Jet Tempur Siluman China J-20 Vs F-22 Amerika, Siapa yang Menang Jika Perang Meletus?
Banyak orang membandingkan J-20 merupakan pesaing dari jet tempur siluman asal Amerika Serikat (AS), F-22, buatan Lockheed Martin. Siapa yang menang?
Penulis: M Ismunadi CC | Editor: M Ismunadi
Jet Tempur Siluman China J-20 Vs F-22 Amerika, Siapa yang Menang Jika Perang Meletus?
POSBELITUNG.CO – China memiliki jet tempur siluman generasi kelima buatan Chengdu Aerospace Corporation, J-20.
Banyak orang membandingkan J-20 merupakan pesaing dari jet tempur siluman asal Amerika Serikat ( AS), F-22, buatan Lockheed Martin.
Majalah Forbes melaporkan, jika peperangan antara AS dan China benar-benar meletus, Beijing kemungkinan akan mengerahkan semua J-20 miliknya.
Baca juga: Jelang Lengser, Donald Trump Larang Menlu AS, Jangan Memulai Perang Dunia III Lawan Iran
“Di masa perang, Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) kemungkinan akan mengerahkan J-20 untuk terbang melalui kekacauan pertempuran udara yang mengamuk di sepanjang pantai China, dengan harapan Naga Perkasa dapat menembus ke ruang udara terbuka di barat Samudra Pasifik,” lapor Forbes.
Jika pertempuran benar-benar meletus, jet tempur manakah yang lebih unggul?
Dilansir dari The National Interest, F-22 disebut lebih unggul dibandingkan J-20.
Justin Bronk dari Royal United Service Institute yang berbasis di London menyatakan bahwa J-20 akan kalah di udara oleh F-22 kepunyaan AS.
Baca juga: Presiden Iran Telpon Erdogan, Sampaikan Bersiap Serang Israel, Balasan Atas Pembunuhan Ahli Nuklir
Bronk menulis bahwa J-20 adalah pesawat yang berat, kurang gesit, serta lebih mahal untuk dibuat dan dioperasikan.
J-20, menurut Bronk, juga tidak dapat bersaing dengan kinerja ekstrem atau kelincahan F-22.
Namun, bagaimana jika armada F-22 yang dikerahkan AS tidak cukup? Atau jumlah F-22 tidak ditempatkan di tempat yang tepat pada waktu yang tepat?
Baca juga: Tongkat Soekarno Dikenal Sakti, Fidel Castro Penasaran Coba Pegang dan Elus, Tetiba Terjadi Hal Ini

Angkatan Udara AS memang memiliki lebih dari 180 unit F-22, tetapi menurut banyak pengamat, jalur produksi F-22 dinilai prematur.
Hal itu dikhawatirkan armada F-22 tidak berada di tempat yang tepat dengan jumlah yang cukup jika terjadi perang dengan China.
Namun, banyak para pemikir strategi perang dari Angkatan Laut AS dan Angkatan Udara AS sedang menjajaki gagasan penggunaan F-22 untuk mempertahankan aset permukaan, seperti kapal induk.
Di sisi lain, pengerahan F-22 untuk jarak jauh membutuhkan stasiun bahan bakar udara yang mumpuni dan dekat dengan garis depan pertempuran.
Sengaja larang ekspor

Pemerintah China tidak pernah mengekspor, atau bahkan mencoba mengekspor, jet tempur siluman J-20 miliknya.
Setelah J-20 buatan Chengdu Aerospace Corporation memulai debutnya pada 2011, analis Barat berasumsi bahwa jet tempur tersebut menjadi komoditas ekspor sebagaimana senjata buatan China yang lain.
Namun, perkiraan analisis Barat keliru.
Beijing memutuskan untuk mempertahankan kemampuan militer kelas atas J-20 untuk dirinya sendiri.
Menurut perkiraan pemerintah China, uang tunai tidak sepadan dengan menyerahkan rahasia jet tempur yang mampu menghindari radar tersebut.
Bukan kebetulan, Amerika Serikat (AS) sebelumnya mengadopsi kebijakan serupa terkait jet tempur siluman F-22 miliknya sebagaimana dilansir dari The National Interest, Sabtu (3/10/2020).
Song Zhongping, mantan perwira dari pasukan rudal strategis China, mengungkapkan larangan ekspor J-20 dalam wawancaranya dengan program berita yang disiarkan Phoenix TV pada Desember 2014.
"Ekspor teknologi militer China yang canggih dilarang. Ini untuk menjaga teknologi generasi kelima J-20 (jatuh) ke tangan musuh,” kata Song.
Alasan Song adalah alasan sama yang diutarakan Kongres AS ketika melarang mengekspor jet tempur siluman F-22 pada 2000-an.
Ketika itu, Jepang mengajukan proposal untuk membeli jet tempur canggih tersebut.
Namun Kongres AS menolaknya dengan alasan keamanan.
Pada 2007, pihak berwenang Jepang menangkap seorang perwira pertama Angkatan Laut Jepang yang tampaknya mencoba menyampaikan informasi ke China ihwal radar Aegis buatan AS.
Data Jet Tempur F-35
Banyak pengamat yang curiga bahwa insinyur China memanfaatkan data yang telah diretas dari program jet tempur F-35 yang dibuat AS untuk mendesain J-20.
Sekilas tentang F-35, AS secara tegas merancang pesawat tersebut agar dapat diekspor dengan aman.
F-35 lebih kecil, lebih lambat, dan kurang dapat menghidari radar dibandingkan F-22.
Kendati demikian jet tempur F-35 sudah dilengkapi dengan teknologi termutakhir seperti sensor canggih dan lapisan penyerap gelombang radar.
Dalam peristiwa apa pun, Song menjelaskan pembatasan penjualan J-20 sangat terkait dengan larangan ekspor F-22.
"Jika suatu hari AS memutuskan untuk mengekspor F-22, China mungkin mempertimbangkan untuk mencabut larangannya (mengekspor J-20) juga," kata Song.
Larangan ekspor J-20 tidak berarti bahwa China menyerah pada pasar global soal jet tempur siluman yang menguntungkan.
Tak lama setelah debut J-20, perusahaan saingan Chengdu Aerospace Corporation, Shenyang Aircraft Corporation, meluncurkan prototipe jet tempur siluman yang dinamakan FC-31.
Tidak seperti J-20 yang disponsori pemerintah, FC-31 benar-benar jet tempur bikinan swasta yang ditujukan kepada pasar luar negeri.
Kendati demikian, sejauh ini belum ada negara yang meminati FC-31.
FC-31 mewakili peluang Beijing untuk bersaing di pasar dunia yang menguntungkan untuk jet tempur yang menghindari radar.
Jika J-20 dilarang diekspor seperti F-22 bikinan AS, maka FC-31 dapat disamakan dengan F-35 yang ditujukan untuk pasar luar negeri.
Angkatan Udara China mulai menerima J-20 untuk digunakan di garis depan pada 2017, 12 tahun setelah F-22 mulai beroperasi.
Pada akhir 2019 setidaknya ada 13 unit J-20 yang beroperasi. Angkatan Udara China juga telah memfokuskan upayanya untuk mengganti mesin AL-31 buatan Rusia dengan mesin WS-10 yang dibuat khusus. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Disebut sebagai Saingan, Mampukah J-20 China Mengalahkan F-22 AS?, dan China Sengaja Larang Ekspor Jet Tempur Siluman J-20, Ini Alasannya.