Baru Sekali Divaksin Belum Bikin Kebal, Dokter Jelaskan Begini Cara Kerja Vaksin Covid-19 Sinovac
Seseorang yang baru sekali disuntikkan vaksin masih bisa terkena covid-19. Vaksin hanya bertujuan untuk memproteksi dari virus corona
POSBELITUNG.CO, -- Adanya vaksin covid-19 dianggap bisa memberikan harapan dalam menangani virus corona atau Covid-19.
Di Indonesia sendiri saat ini telah melakukan penyuntikkan vaksin covid-19 sinovac buatan Cina.
Banyak yang beranggapan, bila telah disuntik vaksin covid-19 bisa kebal atau bahkan bebas dari Covid-19.
Ternyata anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.
Bila penyuntikkan vaksin covid-19 hanya dilakukan satu kali saja, tidak bisa serta merta seseorang itu kebal dari virus covid-19.
Hal ini terjadi pada Bupati Sleman Sri Purnomo.
Meskipun telah disuntikkan vaksin covid-19, berdasarkan hasil swab antigen ternyata ia terkonfirmasi positif covid-19.
Penyuntikan vaksin covid-19 kepada Sri Purnomo dilakukan sekitar sepekan yang lalu.
BACA JUGA:
--> Sudah Divaksin Bupati Sleman Masih Kena Covid-19, Dokter Menduga Inilah yang Terjadi
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dr Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan, setidaknya tubuh membutuhkan 28 hari untuk menciptakan antibodi maksimal sebagai proteksi.
"Dilaporkan di penelitian ilmiah, sekitar hari ke-12 setelah suntikan (vaksin) pertama, baru mulai terbentuk antibodi, tapi masih sedikit sekali."
"Ibaratnya baru membuat cetakannya, purwarupanya," ungkap Dokter Tonang kepada Tribunnews.com, Kamis (21/1/2021).
Tonang menjelaskan, di hari ke-14 dosis vaksin kedua akan disuntikkan.
Suntikan kedua ini yang disebut Tonang akan membuat antibodi meningkat.
"Kemudian di hari ke-28 diharapkan tercapai level antibodi yang memberi proteksi," ungkap Tonang.
Lebih lanjut Tonang menjelaskan, orang yang sudah disuntik vaksin Covid-19 masih memungkinkan untuk terkena Covid-19.
"Sebagaimana orang yang pernah kena Covid, masih bisa terinfeksi Covid lagi."
"Bedanya, orang yang pernah kena Covid-19 kalau terkena lagi, gejalanya ringan atau bahkan tanpa gejala."
"Seperti orang diberi vaksin, masih tetap ada risiko untuk kena, tapi kalau pun kena, sudah punya antibodi, sehingga mencegah timbulnya gejala," jelas Tonang.
Kasus pada Bupati Sleman
Sementara itu Bupati Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Purnomo mengumumkan jika dirinya terkonfirmasi positif Covid-19 pada Kamis (21/1/2021).

Diketahui sebelumnya Sri Purnomo telah menerima suntikan pertama vaksin Sinovac pada 14 Januari 2021 lalu.
BACA JUGA:
--> Hanya 1 Jam Virus Corona Sembuh dengan Campuran Tiga Bahan Ini, Benarkah? Ini Penjelasan Ahli
Sementara itu saat ini Bupati Sleman, Sri Purnomo disebut tanpa gejala dan tengah menjalani isolasi mandiri di rumah dinas.
"Hasil antigen kemarin dan hasil PCR tadi pagi itu (Bupati Sleman Sri Purnomo) positif (Covid-19)," ujar Sekda Kabupaten Sleman Harda Kiswaya, Kamis (21/1/2021).
Dilansir Kompas.com, Harda menyampaikan, Bupati Sleman Sri Purnomo saat ini dalam kondisi baik.
"Kami bersyukur setelah dilakukan foto scan paru-paru dan sebagainya alhamdulilah semuanya kondisinya sangat baik, jadi OTG. Beliau melakukan isolasi mandiri di rumah dinas," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo menjelaskan, awalnya Bupati Sleman Sri Purnomo menjalani swab antigen karena merasakan gejala batuk-batuk.
"Kemarin siang Pak Bupati meminta diperiksa swab antigen karena malam Rabunya merasakan batuk-batuk dan suhu tubuhnya 37,6 derajat jadi di atas 37,3," ucapnya.
Swab antigen dilakukan oleh Dinas Kesehatan di rumah dinas Bupati Sleman.
Hasilnya, ternyata positif antigen.
BACA JUGA:
--> Ahli Jepang Ungkap Asal Usul Varian Baru Virus Corona, Kekuatannya 2 Kali Lipat Paling Menular
"Tadi pagi PCR di rumah sakit, siang harinya keluar hasilnya ternyata positif," tegasnya.
Adapun pengumuman Sri Purnomo positif Covid-19 juga diunggah melalui akun Instagram pribadinya, @sripurnomosp, Kamis (21/1/2021).
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Kompas.com/Wijaya Kusuma)
Terpapar Covid-19 Sebelum Divaksin
Meski sudah divaksin sepekan yang lalu ternyata Bupati Sleman Sri Purnomo terkonfirmasi positif Covid-19.
Saat ini Sri Purnomo sedang menjalani isolasi mandiri di rumah dinasnya.
Meskipun terkonfirmasi positif Covid-19, Sri Purnomo dikabarkan dalam kondisi yang baik.
Terkait kasus ini, dokter menduga bahwa Sri Purnomo telah terinfeksi Covid-19 sebelum disuntikkan vaksin covid-19 sinovac ke tubuhnya.
"Hasil antigen kemarin dan hasil PCR tadi pagi itu (Bupati Sleman Sri Purnomo) positif (Covid-19)," ujar Sekda Kabupaten Sleman Harda Kiswaya, Kamis (21/1/2021).
Harda menyampaikan, Bupati Sleman Sri Purnomo saat ini dalam kondisi baik.
"Kami bersyukur setelah dilakukan foto scan paru-paru dan sebagainya alhamdulilah semuanya kondisinya sangat baik, jadi OTG. Beliau melakukan isolasi mandiri di rumah dinas," ungkapnya.
Berkaitan dengan kasus Bupati Sleman, Kompas.com meminta tanggapan dokter Tolhan Banjarnahor, Sp.PD-FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Primaya Hospital Tangerang.
BACA JUGA:
--> Inilah Pasien Pertama Covid-19, Sosoknya Paling Dicari Intelejen Dunia, Ungkap Misteri Virus Corona
Tolhan menjelaskan, vaksin CoronaVac buatan SINOVAC yang dipilih Indonesia mengandung bagian dari virus SARS-CoV-2 atau mengandung virus SARS-CoV-2 yang sudah mati.
Dia menampik rumor yang mengatakan bahwa bahan vaksin berupa virus yang dimatikanlah yang justru menginfeksi penerima vaksin.
"Virus dalam vaksin Sinovac sudah mati. Jadi tidak mungkin bisa membuat orang yang divaksin terinfeksi," katanya Jumat (22/1/2021).
Tolhan menjelaskan lebih lanjut, program vaksinasi ini bertujuan untuk membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok.
"Maka minimal 70 persen rakyat indonesia, sekitar 180 juta orang harus diimunisasi," ujarnya.
"Sangatlah berat apabila setiap penerima vaksin harus discreening dengan swab PCR atau swab antigen (untuk memastikan tidak positif Covid-19)," kata dia.
Dia menduga, Bupati Sleman kemungkinan sudah terinfeksi Covid-19 sebelumnya.
"Kemungknan infeksi (Covid-19) Bupati Sleman bukan karena vaksinnya, tetapi kemungkinan sebelum vaksin sudah terinfeksi (Covid-19), hanya gejalanya belum muncul. Dalam medis disebut periode inkubasi," terangnya.
Periode inkubasi berlangsung sejak 2 sampai 14 hari setelah terinfeksi.
Artinya, gejala muncul 2-14 hari sejak virus masuk dalam tubuh kita.
Namun dia tidak memungkiri, adanya kemungkinan infeksi Covid-19 setelah divaksin.
"Bupati Sleman juga baru sekali divaksin sehingga antibodi belum efektif mencegah infeksi," imbuhnya.
Hingga saat ini memang belum ada anjuran dari pemerintah bahwa seseorang harus melakukan pemeriksaan PCR sebelum melakukan Vaksin Covid-19.
“Cukup mengisi lembar screening yang telah disiapkan sebelum vaksinasi dilakukan untuk menentukan apakah seseorang bisa mendapatkan vaksin atau tidak,” ujar dr. Tolhas.
Seperti yang kita ketahui, efikasi vaksin Sinovac adalah sebesar 65,3 persen.
Artinya dari 100 orang yang dilakukan vaksin ada 34,7 persen yang masih bisa terkena Covid-19.
“Kita tidak tahu masuk yang 65 persen atau 35 persen. Tetapi jauh lebih baik jika kita tetap divaksin dibandingkan tidak divaksin karena bila tidak divaksin kemungkinan seseorang terkena Covid-19 akan menjadi 100 persen,” ujar Tolhas.
Walaupun sudah dilakukan vaksin, kita harus tetap melakukan pola hidup sehat seperti makan-makanan dengan gizi seimbang, melakukan olah raga dengan rutin dan teratur, istirahat dengan cukup, serta mengkonsumsi vitamin dan mineral.
“Karena vaksin tidak bisa mencegah 100 persen infeksi Covid-19, maka kita harus tetap menerapkan protokol kesehatan,” tutupnya.
Tanpa menerapkan protokol kesehatan 5M - yakni menjaga jarak 1-2 meter, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobolitas - maka vaksin tidak ada gunanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bukan Sim Salabim, Disuntik Vaksin Covid-19 Tak Serta Merta Langsung Kebal Virus, dan Kompas.com dengan judul "Dokter: Mungkin Bupati Sleman Sudah Terinfeksi Covid-19 Sebelum Vaksin",