Perang Rusia dan Ukraina
Ukraina Jadikan Sukarelawan Umpan Meriam Rusia, Mantan Pasukan Khusus Inggris Beruntung Bisa Kabur
Hampir 1.000 sukarelawan pasukan asing tewas dijadikan oleh Ukraina untuk umpan meriam Rusia, penulis ini ungkap fakta mengerikan seperti mimpi buruk
POSBELITUNG.CO, MOSKOW – Simpatisan atau suka relawan perang dari negara luar berdatangan membantu Ukraina pada awal perang melawan Rusia.
Rupanya, sambutan Ukraina tak seperti yang mereka kira dan harapkan.
Bertempur bersama militer Ukraina melawan Rusia rupanya dalam kondisi yang sangat buruk dan tak terbayangkan.
Jangankan sambutan, mereka bahkan serasa tak dianggap oleh militer Ukraina.
Padahal mereka secara sukarela atau tak dibayar membantu Ukraina memerangi Rusia.
Baca juga: Zelensky Tangkap dan Penjarakan Tentaranya yang Menyerah ke Rusia, Anggap Pengecut dan Disersi
Baca juga: Sempat Ditertawakan Dunia, Ukraina Terdiam saat Senjata Laser Rusia Hancurkan Drone dan Gedungnya
Baca juga: Disanjung jadi Terhebat di Dunia, Wali Sniper Kanada Kecewa Berat, Kini Beberkan Kebobrokan Ukraina
Banyak diantara mereka yang tewas. Sedangkan yang beruntung berhasil kabur dan kembali ke negaranya.
Seorang analis geopolitik dan penulis kolumnis bernama Paul Antonopoulos mengungkapkan temuannya dalam sebuah tulisan artikel.
Dalam tulisannya ia mengatakan saat ini hanya petempur yang benar-benar ideolog yang masih berani bertempur di Ukraina.
Ia juga menyebut hanya orang-orang yang rasis dan ekstremis paling Russophobia yang sanggup bertahan melawan pasukan Rusia yang terlatih baik.
Ulasan ini ditulis panjang lebar oleh Paul Antonopoulos di laman analis intelijen Southfront.org, Rabu (25/5/2022).
Ia menyimpulkan berdasar situasi lapangan, kesaksian legion asing yang tertangkap atau menyerah di Ukraina.

Berikut ini artikel yang ditulis ini Antonopoulos, dialihbahasakan dengan penyesuaian tetap sesuai konteks pesan yang disampaikan penulis.
Menurut Antonopoulos, selama ini media arus utama barat membombardir public lewat narasi Ukraina yang bebas sedang berjuang melawan Rusia yang otoriter untuk mempertahankan demokrasinya.
Pasukan ultra-nasionalis sayap kanan Ukraina, termasuk batalyon neo-Nazi, telah dinormalisasi dan dianggap penting hingga ribuan orang asing membanjiri Ukraina untuk berperang.
Baca juga: Harga Diri Jerman dan Italia Runtuh, Ngotot Tolak Beli Gas Rusia, Kini Menyerah Ikut Aturan Putin