Leisure

Ada Kolam Bidadari di Aik Pancor Sang Piak Gunung Kubing, Objek Wisata Alam yang Memanjakan Mata  

Belitung seakan tak ada habisnya membius para pelancong dengan keindahan alam yang menawan. Meski terkenal dengan wisata pantainya, daerah yang juga d

posbelitung.co
Berwisata di Aik Pancor Sang Piak Gunung Kubing Desa Perpat, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, Sabtu (28/8/2021). (Posbelitung.co) 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Belitung seakan tak ada habisnya membius para pelancong dengan keindahan alam yang menawan. Meski terkenal dengan wisata pantainya, daerah yang juga dijuluki sebagai Negeri Laskar Pelangi ini menyimpan pesona lain yang harus banget dikunjungi.

Pada Sabtu (28/8/2021), Posbelitung.co mengunjungi Objek Wisata alam Aik Pancor Sang Piak Gunung Kubing yang berada di Desa Perpat, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung.

Dari Tanjungpandan, butuh waktu sekitar 30 menit berkendara menuju ke lokasi yang berada di selatan Pulau Belitung ini. Buat turis yang ingin menjelajahi objek ini, akses jalannya bagus, hanya ketika semakin dekat di kawasan Gunung Kubing saja jalanan masih tanah merah.

Semakin dekat ke lokasi, jajaran pepohonan dan bukit menjadi suguhan yang bisa disaksikan travelers.

Dari gerbang masuk Aik Pancor Sang Piak, pengunjung bisa berjalan sekitar lima menit menuju titik poin pertama objek wisata yang dikelola masyarakat setempat. Menapaki jalanan tanah, membuat siapapun yang berkunjung sebaiknya menggunakan alas kaki yang nyaman. Suasana sejuk dari rindangnya pepohonan akan menemani perjalanan.

Ketika tiba di titik poin pertama, pengunjung akan melihat air yang mengalir. Air yang nampak berwarna kecoklatan ini mengalir di antara batuan cadas. Berjalan di bebatuan ini harus berhati-hati karena licin.

Titik poin pertama ini menyediakan beragam fasilitas bagi pengunjung. Ada musala, wc, dan arena bermain anak. Ada juga jembatan yang dicat berwarna pelangi, bisa sebagai tempat berfoto. Ada pula tulisan Gunung Kubing berwarna oranye yang bisa menjadi spot mengabadikan momen.

Perjalanan tak berhenti sampai di sini. Bersama rekan yang merupakan warga setempat, Mezi, wartawan posbelitung.co melanjutkan perjalanan menuju ke puncak objek ini. Butuh perjalanan sekitar 20-30 menit.

Awalnya perjalanan terasa mudah. Lalu mulai terasa berat ketika harus menanjak. Pandangan tak bisa teralih karena banyak bebatuan di bawah sehingga harus sigap memerhatikan setiap langkah dan tempat kaki berpijak.

Untungnya, setiap kali merasa lelah ada gazebo yang bisa menjadi tempat peristirahatan. Bila perlu, bisa juga mencuci kaki dengan sejuknya air yang mengalir. Setelah beberapa kali melepas lelah, sampailah ke puncak Aik Pancor Sang Piak.

Suara riak air mengalir, hembusan angin, pemandangan indah barisan perbukitan hingga hijaunya barisan pepohonan sejauh mata memandang begitu menawan. Rasa lelah menanjak seakan terbayar melihat pemandangan alam yang begitu menakjubkan.

Bagi yang ingin merasakan sensasi kesejukan air alami, jangan ragu untuk mandi. Ada kamar ganti tak jauh dari kolam yang juga disebut sebagai kolam bidadari.

Menurut cerita rekan kami, Mezi, disebut sebagai Aik Pancor Sang Piak, karena aik pancor atau air terjun ini menjadi perbatasan yang membelah (piak dalam bahasa lokal) dua desa, yakni Desa Lassar dan Desa Perpat. Beragam aktivitas bisa dilakukan pengunjung seperti mandi dan berenang di sungai, bahkan kemping.

"Biasanya ramai yang ke sini. Apalagi kalau hari Minggu," ujarnya.

Ketika datang, turis juga bisa datang ke objek sekitar yang tak jauh dari sana. Misalnya ada Goa Nek Santen yang punya cerita rakyat tersendiri bagi warga lokal. Ada juga Gadong Hill, satu di antara spot favorit penghobi berkemah.

Sumber: Pos Belitung
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved