Berita Belitung
Kaki Gajah Bisa Menyebabkan Kecacatan Permanen, Gejalanya Sulit Dideteksi
Dampaknya dapat mempengaruhi kondisi ekonomi karena menurunkan produktivitas, karena kakinya bengkak, susah bergerak, sehingga sulit mencari nafkah.
Penulis: Adelina Nurmalitasari |
POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Penyakit kaki gajah termasuk jarang menyebabkan kematian secara langsung. Namun kaki gajah paling sering menyebabkan kecacatan permanen.
Dampaknya dapat mempengaruhi kondisi ekonomi karena menurunkan produktivitas, karena kakinya bengkak, susah bergerak, sehingga sulit mencari nafkah. Makanya meski dianggap sepele, tapi penyakit ini bisa berakibat fatal bagi keluarga.
"Walaupun nanti sudah terjadi kaki bengkak terinfeksi parasit, diobati, lalu parasit hilang dan sudah tereliminasi, tapi kaki gajahnya tidak akan sembuh dan terjadi seumur hidup," kata Lettu Kes dr Vencius Tan dalam program Konter atau Konsultasi Dokter Pos Belitung, Kamis (17/11/2022).
Penyakit kaki gajah hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan apusan darah tebal di laboratorium parasitologi. Pengambilan darahnya pun harus dilakukan malam hari antara pukul 20.00-00.00 WIB. Pengambilan sampel darah pada malam dilakukan karena parasit atau cacing filaria hanya aktif saat malam.
Selain sulit untuk mendeteksi, kaki gajah juga kadang tidak menimbulkan gejala setelah terinfeksi. Tan menjelaskan, dari setelah terinfeksi sampai menimbulkan gejala seperti demam dan muncul benjolan bisa terjadi dalam waktu 8-12 bulan.
Pada stadium akut bergejala ringan hanya ditandai dengan demam selama 3-5 hari yang naik-turun dan berulang. Dari stadium akut bisa berlanjut ke stadium kronis. Ketika menuju stadium kronis, setelah terinfeksi akan terjadi bendungan saluran getah bening sehingga kaki membesar.
"Biasanya orang yang terinfeksi demam, pembengkakan lokal pada kelenjar getah bening di daerah bawah yang tampak menonjol, memerah, dan nyeri yang hilang-timbul. Lama kelamaan kalau dibiarkan tersumbat total saluran getah bening dan terjadi kaki gajah," jelasnya.
Penularan kaki gajah dipengaruhi parasit, vektor atau hewan pembawa, dan manusia yang kekebalannya lemah terhadap parasit. Ketiga faktor ini memainkan peran penting dalam penularan kaki gajah.
Makanya dalam pencegahan kaki gajah perlu mengendalikan vektor yakni nyamuk dengan menjalani pola hidup bersih dan sehat, serta menjaga area lingkungan agar bersih, fogging, menaruh bubuk abate di air, dan tidur pakai kelambu. Menjalani pola hidup bersih akan menurunkan risiko tertular penyakit kaki gajah.
Pencegahan berikutnya dengan menaikkan imun tubuh, seperti tidur cukup, rutin berolahraga, dan makan bergizi seimbang. Serta mengonsumsi obat pencegahan massal (POPM) yang jumlah tabletnya kini disesuaikan dengan tinggi badan.
"Tablet ini kecil sehingga mudah ditelan. Dosis obat ini aman dan diperhitungkan secara matang oleh tenaga kesehatan," katanya.
Dalam pemberian obat pencegahan kaki gajah, lanjut Tan, tidak semua orang bisa mendapatkan. Penerima harus memenuhi syarat seperti berusia di antara 2-70 tahun.
Obat tersebut juga tidak diberikan pada orang dengan gangguan fungsi ginjal dan hati. Pemberiannya pada ibu hamil juga dilarang dan harus ditunda sampai kondisi setelah melahirkan.
"Maka kami sering sampaikan cegahlah kaki gajah, itu tujuan obat pencegahan, jangan terjadi baru mencari obat. Ketika kaki sudah membesar itu sudah terlambat," tuturnya.
(Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)