Tiga Remaja Diduga Bunuh Temannya, Jenazah Pelajar SMP Ditemukan Kondisi Kaki dan Tangan Terikat
Pelaku diduga mengikat kaki dan tangan korban kemudian dipukuli kemudian tubuhnya dibuang ke lubang bekas galian C
Saat itu dia masih berharap anaknya pulang dengan selamat.
Untuk menenangkannya, keluarga dan tetangga bergantian mengunjungi kediamannya untuk memberi motivasi.
Menguatkan keluarga Arifin agar ada kabar terbaik bagi putra tunggalnya itu yang belum pulang.
Arifin berusaha menyembunyikan kesedihannya ketika menyapa tamu yang datang.
Kini, dia menjadi irit berbicara, dia mengaku sempat mendatangi lokasi penemuan mayat remaja itu,
kemudian melihat jasad korban Bukit Jamur di kamar mayat RS Ibnu Sina.
Disana, Arifin belum yakin betul bahwa jasad tersebut merupakan putranya yang masih duduk di bangku kelas VIII SMP itu.
Sekilas, lanjut Arifin, memang memiliki sedikit kemiripan.
Seperti bentuk dahi.
"Apapun itu, kami tetap menunggu kabar dari pihak kepolisian. Saya harap tidak ada informasi simpang siur tentang anak saya," pungkasnya.
Sambil menunggu kabar, smartphone miliknya tidak pernah lepas dari genggamannya.
Dia berharap ada kabar baik terkait putranya yang belum pulang itu baik dari pihak kepolisian atau siapapun itu.
Setelah putranya dinyatakan hilang, dia bersama keluarga dan tetangga sekitar menggelar doa bersama dirumahnya.
Setiap shalat maghrib, keluarga menggelar pengajian.
Lantunan ayat suci Al-Quran menggema di rumahnya.