Berita Pangkalpinang

Harga Kebutuhan Pokok di Bangka Belitung Melambung, Rumah Tangga Harus Mampu Siasati Pola Konsumsi

Dekan Fakultas Ekonomi, Devi Valeriani  menyebabkan hampir seluruh rumah tangga harus mampu menyiasati pola konsumsinya.

Penulis: Sela Agustika |
Posbelitung.co/Akhmad Rifqi Ramadhani
Komoditas Cabai di sejumlah pasar di wilayah Belitung Timur. 

POSBELITUNG.CO -- Saat ini harga-harga kebutuhan pokok di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melambung.

Untuk itu para ibu rumah tangga harus pintar-pintar menyiasati kenaikan harga kebutuhan pokok agar dapur tetap ngepul.

Naiknya harga kebutuhan pokok ini menurut  Dekan Fakultas Ekonomi, sekaligus Dosen Ekonomi Universitas Bangka Belitung (UBB), Devi Valeriani  menyebabkan hampir seluruh rumah tangga harus mampu menyiasati pola konsumsinya.

Pasalnya, tingkat pendapatan masyarakat yang tetap namun jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi menjadi lebih besar dari biasanya.

Diakuinya kondisi fluktuasi harga komoditas cenderung akan menurunkan daya beli masyarakat yang pada akhirnya akan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi daerah. 

"Kenaikan harga komponen pangan ini akan memicu inflasi, artinya terjadi kenaikan harga secara umum pada beberapa komoditas pangan," ungkap Devi, Selasa (14/6/2022) kepada Bangkapos.com.

Diakuinya, inflasi juga akan berdampak terhadap daya beli masyarakat, sehingga bukan hal yang mustahil akan mengurangi kesejahteraan masyarakat.

Seperti kenaikan harga telur dan cabai yang turut mengalami peningkatan cukup signifikan. 

Ia menilai, tingginya harga komoditi bahan pokok tersebut membuat masyarakat menahan diri untuk berbelanja dan melakukan substitusi dengan komoditas lain yang lebih terjangkau. 

Devi menyebutkan, konsumsi rumah tangga saat ini memiliki share terbesar dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Hal ini tentu dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan ekonomi yang tengah masuk masa pemulihan.

Harga bahan pangan yang tinggi akan membebani masyarakat menengah bawah dan dalam jangka panjang akan menambah angka kemiskinan yang ada. 

Tidak hanya itu, naiknya harga bahan pokok ini juga berdampak bagi pelaku UMKM kuliner yang menyebabkan biaya produksi meningkat dari biasanya.

"Kenaikan harga pangan tersebut sangat memukul bisnis UMKM. Biaya produksi akan meningkat seiring dengan kenaikan harga bahan baku, yang akhirnya akan memperkecil laba yang akan diperoleh. Sementara untuk menaikkan harga jual, pelaku usaha kadang takut kehilangan pelanggan, sehingga tetap bertahan dengan harga jual saat ini, dan berharap harga bahan pangan menurun kembali," jelas Devi.

(Bangkapos.com/Sela Agustika)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved