Berita Belitung

Bupati Belitung Kejar Pembangunan Food Court, Anggaran Meningkat Jadi Rp12 Miliar

Setelah proses review DED dan studi kelayakan yang ditargetkan rampung dalam dua bulan, selanjutnya akan melalui mekanisme lelang.

Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
Tembok di eks SMEP, Jalan Sriwijaya, Tanjungpandan. Lokasi ini rencananya akan digunakan sebagai lokasi pembangunan food court. Foto beberapa waktu lalu. 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Bupati Belitung, H Sahani Saleh mengejar rencana pembangunan food court yang berlokasi di Jalan Sriwijaya, Tanjungpandan, tepatnya di depan galeri KUKM.

Anggaran yang semula direncanakan Rp10 miliar pun meningkat menjadi Rp12 miliar.

Di lokasi eks sekolah menengah ekonomi pertama (SMEP) ini rencananya akan dibangun gedung dua lantai. Sekitar 50 los pelaku UMKM yang menjual aneka kuliner pun akan mengisi food court.

Nantinya, bangunan ini menjadi tempat kuliner bagi masyarakat lokal bahkan turis.

"Sekarang masih review DED (detail engineering design) dan ada upaya peningkatan anggaran dari Rp10 miliar jadi Rp12 miliar, artinya ada hal yang disesuaikan dengan DED awal," kata Kepala Dinas KUMKM, Perdagangan dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung, Syamsudin.

Setelah proses review DED dan studi kelayakan yang ditargetkan rampung dalam dua bulan, selanjutnya akan melalui mekanisme lelang. Barulah realisasi pembangunan akan dilakukan pada 2023 mendatang.

"Kalau pembangunan selesai dalam waktu setahun, 2024 sudah bisa selesai. Selanjutnya ada keputusan bupati untuk keputusan pemanfaatan," ucapnya.

Dalam melancarkan rencana tersebut, Syamsudin mengatakan pihaknya juga tengah mengkaji kriteria pelaku UMKM yang memanfaatkan bangunan tersebut.

Karena kapasitas yang terbatas, tidak semua pelaku usaha dapat diakomodir dalam food court.

Disinggung mengenai wacana pemanfaatan oleh penjual di halaman Gedung Nasional, menurutnya akan disesuaikan dengan produk yang dijual. Karena di dalam food court menu yang dijual harus bervariasi.

"Yang pasti akan kami data dulu, penentuan kriteria, yang pasti harus menata dengan baik. Kami ingin melihat parkir, pengelolaan sampah dan limbah," katanya.

Sebelumnya, saat rapat paripurna di DPRD Kabupaten Belitung, Bupati Belitung, H Sahani Saleh mengatakan dalam sisa masa jabatan sekitar setahun, pihaknya mengevaluasi program yang belum terlaksana. Satu di antaranya membangun food court.

Sedangkan pemenuhan pelayanan dasar seperti kesehatan, pendidikan sudah dilakukan. Termasuk infrastruktur jalan dan PDAM sudah dalam proses penyelesaian.

Menindaklanjuti rencana pembangunan food court, Sanem bahkan mengklaim telah melakukan studi banding food court tidak hanya di dalam negeri, bahkan di luar negeri seperti China dan Jepang.

"Awal dalam penyusunan RPJMD dengan visi bersaing secara global, maka untuk mengangkat pedagang maupun sebagai daerah pariwisata," katanya dalam sidang paripurna.

Food court pun diyakininya dapat menjadi tempat kuliner yang representatif dan menyumbang pendapatan asli daerah (PAD). Konsep ini pun meniru tempat kuliner di mall maupun tempat kuliner di Kota Bandung.

Di sisi lain, food court dapat menjadi percontohan agar masyarakat yang berjualan tidak aji mumpung, memasang tarif berbeda-beda terhadap pembeli.

Selain juga food court dapat menyesuaikan dengan kemajuan teknologi melalui penggunaan pembayaran non tunai.

"Tempatnya harus representatif, makanya saya minta tolong dicari konsultan yang bisa merancang ini agar hasilnya optimal, dengan demikian food court bisa jadi ikon. Pedagang harus distandarisasi, harus punya daftar menu, rasanya terjamin, sehingga bisa jadi pilot project bagi daerah dan menjadi ikon," ucapnya.

Ia juga memaparkan, berdasarkan survei yang dilakukan oleh satu lembaga mengenai wisata di Belitung, wisata kuliner menjadi incaran. Saat masih ada penerbangan langsung ke Singapura dan Kuala Lumpur, tujuan wisatawan untuk wisata kuliner di Belitung yakni sebanyak 67 persen.

Disusul sejumlah wisatawan tertarik untuk berwisata alam dan hanya tiga persen yang berwisata budaya.

"Maka kami berupaya agar mengangkat kuliner, jangan sampai orang hanya datang sekali lalu tidak mau lagi datang ke Belitung. Apalagi andalannya seafood," tuturnya.

Kaji Cagar Budaya

Kepala Dinas KUMKM, Perdagangan, dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung, Syamsudin mengatakan akan berkoordinasi dengan dinas terkait mengenai tembok depan eks SMEP. Lantaran tembok tersebut belum diketahui apakah termasuk cagar budaya.

"Kalau masuk cagar budaya tidak akan dibongkar, kalau bukan nanti akan dibongkar, karena sudah ada desain dari konsultan" ucapnya.

Menurut Kabid Pembinaan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung Julias Suryanto struktur tembok tersebut bukan merupakan cagar budaya, bukan pula objek diduga cagar budaya.

"Tidak masuk (sebagai cagar budaya)," katanya.

Sebagaimana diketahui, terdapat 37 objek diduga cagar budaya yang tersebar di Kabupaten Belitung. Di Tanjungpandan saja ada 23 objek diduga cagar budaya seperti Museum Tanjungpandan, Jam Gede, Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan eks Rumah Tuan Kuase.

Saat ini hanya ada satu cagar budaya di Belitung yang sudah ditetapkan yakni Gedung Nasional.

(Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved