Wawancara Khusus

dr Gemeinial Bicara DBD dan Penanganannya, Masih Banyak Orang Tua Teledor Anggap Demam Biasa

Apalagi penanganan yang tidak tepat dapat menyebabkan pasien DBD berujung pada kematian.

Penulis: Adelina Nurmalitasari | Editor: Novita
Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
Dokter umum Puskesmas Tanjungpandan dr Gemeinial berbincang dengan host Konsultasi Dokter (Konter) Pos Belitung Lisa Lestari di Studio Pos Belitung, Kamis (27/1/2022). 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi penyakit yang kerap diwaspadai saat musim hujan.

Apalagi penanganan yang tidak tepat dapat menyebabkan pasien DBD berujung pada kematian.

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai penyakit ini, Pos Belitung berbincang bersama dokter umum Puskesmas Tanjungpandan, dr Gemeinial pada program Konter atau Konsultasi Dokter, Kamis (27/12022).

Berikut petikan wawancaranya:

T : Bisa dijelaskan terlebih dahulu mengenai DBD

J : DBD atau demam berdarah merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti yang membawa virus dengue. Demam berdarah dan tifus memiliki perbedaan tipe demam. Kalau demam berdarah terus menerus demamnya, diberikan obat penurun panas tapi demamnya hanya berhenti sebentar. Selama virus aktif, maka akan demam terus. Tiap tahun ada karena Belitung termasuk daerah tropis, ada waktu musim hujan.

T : Bagaimana siklus hidup nyamuk Aedes Aegypti ini dan kapan waktu aktif nyamuk ini menggigit?

J : Nyamuk ini mempunyai siklus hidup yang lengkap, butuh waktu sekitar 1,5-3 pekan untuk proses dari telur sampai menjadi nyamuk. Dengan usia nyamuk dewasa kisaran 1-2 bulan hidupnya. Satu nyamuk betina bisa menghasilkan 100-200 telur. Karakteristik yang khas kalau memperhatikan nyamuk belang putih di badan dan kaki. Jentiknya lebih aktif dibanding nyamuk lain. Cara bertelurnya juga berbeda, kalau nyamuk biasanya di satu tempat, kalau aedes aegypti ini menyeluruh.

Waktu aktifnya pagi dan sore hari. Nyamuk DBD ini menggigit dua jam setelah matahari terbit dan sebelum matahari terbenam. Serta kadang bisa aktif di malam hari dengan pencahayaan yang baik.

T : Apakah demam berdarah ini merupakan penyakit menular? Apa bedanya demam dengue (DD) dengan demam berdarah dengue (DBD)?

J : Demam berdarah ini menular, yang ditularkan melalui nyamuk sebagai vektor, tidak bisa antar manusia. DD dan DBD ini virusnya sama, virus dengue. Hanya saja DBD ada terjadi pendarahan atau adanya kebocoran plasma dalam tubuh, ditandai ruam merah. Sedangkan DD hanya demam dan nyeri sendi. Ada pula yang secara sederhana mengatakan bahwa DD ini fase awal sebelum DBD.

T : Bagaimana gejala saat tertular demam berdarah dan bagaimana pertolongan pertama yang harus dilakukan untuk perawatan awal di rumah jika belum mengetahui bahwa orang ternyata tertular demam berdarah?

J : Semua benda asing yang masuk ke tubuh, respons pertama pasti demam. Cuman hari pertama dan kedua sulit membedakan DBD dengan demam lain. DBD ini fase demamnya tiga hari pertama demam, kemudian hari ketiga atau keempat demamnya turun, kembali lagi hari keenam dan ketujuh.

Kalau tidak mengetahui demam berdarah atau bukan, pertama adalah istirahat. Begitu virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh, imun tubuh turun, kita perlu istirahat sebanyak mungkin.

Kedua, cairan tubuh, baik DBD atau demam biasa, akan membuat dehidrasi sehingga butuh pengganti cairan yang lebih. Kemudian kompres hangat, dilanjutkan jika ada indikasi DBD jangan menggunakan obat-obatan yang memicu pendarahan seperti aspirin dan obat yang mengandung ibuprofen, disarankan menggunakan parasetamol.

Bagi orang dewasa bisa membeli parasetamol di apotek. Sementara bagi anak-anak, jika sesudah diistirahatkan, minum air cukup, dan dikompres, segera ke dokter. Karena dosis obat anak-anak berbeda dengan orang dewasa.

T : Adakah gejala spesifik DBD ini?

J : Gejala spesifiknya demam, nyeri sendi, nyeri belakang mata, bisa timbul bengkak, dan timbul ruam merah yang kalau ditekan tetap merah.

T : Jika demam berdarah tidak ditangani dengan tepat, maka bisa menyebabkan komplikasi hingga berujung kematian. Untuk komplikasinya itu sendiri seperti apa?

J : DBD ada grade-nya, 1-4. Grade 1 biasanya hanya gejala demam, ditambah uji tourniquet, yakni dengan diperiksa tensi kemudian di tahan, ada hitungannya, nanti dilihat adakah bercak merah yang muncul. Itu untuk mengetahui gejala ringan. Grade 2 menunjukkan gejala pendarahan spontan bintik merah muncul, bisa mimisan, gusi berdarah, bibir pecah-pecah, sakit perut hebat, kencingnya berubah warna atau BAB berubah warna gelap.

Grade 3 presyok, sudah mulai lemas, tidak nafsu makan, tensi tidak teratur, kemudian grade 4 yakni syok yang paling ditakutkan pada DBD. Kalau shock, tekanan darah bisa turun secara drastis dan tiba-tiba, kemudian nadi tidak terukur lagi, urine sedikit, sehingga organ tubuh rusak, sehingga kemungkinan terburuk yakni kematian.

Masih banyak orang tua teledor, menganggap demam biasa, begitu datang ke puskesmas sudah dalam kondisi masuk grade 3 atau 4, trombosit sudah turun dan peningkatan kadar hematokrit serta peningkatan Hb sehingga darah mengental.

Sangat penting pengetahuan mengenai DBD ini, apalagi di Belitung termasuk iklim tropis, sehingga harus tahun gejala dan tidak lalai setelahnya.

T : Demam berdarah ini penyakit yang memiliki fase dari penularan sampai penyembuhan. Bagaimana fase-fase tersebut?

J : Dari awal masuk virus, 4-8 hari atau paling lambat 12 hari sampai menimbulkan gejala. Kemudian gejala khas ditambah seperti pelana kuda, tiga hari pertama demam, memasuki hari 3-4 demamnya turun tapi ketika disentuh, kulit pasien terasa dingin, itu memasuki masa presyok, sampai hari keenam. Kalau kompensasi tubuhnya bagus, hari keenam kembali pemulihan, hari 7-8 sembuh. Tapi kalau kompensasi tubuhnya tidak bagus, masa kritisnya habis-habisan, pembuluh darah bocor sampai keadaan syok.

Sangat mungkin perawatan DBD dilakukan di rumah, kalau tahu penyakit dan tahu penanganan yang tepat, banyak minum, protein bagus, dan istirahat cukup tidak perlu sampai dibawa ke rumah sakit.

Kalau pantangan makan spesifik tidak ada, paling yang merangsang mual muntah jangan dimakan, karena yang terpenting kalau DBD ini cairan tubuh, minum jus buah, susu, air putih, air tajin, dan oralit serta mengonsumsi makanan yang bergizi.

T : Jika pernah tertular demam berdarah, apakah ada kemungkinan orang tersebut akan kembali tertular untuk kesekian kalinya?

J : Sangat bisa, karena virus ini ada empat tipe. Kalau sudah kena sekali, bisa kena lagi. Ada beberapa literatur yang mengatakan bahwa DBD berikutnya bisa menjadi lebih parah daripada sebelumnya.

T : Pada saat dirawat di rumah sakit, pasien demam berdarah akan diminta mengumpulkan urine dalam wadah, untuk apa tujuan hal tersebut dilakukan?

Satu di antaranya untuk mendeteksi apakah pasien syok atau tidak.

T : Masyarakat mempercayai jus jambu biji dan madu kurma bisa membantu meningkatkan trombosit darah pada pasien DBS. Benarkah hal tersebut atau sekadar hoaks?

J : Kalau yang pernah saya lihat, faktanya memang ada. Cuman kalau dilihat, jambu biji ini vitamin C tiga kali lebih tinggi daripada jeruk. Vitamin C itu mempercepat imun naik, serta jambu biji punya zat aktif yang bisa menurunkan virus dengue juga bisa memberikan efek hormon agar menghasilkan trombosit lebih banyak.

Sementara kurma gizinya lengkap, zat besinya bisa meningkatkan trombosit. Ada juga pucuk daun pepaya yang dipercaya bisa jadi makanan yang baik dikonsumsi pasien DBD.

T : Apakah ibu menyusui yang tertular demam berdarah bisa menularkan penyakit kepada bayinya?

J : Tidak. Karena DBD penularannya melalui nyamuk, tidak bisa ke hal lain.

T : Apakah ada vaksin untuk demam berdarah?

Vaksin DBD ini sebenarnya dari WHO sudah ada sejak 2015 dan mulai masuk Indonesia. Vaksin diperuntukkan bagi laki-laki dan perempuan berusia 9-45 tahun, tapi direkomendasikan efektifnya usia 9-16 tahun dengan tiga kali vaksin berjarak enam bulan. Nama vaksinnya Dengvaxia.

T : Apakah ada efek jangka panjang setelah seseorang terkena DBD?

J : Efek jangka panjang DBD ini tergantung dari keparahan penyakit. Kalau sampai tahap syok, komplikasinya sampai kematian. Kalau sampai organnya rusak, biasanya ada gangguan setelahnya. Tapi secara keseluruhan, karena virus, maka butuh konsumsi makanan untuk meningkatkan imun tubuh agar tidak terjadi masalah berkepanjangan.

T : Bagaimana tips pencegahan agar terhindar dari penularan demam berdarah?

J : Tips ini gampang-gampang susah. Dari dulu 3M, menguras bak mandi minimal satu kali sepekan, menutup tempat penyimpanan air, dan mengubur barang bekas. Sekarang ada 3 M plus, seperti memelihara ikan pemakan jentik, memasang jaring ventilasi, dan tidur menggunakan kelambu.

Nyamuk ini suka di air bersih, makanya bak mandi, vas bunga atau kaleng bekas. Lebih bagus lagi menanam tumbuhan yang tidak disukai nyamuk seperti sereh wangi, lavender, dan tapak dara.

Orang juga berpikir kalau sudah fogging aman, padahal tidak begitu. Sebelum berpikir fogging, pencegahannya gampang saja, kerja bakti, jangan sampai nunggu korban berjatuhan, apalagi jika daerah sudah biasa ada pasien DBD. (Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)

Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved