Virus Corona di Bangka Belitung
Tak Menyerah Dihantam Pandemi, Pelaku UMKM Muda Belitung Ini Justru Kembangkan Usaha
abrina begitu bersemangat menceritakan perjalanannya mengembangkan usaha minuman Ngeretea, Jumat (2/7/2021).
Penulis: Adelina Nurmalitasari |
POSBELITUNG.CO , BELITUNG - Sabrina begitu bersemangat menceritakan perjalanannya mengembangkan usaha minuman Ngeretea, Jumat (2/7/2021). Bagi wanita muda ini, tak mudah menjalankan kedai teh. Apalagi saat baru saja membuka, badai pandemi menghantam. Alih-alih menyerah dengan situasi, ia justru menguatkan diri bertahan dengan berbagai macam cara.
Menjadi satu di antara penjual stan pada klaster UMKM yang tumbuh dimasa pandemi Covid-19 Belitung Expo, Tanjungpendam, ide usahanya berawal dari keinginan bisnis jangka panjang. Makanya ia memilih berjualan minuman.
"Karena pengen bisnisnya jangka panjang, jadi harus menyesuaikan dengan kebutuhan orang. Terpikir buat minuman," ucapnya.
Ketika baru membuka kedai di Jalan Telex, Aik Ketekok, Tanjungpandan, langsung harus menghadapi kondisi pandemi. Namun ia tetap mencoba sekaligus menguji mampu tidaknya bertahan.
"Berapa pun yang didapat lanjut terus. Buat memperkenalkan dari bazar ke bazar, ketika ada info minta ikut," kata wanita berjilbab ini.
Agar mampu bertahan, menurutnya memang tak cukup dengan mempertahankan ide pribadi saja. Namun juga perlu riset selera dan harga yang pas dikantong konsumen. Dengan penyesuaian dengan keinginan pembeli, bisa menjadi strategi menghadapi tantangan Pandemi Covid-19.
Bukan hanya Sabrina, pemilik UMKM Jajak Umak, Nurmi juga tak kalah. Dimasa pandemi, ia justru berinovasi membuat produk baru, menambah varian kue-kue andalannya.
Yang terbaru, ia membuat produk dessert box yang diolah dari tepung rap menggale atau tepung olahan dasar singkong. Gencarnya pemerintah menggunakan pangan lokal, membuat Nurmi melirik peluang ini buat menjadi ide baru olahan kuenya.
"Kalau ini bikinnya tidak berbeda menggunakan tepung terigu," ujarnya.
Apalagi ada nilai lebih dari produk ini yaitu tidak mengandung gluten. Sehingga cocok bagi yang sedang diet gluten.
Staf KUMKM Dinas KUMKM, Perdagangan, dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung Fita Elyana mengatakan UMKM yang tumbuh dimasa pandemi hadir karena desakan ekonomi. Di tengah kebingungan membuka usaha lain saat pariwisata terpuruk, maka wisatawan tidak datang, akhirnya berpikir apa yang kira-kira bisa menjangkau segmen lokal.
"Segmen diubah, dulunya ke tamu dari luar, sekarang ke masyarakat lokal. Hampir rata-rata UMKM yang tumbuh dimasa pandemi masih muda, yang usianya di bawah 30 tahun, ketika kuliah cuti di Belitung, akhirnya cari inspirasi dan buka usaha," kata Fita.
Pandemi justru membuat para pelaku usaha ini semakin kreatif. Makanya, dinas terkait juga terus memberikan dukungan.
"Mereka ada yang datang ke kantor, bawa produk, biasanya akan sampaikan produk baru dan konsultasi, kami lihat kemasan sudah bagus, review produk, beri masukan, lalu bikin izin usaha, baru bikin merek," ujarnya
"Mereka juga ada yang jebolan BLK, karena selain diberi pelatihan vokasional pengolahan, juga diberi pelatihan kewirausahaan yang narasumber dari dinas. Jadi sudah disiapkan. BLK memberi pelatihan, kami yang membantu kelanjutan, pemasaran, manajemen, SDM, perizinan, dan segala macam," jelas dia.
Bagi pelaku usaha yang juga memiliki produk, Fita menyebut bisa datang ke kantor Dinas KUMKMPTK atau ke PLUT KUKM. Di Belitung Expo juga ada stan layanan produk yang bisa sebagai tempat konsultasi terkait pembiayaan dan permodalan usaha. (Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/belitung/foto/bank/originals/20210702-kluster-umkm-belitung.jpg)