Berita Bangka

Ratusan Nelayan Demo usir KIP dari Pantai Matras, Emak-emak Rela Tak Masak Asal Kapal Isap Pergi

Ratusan warga nelayan gabungan enggelar aksi demo turun langsung ke laut menuju empat Kapal Isap Produksi (KIP) mitra PT Timah Tbk yang beroperasi di

Bangkapos.com/Edwardi
Ratusan warga nelayan gabungan dari Kampung Kuala, Matras, Sinar Jaya, Jelutung Kecamatan Sungailiat, Kampung Aik Antu, Bedukang, Deniang Kecamatan Riau Silip hingga Kampung Pesaren Kecamatan Belinyu menggelar aksi demo turun langsung ke laut menuju empat Kapal Isap Produksi (KIP) mitra PT Timah Tbk yang beroperasi di perairan laut Matras dan sekitarnya, Selasa (10/11/2020) 

Hasil dari rapat dengar pendapat (RDP) yang dilakukan tersebut, DPRD Bangka meminta agar jangan dulu terdapat aktivitas pertambangan di sekitaran Pantai Matras.

"Hasil pertemuan kemarin, permintaan dari DPRD kan jelas, meminta (KIP) jangan beroperasi dulu. Itu juga menyikapi kondisi pandemi (Covid-19) ini," sebutnya.

Ia juga meminta pihak berkepentingan dapat memikirkan dan menampung aspirasi masyarakat nelayan ini. Karena sejak Senin (9/11) kemarin, masyarakat terpantau kondusif dalam menyampaikan aspirasinya.

"Dua hari ini, kamu lihat masyarakat adem-adem semua. Tetapi, kalau mereka mau bela wilayah mereka, itu hak mereka kan. Untuk hari ini, kita lihat saja nanti," pungkasnya.

Roni juga menceritakan, hasil komunikasinya bersama Ketua Komisi III, Romlan yang meminta KIP untuk jangan dulu beroperasi, mengingat permintaan pihaknya untuk dilakukannya sosialisasi dahulu dalam dua minggu.

Baca juga: Emak-emak Nekat Naik Perahu Usir KIP dari Pantai Matras, Jangan Rusak Kinceng Nasi Kami !

Emak-emak Nekat Naik Perahu Malam-malam Datangi KIP

Hari sudah beranjak malam, namun para ibu rumah tangga dari Kelurahan Matras, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka ini tetap semangat melakukan aksi demontrasi di Pantai Matras. 

Tak ada rasa takut dan gentar untuk menyuarakan hati mereka mengusir Kapal Isap Produksi yang beroperasi di Perairan Pantai Matras Sungailiat, Senin (9/11/2020) malam.

Mereka bahkan nekat naik perahu malam-malam mendatangi KIP langsung yang beroperasi beberapa mil dari Pantai Matras.

Apa yang mereka suarakan tak berlebihan sudah sejak tahun 2013 mereka menahan amarah karena beroperasi KIP di sekitar Perairan Matras. 

Selama ini laut Matras menjadi sumber penghasilan mereka sebagai nelayan namun dengan adanya KIP suami mereka harus bertarung nyawa melaut bermil-mil ke tempat yang jauh untuk menjaring ikan karena laut Matras rusak oleh penambangan timah yang dilakukan KIP.

Para istri nelayan ini tak ingin periuk nasi mereka tengkurap akibat beroperasinya KIP di Perairan Pantai Matras.

"Jangan dimarah pak ibu-ibu ni, dek mal nek ngerubah pak tapi orang tu yang nggak e. Bapak ni bantulah kami ni," teriak para ibu kepada pihak kepolisian saat mengamankan aksi demo tersebut.

Menurut petugas kepolisian mereka membantu mengamankan agar tidak terjadi aksi anarkis terkait demo tersebut.

"Oh pak percuma ngaman-ngaman tapi KIP disane lah masuk, KIP pulang, larilah bukan kami perempuan ni, yang disuruh pulang," jerit para ibu menyuarakan hati mereka.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved