yang dikutip kantor berita AFP.

Sementara itu Menteri Dalam Negeri Perancis Gerald Darmanin berkata di Twitter, dia langsung mengadakan rapat darurat setelah serangan tersebut.

Beberapa saat setelah satu orang dinyatakan tewas, AFP mewartakan korban kedua tewas dalam serangan di gereja Nice tersebut menurut sumber pemerintah.

Perancis belakangan ini sedang diguncang insiden pemenggalan dan penusukan.

Sebelumnya seorang guru bernama Samuel Paty dipenggal kepalanya karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad saat mengajar di kelas.

Pelaku adalah remaja asal Chechnya berusia 18 tahun bernama Abdoullakh Anzorov, dan pernah berkontak dengan milisi di Suriah.

Kartun Nabi Muhammad yang ditunjukkan Paty di sekolah adalah dari majalah satir Charlie Hebdo, yang menerbitkan lagi gambar kontroversial itu pada awal September.

Setelah kasus pemenggalan Samuel Paty, terjadi insiden penusukan di bawah Menara Eiffel pekan lalu.

Kedua korban adalah wanita berjilbab masing-masing berusia 19 dan 40 tahun.

Wanita yang berusia 40 tahun menderita enam luka tusuk dan sedang sedang dirawat di rumah sakit karena paru-parunya tertusuk.

Sementara itu korban yang berusia 19 tahun ditikam tiga kali dan juga dirawat di rumah sakit tapi sudah dipulangkan.

Kedua korban mengklaim penusuk menyebut mereka "orang Arab kotor" dan berkata "ini bukan rumah kalian".

Sumber-sumber hukum di Perancis mengatakan kepada kantor berita AFP, pelaku yang berjumlah dua wanita dijerat dengan pasal berlapis yakni penggunaan senjata, penyerangan bersama, dan penghinaan rasis.

Dua Wanita Ditusuk di Bawah Menara Eiffel

Sebelumnya, Dua perempuan dilaporkan ditikam berulang kali di bawah Menara Eiffel, Perancis, sambil diteriaki kata-kata tak pantas bernada rasial oleh pelaku yang juga dua orang wanita.

Polisi merespons dengan menangkap tersangka, dalam kejadian yang terjadi setelah seorang guru dipenggal pada Jumat pekan lalu (16/10/2020).

Dua pelaku diidentifikasi berkulit putih dengan "perawakan Eropa", dalam insiden yang terjadi pada Minggu malam waktu setempat (18/10/2020).

Salah satu korban disebut ditikam hingga enam kali dan menderita luka di paru-paru, dengan yang lainnya butuh operasi di tangannya.

Saksi mata mengungkapkan, mereka mendengar pelaku berteriak tak pantas bernada rasial sambil meneriakkan "pulanglah ke negaramu", seperti dilaporkan The Sun Rabu (21/10/2020).

Dua pekerja toko yang berada dekat lokasi kejadian langsung mengintervensi serangan dan menahan salah satunya hingga polisi datang, dengan tersangka kedua langsung ditahan.

Serangan keji

Salah satu dari perempuan yang menjadi korban mengisahkan, semua berawal ketika dia meminta salah satu pelaku meminggirkan anjingnya.

Korban yang disebut bernama Kenza itu kepada harian Perancis Liberation mengatakan, mereka tengah berwisata sekeluarga ke Menara Eiffel.

Saat itu, total mereka adalah lima orang dewasa dan empat anak-anak, dan bermaksud melakukan tur singkat ke bagian taman di bawah menara.

"Saat kami berjalan, ada dua ekor anjing yang mengikuti kami. Anak-anak pun ketakutan," ujar Kenza.

Sepupunya kemudian mencoba meminta si pemilik meminggirkan anjingnya.

Namun, dua perempuan yang menjadi pelaku menolak, sehingga terjadilah pertengkaran.

Dua pelaku dilaporkan menggunakan kalimat kotor.

Kemudian pada pukul 20.00 waktu setempat, dua wanita itu ditengarai mengeluarkan pisaunya, dan mulai menyerang Kenza dan sepupunya.

"Salah satu dari mereka menyerang saya di bagian kepala, di bagian rusuk, di punggung, dan lengan sebelum mereka menikam sepupu saya," ungkapnya.

Pembunuhan terhadap Samuel Paty

Serangan yang menimpa Kenza dan sepupunya tersebut terjadi setelah pada Jumat, seorang guru dipenggal oleh remaja Chechen berusia 18 tahun.

Samuel Paty, nama guru itu, dibunuh di dekat SMA Bois-d'Aulne di Conflans-Saint-Honorine, karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad.

Saat itu, Paty bermaksud mengajarkan mengenai kebebasan berekspresi dan mempersilakan murid yang Muslim untuk meninggalkan kelas jika tak setuju.

Tapi, rupanya ada satu siswa yang memilih tinggal di kelas dan mendengarkan materinya, yang kemudian dilaporkan ke ayahnya.

Si ayah lalu menggalang kampanye mengecam Paty di internet, di mana dia bahkan membeberkan identitas dan sekolah tempatnya mengajar.

Kemudian pada Minggu, ribuan orang di seantero Perancis turun ke jalan mengecam pembunuhan yang dilakukan terhadap Sambil Paty.

Si pelaku, diidentifikasi bernama Abdoullakh Anzarov, ditembak mati oleh polisi setelah sempat mengunggah perbuatan kejinya di media sosial.

(*)

Artikel telah tayang di Kompas.com berjudul:2 Perempuan Ditikam di Bawah Menara Eiffel dan Terjadi Penusukan di Gereja Perancis, 2 Tewas dan Beberapa Luka ...

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved