Bagi Tresia Ceng Beng Keharusan Setiap Tahunnya untuk Menghormati Leluhur

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Tresia tidak pernah melewatkan Ceng Beng atau ziarah kubur, baginya ini adalah suatu kewajiban tiap tahun bersama keluarga mendatangi Perkuburan Pilang Desa Dukong, Tanjungpandan, Belitung.

Cengbeng juga merupakan sarana untuk berkumpul keluarga, kerabat dan keturunan.

Setiap keluarga memiliki tatacara yang berbeda-beda dalam sembahyang kubur, Tresia mengaku karena keluarganya adalah vegetarian saat sembahyang kubur membawa membawa buah-buahan, namun ada  juga keluarga lain yang bukan vegetarian membawa makanan lain untuk sembahyang.

"Masing-masing beda. Kami persiapan dari hio atau dupa sampai dengan kertas yang biasanya dilipat atau dibilangnya emas sama perak, koper persiapan yang dalamnya lengkap dengan persiapannya yang nantinya akan dibakar, tujuannya untuk dikirim ke leluhur," ujarnya kepada posbelitung.co, Sabtu (3/4/2021).

Dia menambahkan untuk perlengkapan sembahyang kubur di Belitung tidak lah sulit, karena di beberapa toko sudah ada yang menyediakan.

Hal senada disampaikan Willy yang kini menetap di Tanggerang, dia mengaku baru dapat merayakan ceng beng tahun ini di Belitung, karena tahun lalu suasana awal pandemi tidak diperbolehkan untuk pulang Ke Belitung.

"Harusnya tiap tahun pulang. Yang Berbeda mungkin hanya  saat akan terbang ke sini saja ada protokol kesehatan, harus swab. Kalau suasana di Belitung sama sih," ujarnya.

Menurutnya ada tradisi setelah sembahyang kubur di atas makam akan diberi hiasan berupa kertas warna warni menandakan kuburan itu susah ada yang sembahyang

Dia berharap usai ceng beng ini pandemo cepat selesai semua diberikan kesehatan dan kedamaian biar semua bisa lancar dan sukses juga. (posbelitung.co,suharli)