Kabar Selebritis

Irwan Mussry Setujui Maia Estianty Jalani Operasi Pengangkatan Batu Empedu 22 April Ini

Irwan Mussry sudah merestui proses operasi pengangkatan batu empedu yang dialami sang istri Maia Estianty.

(Instagram/@maiaestiantyreal)
Maia Estianty masih menunggu kepulangan Irwan Mussry dari London untuk keputusan menjalankan operasi batu empedu yang diidapnya. 

POSBELITUNG.CO - Irwan Mussry sudah merestui proses operasi pengangkatan batu empedu yang dialami sang istri Maia Estianty.

Dokter sudah menjadwalkan operasi pengangkatan batu empedu pada 22 April 2022 mendatang.

“Alhamdulillah sudah disetujui oleh Daddy Irwan, tanggal 22 (April) besok ada operasi,” kata Dul Jaelani, putra bungsu Maia Estianty dengan Ahmad Dhani di Trans TV, Rabu (20/4/2022).

Dul juga berharap operasinya bisa berjalan lancar.

Agar ibunya tidak lagi menahan sakit dan bisa kembali sehat seperti sebelumnya.

“Amin (semoga operasinya lancar),” tandas dia.

Sebelumnya, Maia didiagnosa menderita Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung.

Namun setelah diobservasi lebih lanjut, Maia tidak hanya menderita sakit GERD, melainkan memiliki penyakit batu empedu. Mengalami sakit yang tidak tertahankan, Maia Estianty dilarikan ke rumah sakit.

-------------

Maia Estianty akan bersiap-siap menjalani operasi pengangkatan batu empedu. Dikabarkan operasi bakal berlangsung 22 April 2022.

Putra sulungnya, Al Ghazali mengungkapkan, ia serta El Rumi dan Dul Jaelani bakal mendampingi Maia Estianty saat proses operasi tersebut.

"Bunda itu ada batu di empedunya, nah nanti rencananya tanggal 22 April mau operasi," kata Al Ghazali, mengutip dari YouTube Starpro Indonesia, Senin (18/4/2022).

Al Ghazali pun memohon doa untuk kelancaran operasi batu empedu Maia Estianty. Ia dan adik-adiknya pun siaga menemani.

"Rencananya Al El Dul juga bakal ikut nemenin, ya minta doanya aja," ujar Al Ghazali.

Al Ghazali mewajarkan ia dan adik-adiknya terus menemani ibunya selama sakit. Sebab, selain kewajiban seorang anak, ia pun kaget karena melihat Maia Estianty selama ini jarang sakit.

"Pastilah kami care, masa seorang ibu sakit anak enggak jaga. Apalagi Bunda kan jarang sakit, jadi kami support nemenin dan doa," tuturnya.

Al Ghazali pun optimis operasi ibunya bakal berjalan dengan lancar. Kekasih Alyssa Daguise ini pun yakin perempuan 46 tahun itu bakal bisa beraktivitas normal seperti sedia kala nantinya.

"Insya Allah bakal pulih lagi, aman insya Allah," tutur Al Ghazali.

Awal April lalu, Maia Estianty dilarikan ke rumah sakit oleh Dul Jaelani lantaran mengalami nyeri di ulu hati. Setelah diperiksa, ternyata juri Indonesian Idol ini menderita penyakit asam lambung atau gerd. Masih mengeluhkan nyeri, setelah pemeriksaan lanjutan, rupanya dokter menemukan kondisi lain, yakni adanya batu empedu sebesar dua sentimeter.

Mengenal Batu Empedu

Maia Estianty dikabarkan menderita penyakit batu empedu.

Sebelumnya Maia sempat dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena terserang GERD.

Setelah 4 hari  menjalani perawatan, Maia yang tak kunjung membaik akhirnya melakukan konsultasi dengan dokter penyakit dalam.

Dari hasil pemeriksaan, penyakit yang menggerogoti Maia pun ditemukan, yakni batu empedu.

"Karena aku 4 hari nggak membaik aku kontak dokter Chang, ahli pencernaan bagian dalamlah pokoknya. Oleh dokter Chang dikasih tahu kenapa GERD ku kambuh, ternyata karena ini ( batu empedu)," cerita Maia Estianty dikutip dari YouTube Maia Aleldul TV.

Saat dilakukan USG, terdapat dua bongkahan yang menghambat saluran empedu hingga membuat lambung Maia terasa sakit.

"Karena batunya besar dia mau masuk ke saluran nggak bisa, nyangkut di situ, bikin sakit," ujar dokter.

Maia sebenarnya sudah mengetahui bahwa kantung empedunya bermasalah, tetapi ia masih ragu untuk melakukan tindakan medis.

"Ditemukan batu empedu 2 cm, aku sebenarnya dari beberapa tahun lalu aku sudah bertemu dokter Chang dan disarankan potong aja kantung empedu, dan aku tuh ragu-ragu kan dok, which is dari 3 cm menurun jadi 2 cm karena terapi apel," cerita Maia.

"Tapi kan sekarang nyerang ke GERD, jadi menurut dokter gimana?" tanya dia.

Dokter kemudian menyarankan agar Maia melakukan operasi karena batu empedu tidak bisa hilang hanya dengan terapi makanan.

"Waktu itu 3 cm kan ada beberapa batu mengumpul jadi satu, ini kemarin ada 2 batu ukurannya kira-kira 2 cm semua, sehingga bolak-balik berobat GERD nggak akan sembuh, jadi batu empedu ini harus diselesaikan dulu," kata dokter.

Namun, Maia tampak masih bimbang tentang harus melakukan operasi atau tidak.

"Dokter Chang udah menyarankan aku untuk dipotong aja kantong empedu, jadi gimana nih guys operasi nggak nih?" tanya Maia pada penonton.

Tentang Batu Empedu

Mengutip dari halodoc.com, Batu empedu adalah endapan cairan pencernaan yang mengeras yang dapat terbentuk di kantung empedu. Sementara itu, kantung empedu adalah organ kecil berbentuk buah pir di sisi kanan perut, tepat di bawah hati. Kantung empedu menampung cairan pencernaan yang disebut empedu yang dilepaskan ke usus kecil.

Ukuran batu empedu berkisar dari sekecil sebutir pasir hingga sebesar bola golf. Beberapa orang bisa memiliki hanya satu batu empedu, sementara yang lain mengembangkan banyak batu empedu pada saat yang bersamaan.

Orang yang mengalami gejala dari batu empedu biasanya memerlukan operasi pengangkatan kantong empedu. Batu empedu yang tidak menimbulkan tanda dan gejala biasanya tidak memerlukan pengobatan.

Faktor Risiko Batu Empedu

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko batu empedu, antara lain: 

Perempuan.

Berusia 40 atau lebih tua.

Menjadi penduduk asli Amerika dan Hispanik asal Meksiko.

Memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.

Tidak banyak bergerak.

Sedang hamil.

Sering makan makanan tinggi lemak.

Sering makan makanan tinggi kolesterol.

Sering makan makanan rendah serat.

Memiliki riwayat keluarga dengan batu empedu.

Mengidap diabetes.

Memiliki kelainan darah tertentu, seperti anemia sel sabit atau leukemia.

Menurunkan berat badan dengan sangat cepat.

Minum obat yang mengandung estrogen, seperti kontrasepsi oral atau obat terapi hormon.

Memiliki penyakit liver.

Penyebab Batu Empedu

Sayangnya, tidak jelas apa yang menyebabkan batu empedu terbentuk. Para ahli berpikir batu empedu dapat terjadi ketika:

Empedu mengandung terlalu banyak kolesterol. Biasanya, empedu mengandung cukup bahan kimia untuk melarutkan kolesterol yang dikeluarkan oleh hati. Namun, jika hati mengeluarkan lebih banyak kolesterol daripada yang dapat dilarutkan oleh empedu, maka kelebihan kolesterol dapat membentuk kristal dan akhirnya menjadi batu.

Empedu mengandung terlalu banyak bilirubin. Bahan kimia ini diproduksi ketika tubuh memecah sel darah merah. Kondisi tertentu menyebabkan hati membuat terlalu banyak bilirubin, termasuk sirosis hati, infeksi saluran empedu, dan kelainan darah tertentu. Kelebihan bilirubin berkontribusi pada pembentukan batu empedu.

Kantung empedu tidak bisa dikosongkan dengan baik. Jika kantung empedu tidak mengosongkan sepenuhnya, empedu bisa menjadi sangat pekat, dan ini berkontribusi pada pembentukan batu empedu.

Selain itu, kamu harus tahu ada beberapa jenis batu empedu yang dapat terbentuk di kantung empedu, antara lain:

Batu Empedu Kolesterol. 

Jenis batu empedu yang paling umum, yang disebut batu empedu kolesterol, sering tampak berwarna kuning. Batu empedu ini terutama terdiri dari kolesterol yang tidak larut, tetapi mungkin mengandung komponen lain.

Batu Empedu Pigmen. 

Batu berwarna cokelat tua atau hitam ini terbentuk ketika empedu mengandung terlalu banyak bilirubin.
Gejala 

Batu empedu mungkin tidak menimbulkan tanda atau gejala.

Jika batu empedu tersangkut di saluran dan menyebabkan penyumbatan, tanda dan gejala yang bisa terjadi antara lain:

Rasa sakit yang tiba-tiba dan meningkat dengan cepat di bagian kanan atas perut.

Rasa sakit yang tiba-tiba dan meningkat dengan cepat di bagian tengah perut, tepat di bawah tulang dada.

Sakit punggung di antara tulang belikat.

Sakit di bahu kanan.

Mual atau muntah.

Nyeri batu empedu dapat berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam.

Segera buat janji dengan dokter jika kamu memiliki tanda atau gejala yang mengkhawatirkan, seperti misalnya: 

Sakit perut begitu hebat sehingga kamu tidak bisa duduk diam atau menemukan posisi yang nyaman.

Menguningnya kulit dan bagian putih mata (jaundice).

Demam tinggi disertai menggigil.

Diagnosis 

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan mata dan kulit untuk melihat perubahan warna. Warna kekuningan mungkin merupakan tanda penyakit kuning, akibat terlalu banyak bilirubin dalam tubuh.

Tes lain mungkin melibatkan penggunaan tes diagnostik yang membantu dokter melihat ke dalam tubuh. Beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain: 

USG. 

Ultrasonografi menghasilkan gambar perut. Ini adalah metode pencitraan pilihan untuk memastikan apakah kamu memiliki penyakit batu empedu. Ini juga dapat menunjukkan kelainan yang terkait dengan kolesistitis akut.

CT-Scan Perut. 

Tes pencitraan ini mengambil gambar dari hati dan daerah perut.

Pemindaian Radionuklida Kandung Empedu. Pemindaian penting ini membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk diselesaikan.

Seorang spesialis menyuntikkan zat radioaktif ke dalam pembuluh darah dan zat tersebut berjalan melalui darah ke hati dan kantong empedu.

Pada pemindaian, dapat mengungkapkan bukti yang menunjukkan infeksi atau penyumbatan saluran empedu dari batu.

Tes Darah. 

Dokter juga mungkin meminta kamu menjalankan tes darah yang akan menghitung jumlah bilirubin dalam darah. Tes darah juga membantu menentukan seberapa baik fungsi hati.

Komplikasi 

Komplikasi batu empedu mungkin termasuk:

Peradangan Kantong Empedu. 

Batu empedu yang tersangkut di leher kandung empedu dapat menyebabkan radang kandung empedu (kolesistitis). Kolesistitis dapat menyebabkan rasa sakit dan demam yang parah.

Penyumbatan Saluran Empedu. 

Batu empedu dapat memblokir tabung (saluran) di mana empedu mengalir dari kantong empedu atau hati ke usus kecil. Sakit parah, penyakit kuning dan infeksi saluran empedu dapat terjadi karena kondisi ini.

Penyumbatan Saluran Pankreas. 

Saluran pankreas adalah tabung yang mengalir dari pankreas dan terhubung ke saluran empedu sesaat sebelum memasuki duodenum.

Cairan dari pankreas, yang membantu pencernaan, mengalir melalui saluran pankreas.

Batu empedu dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran pankreas, yang dapat menyebabkan radang pankreas (pankreatitis).

Pankreatitis menyebabkan nyeri perut yang intens dan konstan dan biasanya memerlukan rawat inap.

Kanker Kantung Empedu.

Orang dengan riwayat batu empedu memiliki peningkatan risiko kanker kantung empedu. Meski begitu, kanker ini sangat jarang terjadi.

Pengobatan 

Sebagian besar kasus, pengidap batu empedu tidak memerlukan pengobatan kecuali jika menyebabkan rasa sakit. Terkadang pasien bisa mengeluarkan batu empedu tanpa menyadarinya. Jika pasien kesakitan, dokter kemungkinan akan merekomendasikan operasi. Dalam kasus yang jarang terjadi, obat-obatan dapat digunakan.

