Perang Rusia dan Ukraina
Reaksi Vladimir Putin Disebut Kalah dari Ukraina, Luncurkan Serangan Balasan, Peringatan Keras ke AS
Serangan balasan besar-besaran oleh Rusia ke Ukraina disebut Vladimir Putin baru peringatan, termasuk AS yang sokong senjata ke Ukraina
Provinsi kedua yakni Donetsk, yang sebagian dari wilayahnya juga telah berada di bawah kendali.
Namun, Rusia sekarang menempati sekitar seperlima dari Ukraina secara keseluruhan, termasuk sebagian besar provinsi Zaporizhzhia dan Kherson di selatan.
Di luar itu ada Krimea, yang direbutnya pada tahun 2014 dan dianggap sebagai bagian dari Rusia.
Setelah beberapa wilayah yang sempat dikuasainya berhasil direbut kembali, Rusia pun mulai melancarkan serangan balasan.
Dua hari lalu kampung halaman Presiden Ukraina, Volodimir Zelensky dihujani Rusia dengan rudal.
Akibatnya bendungan di wilayah tersebut hancur hingga merendam ratusan rumah warga.
Rusia sepertinya tak ingin kecolongan lagi.
Senjata bantuan Amerika Serikat dan Barat ampuh memberikan perlawanan hingga beberapa wilayah lepas dari penguasaannya.
Karenanya Kementerian Luar Negeri Rusia memberikan peringatan keras kepada Amerika Serikat.
Mereka meminta agar Amerika Serikat dan sekutunya tak lagi masok rudal ke Ukraina.
Namun bila Amerika Serikat dan sekutunya tak mengindahkan, Rusia menganggap sama seperti Ukraina.
Rusia mengatakan bahwa jika Amerika Serikat memutuskan untuk memasok Kyiv dengan rudal jarak jauh, itu akan melewati "garis merah" dan menjadi "pihak dalam konflik" di Ukraina.
Pada hari Kamis (15/9/2022), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova menambahkan bahwa Rusia berhak untuk mempertahankan wilayahnya.
AS telah secara terbuka memasok Ukraina dengan roket sistem roket peluncuran ganda terpandu (GMLRS) canggih, yang ditembakkan dari peluncur sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS) dan yang dapat mencapai target hingga 80 km jauhnya.