Pascakebijakan Baru WhatsApp, Pengguna Telegram Tembus 500 Juta, CEO Mulai Berpikir Pajang Iklan
Mengawali tahun 2021, layanan pesan instan Telegram akhirnya memiliki lebih dari 500 juta pengguna aktif bulanan. Jumlah ini naik signifikan.
WhatsApp pun sejatinya telah mengklarifikasi bahwa perubahan aturan tersebut tidak memengaruhi privasi pesan pengguna.
"Itu tidak memengaruhi cara orang berkomunikasi secara pribadi dengan teman atau keluarga di mana pun mereka berada di dunia," kata CEO WhatsApp, Will Cathcart sebagaimana dikutip KompasTekno dari Business Insider, Rabu (13/1/2021).
Telegram bersiap pajang iklan
Setelah memiliki 500 juta pengguna aktif, Telegram akhirnya bersiap mencari keuntungan melalui beberapa skenario.
Rencana ini sudah diumbar Durov pada akhir tahun 2020 lalu.
Selama ini, Telegram memang diketahui menyediakan layanan perpesanan instan gratis.
Menurut Durov, untuk mendukung proyek sebesar Telegram dibutuhkan setidaknya beberapa ratus juta dolar per tahun agar aplikasi ini dapat terus berjalan.
Oleh karena itu, Telegram membuat beberapa skema monetitasi agar Telegram bisa terus bertumbuh.
Baca juga: Sudah Berbagi Data dengan Facebook Sejak 2016, WhatsApp Klarifikasi Kebijakan dan Privasi Baru
Adapun skenario mencari profit ala Telegram yakni dengan menambah fitur baru untuk pengguna premium.
Lalu, Telegram juga akan memperkenalkan platform iklannya sendiri yang ditujukan untuk channel, bukan chat one-to-one.
Mantan Manajer Blak-blakan Soal Rumor Nissa Sabyan dan Ayus Sering Pesan Kamar Hotel Terhubung |
![]() |
---|
Pembunuhan Siswi SMA, Pamit Belajar Kelompok, Korban Ditemukan dalam Kantong Plastik |
![]() |
---|
Bukannya Menyehatkan, Keramas Tiap Hari Justru Berdampak Buruk bagi Rambut Lo! Begini Penjelasannya |
![]() |
---|
Update, Satu Lagi Pasien Meninggal Terpapar Covid-19 di Belitung, Dirujuk ke RSUD H Marsidi Juwono |
![]() |
---|
Ayah Meninggal, Kakak Beradik Hidup Rumah Ambruk, Awalnya Tak Tahu Ibunya Menikah Lagi |
![]() |
---|