Sejarawan Ungkap Asal Kekayaan Swiss yang 100Kali Lipat, Ternyata Pernah Terlibat Menjajah Indonesia

Pengusaha Swiss datang ke Indonesia turut membantu Belanda untuk menjajah dan memasok tentara untuk KNIL, membangun perkebunan hingga perbudakan

Editor: Hendra
(KOMPAS.com/KRISNA DIANTHA)
Seorang sejarawan Swiss bernama Andreas Zangger, peneliti kolonialisme di Asia Tenggara ini berani mengungkap keterlibatan negaranya Swiss dalam era kolonialisme Belanda di Indonesia 

POSBELITUNG.CO, ZURICH,-  Masyarakat Indonesia tentunya sangat mengetahui negara mana saja yang pernah menjajah Indonesia.

Ada beberapa negara yang sempat menjajah Indonesia diantaranya adalah Portugis, Spanyol, Belanda, Perancis, Inggris dan Jepang.

Dan penjajah yang paling diingat masyarakat adalah Belanda karena waktunya sangat lama.

Ternyata banyak yang tidak mengetahui ada negara lain yang pernah menjajah Indonesia dan kini menjadi negara yang kaya raya.

Negara itu adalah Swiss yang ikut terlibat di masa kolonialisme dunia.

Warga Swiss yang datang bukan hanya datang sebagai pengusaha saja di Indonesia.

Ternyata mereka juga salah satu pemasok tentara KNIL di Indonesia.

KNIL adalah tentara perang Hindia Belanda pada masa itu.

Bagaiman Swiss pernah terlibat menjajah Indonesia ini diungkapkan oleh seorang sejarawan yang meneliti Kolonialisme Asia Tenggara bernama Andreas Zangger kepada Kompas.com.

Berikut petikannya:

Anda menulis buku tentang Swiss dan Kolonialisme. Apa sebenarnya yang menjadi latar belakang sehingga orang Swiss juga terlibat dalam kolonialisme hingga ke Indonesia?

Swiss negara kecil dan tidak punya banyak kekayaan alam. Sejak dahulu, Swiss sudah mencoba untuk mencari uang, tidak terkecuali di era kolonialisme. Swiss dikenal juga sebagai penyuplai tenaga kerja di bidang ketentaraan. Tidak terkecuali di dalam tubuh VOC. Intinya, karena alasan perekonomianlah, Swiss mencari uang di luar negeri.
Selain di bidang ketentaraan, sebagai serdadu bayaran, Swiss juga mencari peluang dalam bidang industri tekstil. Mereka mencari bahan baku di sana, lalu kembali mengekspornya. Namun usaha tekstil ini hanya berjalan tidak lama, kalah bersaing dengan batik cap yang lebih efisien dan murah.

Selain industri tekstil, apakah orang Swiss juga terlibat industri perkebunan?

Ya, betul. Setelah Belanda membuka investasi asing untuk perkebunan di Sumatera. Abad 19-an, khususnya perkebunan tembakau, banyak orang Swiss terlibat. Di Zurich ada peninggalan bersejarah sehubungan dengan industri tembakau, namanya Villa Patumbah.

Sejarah perkebunan tembakau zaman itu bukan zaman yang indah untuk Indonesia. Masa eksploitasi untuk rakyat setempat. Industri tembakau ini sangat menjanjikan, sehingga investor Belanda sendiri juga ikut bermain disana. Pengusaha Swiss mulai terdesak dan akhirnya mencari alternatif lain, yakni perkebunan kopi dan karet.
Kendati demikian, investor Swiss tetap disukai oleh Belanda ketimbang investor dari Inggris, yang saat itu juga menjadi negara imperialis, sebuah ancaman bagi Belanda.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved