Berita Belitung Timur
Kapasitas TPA Tak Sebanding, Setiap Orang di Belitung Timur Hasilkan 12 Kg Sampah dalam Sebulan
Dinas Lingkungan Hidup Belitung Timur mencatat sampah yang ditimbulkan oleh setiap orang Belitung Timur yaitu 0,4 kilogram per hari.
Penulis: Bryan Bimantoro | Editor: nurhayati
POSBELITUNG.CO, BELITUNG -- Dinas Lingkungan Hidup Belitung Timur mencatat sampah yang ditimbulkan oleh setiap orang Belitung Timur yaitu 0,4 kilogram per hari atau 12 kilogram setiap bulannya pada tahun 2021.
Dengan jumlah penduduk yang dilayani sebanyak 100.330 jiwa, Belitung Timur memproduksi sampah dengan total 14.648 ton dalam setahun.
Angka ini dinilai cukup besar dibandingkan dengan kapasitas TPA yang dimiliki oleh daerah ini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Belitung Timur Novis Ezuar didampingi Kabid Per sampahan Widiyanto menilai kesadaran masyarakat membuang sampah sangat rendah.
Hal itu menurutnya karena belum terbentuknya mindset bahwa membuang sampah di tempat sampah adalah sebagai bentuk menghargai diri sendiri.
"Setiap agama saya pikir sangat mementingkan kebersihan. Bahkan dalam Islam kebersihan adalah sebagian dari iman. Karena itu harus dibangun kesadaran sejak dini bahwa sampah harus dibuang di tempat sampah, jangan sembarangan di tepi jalan, sungai-sungai, dan lainnya," jelas Novis, Kamis (24/3/2022) kepada Posbelitung.
Baca juga: Pesawat Sriwijaya Air Rusak, 17 Jam Penumpang Rute Jakarta-Tanjungpandan Terjebak di Bandara
Baca juga: Ternyata Komoditas Ini yang Jadi Penyumbang Inflasi Tertinggi di Ibu Kota Provinsi Bangka Belitung
Menurut Novis, pengelolaan per sampahan perlu melibatkan kontribusi dan keterlibatan langsung dari masyarakat juga.
Pemerintah daerah sudah menyiapkan lokasi atau tempat pembuangan sampah sementara di tiap-tiap kecamatan.
Bahkan desa-desa juga memiliki tempat pembuangan sampah yang secara akses mudah didatangi masyarakat.
"Kita ada Perda Pengelolaan Sampah nomor 8 tahun 2014. Di sana ada sanksi denda Rp500 ribu bagi yang membuang sampah sembarangan. Karena itu kami ajak masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan," kata Novis.
Pihaknya sendiri saat ini sudah melayani lebih dari 3.000 rumah di empat kecamatan, yaitu Manggar, Damar, Gantung, dan Kelapa Kampit. Pelayanan ini berupa penjemputan sampah yang dikumpulkan oleh warga untuk dibawa ke TPA. Masyarakat hanya membayar Rp10.000 per bulan dan sampah bisa diangkut setiap harinya.
Lebih jauh, data di atas menurutnya sudah dalam keadaan darurat dilihat dari kapasitas penampungan sampah di TPA. Novis mengakui TPA yang ada saat ini sudah tidak mencukupi lagi.
TPA itu dikatakannya sudah memerlukan landfill baru untuk menampung sampah- sampah yang diangkut dan dibuang di lokasi tersebut.
"Landfill yang saat ini digunakan sudah melebihi masa perencanaan. Yang sekarang itu sudah sejak 2014. Idealnya, landfill digunakan selama lima tahun namun kenyataannya sudah berjalan hampir delapan tahun. Artinya landfill sudah melebihi kapasitas dan perlu perencanaan baru," tambah Novis.
Baca juga: BPOM Pangkalpinang Masih Temukan Bahan Berbahaya pada Makanan di Belitung, Ini yang Dilakukan
Baca juga: Dinas Perikanan Buka Bazar Ikan Murah di Tanjungpendam Minggu Pagi, Jangan Sampai Ketinggalan!
Dia berharap dari Kementerian Pekerjaan Umum bisa segera mengalokasikan anggaran untuk pembangunan landfill baru di TPA tersebut. Pihaknya saat ini tengah menyusun administrasi yang dibutuhkan supaya tahun depan penganggaran tersebut bisa terlaksana.
Novis juga menyarankan agar sampah- sampah dilakukan pemilihan terlebih dahulu sebelum dibuang. Khusus sampah yang dihasilkan rumah tangga misalnya, masih bisa dipilah dengan lebih dari 40 persen di antaranya adalah organik.
"Sampah organik bisa dimanfaatkan menjadi kompos atau budidaya ulat maggot dan sisa sampah lainnya masih memiliki harga jual seperti plastik, botol, kertas, dan kardus. Jadi sebenarnya yang seharusnya yang dibuang ke TPA adalah yang benar-benar residu, sampah yang tidak bisa diolah lagi. Ini jadi PR kita bersama,"saran Novis.
( Posbelitung.co/BryanBimantoro)