Jika kamu berisiko tinggi mengalami komplikasi operasi, ada beberapa cara non-bedah untuk mencoba mengobati batu empedu. Namun, jika operasi tidak dilakukan, batu empedu dapat kembali lagi, bahkan dengan perawatan tambahan. Ini berarti kamu mungkin perlu mengawasi kondisi kesehatan terus-menerus. 

Pembedahan

Kolesistektomi, yang merupakan operasi untuk mengangkat kantung empedu. Karena kantung empedu bukanlah organ penting, kamu bisa hidup sehat tanpanya.

Ada dua jenis kolesistektomi:

Kolesistektomi Laparoskopi. Ini adalah operasi umum yang membutuhkan anestesi umum.

Dokter bedah biasanya akan membuat tiga atau empat sayatan di perut. Mereka kemudian akan memasukkan perangkat kecil yang menyala ke salah satu sayatan, memeriksa batu, dan dengan hati-hati mengeluarkan kantong empedu. Kamu biasanya dapat pulang pada hari prosedur atau lusa jika tidak mengalami komplikasi.

Kolesistektomi Terbuka. Operasi ini biasanya dilakukan ketika kantong empedu meradang, terinfeksi, atau terluka. Operasi ini juga dapat terjadi jika masalah terjadi selama kolesistektomi laparoskopi.

Kamu mungkin mengalami tinja yang encer atau berair setelah pengangkatan kantong empedu. Menghapus kantung empedu melibatkan pengubahan rute empedu dari hati ke usus kecil. Empedu tidak lagi melewati kantong empedu dan menjadi kurang terkonsentrasi. Hasil langsungnya adalah efek pencahar yang dapat menyebabkan diare, tetapi masalah ini bisa diselesaikan dengan sendirinya bagi kebanyakan orang.

Perawatan Non-Bedah

Jika operasi tidak dapat dilakukan, seperti jika pasien adalah individu yang jauh lebih tua, ada beberapa cara lain yang dapat dicoba oleh dokter untuk menyingkirkan batu empedu, antara lain:

Terapi pelarutan oral biasanya mencakup penggunaan obat ursodiol dan chenodiol untuk memecah batu empedu. Obat-obatan ini mengandung asam empedu, yang bekerja untuk memecah batu. Perawatan ini paling cocok untuk memecah batu kolesterol isa dan bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk bisa bekerja sepenuhnya.

Litotripsi gelombang kejut adalah pilihan lain. Lithotripter adalah mesin yang menghasilkan gelombang kejut yang melewati seseorang. Gelombang kejut ini dapat memecah batu empedu menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.

Drainase perkutan kandung empedu melibatkan penempatan jarum steril ke dalam kantung empedu untuk menyedot (mengeluarkan) empedu. Sebuah tabung kemudian dimasukkan untuk membantu drainase tambahan. Prosedur ini biasanya bukan garis pertahanan pertama dan cenderung menjadi pilihan bagi individu yang mungkin tidak cocok untuk prosedur lain.
Pencegahan Batu Empedu

Kamu dapat mengurangi risiko batu empedu jika melakukan beberapa hal, seperti:

Tidak melewatkan makan. 

Cobalah untuk tetap pada waktu makan yang biasa setiap hari. Melewatkan makan atau berpuasa dapat meningkatkan risiko batu empedu.

Menurunkan berat badan secara perlahan. Jika kamu perlu menurunkan berat badan, lakukan secara perlahan. Penurunan berat badan yang cepat dapat meningkatkan risiko batu empedu. Bertujuan untuk menurunkan 1 atau 2 pon (sekitar 0,5 sampai 1 kilogram) seminggu.
Makan lebih banyak makanan berserat tinggi. Sertakan lebih banyak makanan kaya serat dalam asupan harian, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

Pertahankan berat badan yang sehat. Obesitas dan kelebihan berat badan meningkatkan risiko batu empedu. Berusahalah untuk mencapai berat badan yang sehat dengan mengurangi jumlah kalori yang kamu makan dan meningkatkan jumlah aktivitas fisik. Setelah kamu mencapai berat badan yang sehat, berusahalah untuk mempertahankan berat badan itu dengan melanjutkan diet sehat dan terus berolahraga. (Posbelitung.co/khamelia)

 


Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved