Kuliner Bangka
Rusip, Makanan Ekstrem Khas Bangka yang Bikin Awet Muda, Berani Coba?
Spesial bagi para penikmatnya, rusip ini sangatlah lezat, tak peduli bentuk dan warnanya. Yang pasti bikin ketagihan!
POSBELITUNG.CO -- Rusip adalah kuliner khas Bangka yang selalu diincar para penikmatnya.
Rusip adalah sejenis sambal yang dibuat menggunakan bahan utama ikan teri atau ikan bilis, garam, gula aren atau gula kabung atau tambahan bahan lainnya yang kemudian difermentasikan.
Bagi orang yang baru melihatnya, sajian ini terkesan ekstrem, karena dari sisi tampilan kurang menggiurkan.
Akan tetapi spesial bagi para penikmatnya, rusip ini sangatlah lezat, tak peduli bentuk dan warnanya. Yang pasti bikin ketagihan!
Sebelum dikonsumsi, bahan jadi rusip yang sudah difermentasi dicampur menggunakan bumbu lainnya agar terasa semakin nikmat. bahan campuran yang dimaksud antara lain, bawang putih atau bawang merah iris, cabe rawit iris, jeruk asam atau jeruk kunci.
Bahan rusip juga bisa juga ditambah serai atau kunyit jika ingin ditumis terlebih dahulu, sesuai selera.
Yang jelas, cara mengkonsumsinya tergantung kebiasaan masing-masing, bisa dimakan langsung atau ditumis menggunakan sedikit minyak goreng. Sambal rusip ini biasanya dijadikan totolan atau cecelan lalapan, seperti daun singkong rebus, terong rebus atau lalapan mentah.
Lalu apa sebenarnya rusip ? Ternyata di balik penampakannya yang ekstrem, rusip mengandung asam amino yang tinggi dan asam laktat yang tinggi sehingga berguna untuk pencernaan dan membuat awet muda.
Prof Rindit Pambayun dari Pusat Penelitian Pangan Universitas Sriwijaya, menjelaskan rusip diproses melalui cara fermentasi menggunakan bakteri asam laktat yang bermanfaat untuk pencernaan namun jangan dikonsumsi secara berlebihan.
"Kalau ingin awet muda makan makanan berfermentasi dari bakteri baik mengandung asam laktat yang tinggi karena berasal dari bakteri yang menguntungkan. Saya ingin menusantarakan rusip dan merusipkan nusantara.
Ibu saya kalau saya ke Bangka selalu minta dibawain rusip. Saya bawa ke Yogja enak sekali kata teman-teman," kata Randit dalam pertemuan dengan Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Bangka M Kamil Abu Bakar dan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluh Kabupaten Bangka, Thony Marza ketika menyampaikan mengenai pengembangan produk, empat tahun silam, Jumat (8/4/2016) di Ruang Kerja Bupati Bangka.
Pernyataan sang profesor seperti dikutip dalam tulisan Wartawan Bangkapos.com, Nurhayati, Tahun 2016 lalu menyebutkan, intinya rusip merupakan makanan sehat dan aman untuk dikonsumsi.

Sementara itu masih seputar kisah profesor soal rusip. Saat dia kuliah pasca sarjana di Vietnam, dia juga diundang Profesor Pengembangan Teknologi Pangan ASEAN untuk diajak makan ke restoran paling enak.
Saat hidangan tersaji sang profesor bersama asistennya minta pramusaji mengeluarkan makanan paling enak, spesial untuknya.
"Saya cium bau rusip ekstrak ikan saya bilang ini Bangka Belitung banyak saya suka sekali. Tadinya dia tidak mau menawarkan ke saya karena takut saya tidak akan mau sebab makanan itu kata dia special for me (khusus untuknya -red). Akhirnya kita makan bersama. Saya lihat di sana agak berbau tapi rusip lebih baik," cerita Prof Rindit.
Menurutnya, rusip mengandung senyawa fungsional yang tidak kalah dengan yakult dan yogurt.
Untuk itu rusip bisa dikembangkan jika dikemas lebih baik, dianalisa gizinya, lama penyimpanannya, cara memasaknya, berapa banyak takarannya dan lain-lain sehingga bisa dipasarkan karena untuk syarat pangan ada lima yakni aman, nutrisi/bergizi, enak, menyehatkan dan halal.
Rusip bahkan bisa menembus market luar negeri bisa bersaing menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Saya minta Pemerintah Kota Pangkalpinang menjadikan rusip ini jadi icon. Kita bisa saling support satu dengan lain. Kemasannya perlu diperhatikan. Bisa bersaing di ARC ini bisa jadi produk single market, satu pasar besar.
Rusip ini makanan fungsional sudah dikaji, dia dibuat dengan fermentasi bakteri baik yang sudah analisa dan komponen asam animo tinggi, selain menyehat rusip jadi penyedap makanan," saran Randit yang ketika itu juga menjabat sebagai Ketua Umum Teknologi Pangan Indonesia, Tahun 2016 lalu.
Potensi dan peluang rusip juga disampaikan rekannya DR Budi Santoso dari Tim Puslit UNSRI.
"Tempoyak, rusip, yakult sama gizinya. Seperti Pak Pambayun bilang bagus untuk pencernaan buat awet muda. Mengapa tidak kita promosikan rusip milik kita sendiri, malah mempromosikan yakult milik orang luar," tambah Budi.
Menurutnya jika rusip akan dikembangkan dan diekspor maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut aman atau tidak, berapa banyak boleh makan sehari, berapa kandungan gizinya, umur penyimpanannya, cara memasaknya dan kemasannya harus diperbaiki sehingga rusip bisa menembus pasar luar negeri.

Cerita Pembuat Rusip Bangka
Di balik kisah profesor, ada kisah lain, seorang pembuat rusip di Pulau Bangka. Dia adalah seorang pekerja keras, pantang menyerah dan rendah hati bernama Subiarti (48).
Kepada Wartawan Bangkapos.com, Sela Agustika, Subiarti mengaku mengawal bisnis menjual kemplang di toko-toko terdekat. Ibu empat anak ini terus bangkit hingga muncul ide baru untuk mulai membuka bisnis rusip.
Dia menyebutkan tertarik untuk bisnis rusip ini karena peminatnya yang banyak, bahkan semua kalangan.
"Rata-rata memang di Desa Batu Belubang ini banyak yang jualan rusip. Awalnya saya hanya buat untuk konsumsi pribadi dan ada tetangga yang coba, dari situ ada masukan rusipnya enak terus coba jual," kata Subiati pada bincang UMKM, Jumat (9/10/2020) lalu.
Selain peminatnya banyak, ia mengaku keuntungan dari produksi rusip juga lebih tinggi dari produk bisnis kemplang sebelumnya.
Hingga saat ini bisnis tersebut dijalankan bersama dengan lima orang kelompok lainnya yang dikenal dengan nama KUBE BaBe yakni kelompok usaha bersama Batu Belubang di mana dia sebagai ownernya. Biasanya dalam satu bulan ia bersama tim memproduksi rusip sebanyak 3 kali.
"Dalam satu kali produksi ini yaitu menggunakan 100 kg ikan, hasil produksi yang kita dapat yakni sebanyak 350 botol, tetapi untuk produksi ini juga kadang nggak nentu tergantung juga pesanan," katanya.
Produk rusip ini diberi brand namanya, yakni Rusip Subiarti yang sudah dijual ke berbagai daerah, yakni Jakarta, Palembang, dan bahkan ia tak menyangka ada orang Malaysia yang datang langsung untuk membeli rusipnya.
"Alhamdulillah untuk produk kita penjualannya sudah sampe ke berbagai daerah terkhusus Bangka dan yang dari Malaysia ini awalanya saya kira orang-orang yang penipuan dan dia telpon katanya mau datang ke rumah untuk beli rusip, pas datang saya kaget dan tanya ternyata dia tahu produk saya dari google," ucap Subiarti.
Produk rusip ini dikemasnya dalam kemasan botol yang dijualnya dengan harga Rp10.000, di mana pemasarannya melalui berbagai toko oleh-oleh.
Dalam sebulan kata Subairti, omzet jualan rusip ini mencapai Rp10 Juta. "Untuk kotornya omzet ini mencapai Rp10 Juta tetapi selama pandemi ini omzet juga ada sedikit menurun," sebutnya.
Tidak dipungkiri dalam usaha kelompok ini pasti ada celah-celah yang mungkin menjadi problema, namun ia dan kelompoknya tetap kompak dan bahkan sudah dianggap sebagai keluarga.
Hasil bisnis usahanya yang dijalani saat ketika itu, membuahkan hasil dapat beli motor kelompok yang digunakan untuk memasarkan produk.
"Alhamdulillah kita sudah punya motor untuk nganter produk kita, dan semoga kedeoannya melalui usaha ini kita bisa pergi Umroh bersama," tambah Subiarti.
Berikut Cara Membuat Rusip :
1: Siapkan bahan utama,1 kg ikan teri (bilis), kemudian dibersihkan pakai air.
2. Setelah dibersihkan dan ditiskan airnya, ikan teri dicampur garam dan diremas-remas agar campuran ikan teri dan garam merata.
3.Proses selanjutnya campuran tersebut disimpan selama 1 malam dalam keadaan tertutup.
4.Setelah melewati 1 malam kemudian campuran tadi ditambah gula aren dan disimpan selama satu atau dua minggu di dalam wadah tertutup, misal toples kaca atau guci.
5.Apabila rusip sudah mengeluarkan bau khas wangi dan rasa asin asam berarti rusip sudah jadi dan siap disantap. (*)