TKI
Gegara Lihat Cermin, TKI Singapura Ini Buta Disiksa Majikan, Dipukul Menggunakan Gantungan Baju
Hanya gegara tidak sengaja melihat kaca, TKI perempuan ini lantas mendapat cacian dari sang majikan. Tidak hanya intu, Sugiyem juga dipukul oleh...
POSBELITUNG.CO -- Seorang politikus Indonesia, Dr. Akbar Faizal, Drs., M.Si, melalui kanal YouTube pribadinya berbagi kisah tentang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) perempuan yang bekerja di Singapura.
TKI perempuan tersebut bernama Sugiyem, ia berasal dari Pati, Jawa Tengah. Pertama kali Sugiyem menginjakan kakinya ke Singapura pada tahun 2015.
Sebelum menjadi TKI di Singapura, ia sudah lebih dulu mencoba peruntungan di Arab Saudi selama 13 tahun, beruntung selama di sana tidak ada masalah yang terjadi dengan dirinya.
Namun saat ingin mencoba mencari rezeki di Singapura, cobaan besar dalam hidup Sugiyem mulai muncul. Pertama, ia berangkat ke negara singa tersebut sudah dengan cara yang tidak resmi, alias ilegal.
Diakui Sugiyem, ia tidak tahu sama sekali bahwa keberangkatannya ke negara tetangga itu melalui jalur ilegal.

"Saya pertama pun juga tidak tahu, karena waktu itu saya menghubungi yang lebih cepat sama teman, saya pun nggak tau gimana nasib," kata Sugiyem bercerita.
Awalnya TKI perempuan ini mendapatkan majikan yang baik, namun ia tidak bekerja lama di sana. Sugiyem kemudian pindah majikan.
Di majikan yang kedua inilah Sugiyem mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan, bahkan majikannya itu kerap kali bersikap kasar dan tidak manusiawi terhadap dirinya.
Setiap hendak ke kamar mandi, Sugiyem dilarang melihat cermin yang ada di dalam kamar mandi tersebut, pernah suatu ketika ia tertangkap basah melihat cermin, kemudian TKI perempuan ini disiksa habis-habisan.
"Waktu itu saya ke kamar mandi, kalau ke kamar mandi saya disuruh nunduk. Saya itu lupa nyelonong aja, muka saya kelihatan di kaca (cermin), trus jarak beberapa saya dipanggil," ujar Sugiyem.
TKI perempuan ini mengatakan, ia dipanggil dengan sebutan monyet hingga babi oleh majikannya tersebut.
"Beruk, babi, kamu tadi ngeliat kaca. Maaf mam, mungkin saya ngeliat atau nggak itu saya lupa," ujar Sugiyem mengulang percakapannya dengan sang majikan.
Hanya gegara tidak sengaja melihat kaca, TKI perempuan ini lantas mendapat cacian dari sang majikan. Tidak hanya intu, Sugiyem juga dipukul oleh majikannya.
Majikan Sugiyem berdalih bahwa cermin yang ada di dalam kamar mandi itu bukan untuk TKI perempuan ini, melainkan untuk anaknya, sehingga ia tidak sudi jika wajah Sugiyem ada di dalam cermin tersebut.
"Hidup kamu itu orang miskin, sebagai pembantu, saya beli kaca itu buat anak saya bukan buat kamu, bukan buat muka kamu yang kayak beruk (monyet) gitu," kata Sugiyem mengulang kalimat majikannya.
"Kepala saya dipegang gitu, trus mata saya ditempelengin, trus ngambil handphone mukulin mata saya, trus kepala, semuanya pada benjol,"
"Trus ngambil gantungan (baju) beberapa biji, gantungan tebel, sampe patah, mata saya yang sebelah kanan langsung buta," urai Sugiyem.
Karena siksaan yang sangat luar biasa oleh sang majikan, TKI perempuan ini harus mengalami kebutaan pada matanya yang sebelah kanan.
Meski dalam kondisi buta, tidak menyurutkan keinginan majikan TKI perempuan ini untuk berhenti menyiksa Sugiyem.
Majikan Sugiyem terus memaksa TKI perempuan ini untuk bekerja dalam kondisi sebelah mata buta, selain itu ia juga terus menyiksa Sugiyem hingga akhirnya TKI perempuan ini mengalami kebutaan di kedua matanya.
"Mata kedua (sebelah kiri) juga itu sering dipukul, kadang kalau mukul itu saya tutup mata begini (menggunakan tangan), itu tangan saya kadang dibuka, kadang saya jalan langsung dipukul," jelas Sugiyem.
"Tapi lama-lama agak burem, pagi dipukul trus siang saya buta yang sebelah kiri, akhirnya dua-duanya nggak bisa melihat," tambah Sugiyem.
TKI perempuan ini lantas mengadukan apa yang ia alami kepada sang majikan, hanya saja majikan Sugiyem tidak peduli dan terus memanfaatkan tenaga Sugiyem.
Dalam kondisi kedua mata yang buta, TKI perempuan ini tetap bekerja selama beberapa bulan di sana, hingga akhirnya ia mencari cara untuk bisa keluar dari rumah tersebut dan kembali ke Indonesia.
Saat ditanya mengapa Sugiyem tidak melawan, ia mengatakan sangat sulit untuk bisa melakukan perlawanan. Mengeluh sakit ketika dipukul saja tidak bisa, apalagi harus melawan.
"Kalau saya 'aduh' saja tambah dipukulin lebih berat, jadi walaupun saya sakit saya tetap bertahan," tutur Sugiyem.
"Nggak bisa (keluar rumah), saya mau nulis-nulis atau mau lempar surat siapa tau ada yang baca itu nggak bisa. Nggak ada pulpen atau kertas. Saya diawasi (cctv)," tambahnya
Singkat cerita, Sugiyem akhirnya mencari jalan keluar untuk dapat pergi dari rumah tersebut. TKI perempuan ini mengatakan kepada majikan hendak pulang ke Indonesia berobat ke sebuah pesantren.
Hal ini membuat majikan dan anaknya takut, karena Sugiyem mengatakan ia buta karena diguna-guna. Akhirnya Sugiyem bisa keluar dan kembali ke Tanah Air.
"Saya beberapa kali minta pulang nggak direspon. Tiba-tiba hati saya terketuk, trus saya bilang kalau mata saya begini kena sihir, trus anak majikan tu takut,"
"Majikan saya ngersepon, katanya 'iya kalau kamu mau berobat ke pesantern saya pulangkan, saya usahakan'," urai Sugiyem.
Kisah Sugiyem ini sebenarnya sudah lama terjadi, namun sengaja diangkat kembali oleh Dr. Akbar Faizal, Drs., M.Si sebagai gambaran untuk para TKI yang hendak bekerja di luar negeri.
Ikuti prosedur secara resmi lewat pemerintah, jangan tergiur gaji besar dengan cara berangkat secara ilegal. Karena jika terjadi sesuatu, Pemerintah Indonesia tidak bisa mengambil tindakan.
(Posbelitung.co/Fitri Wahyuni)
Siti, Mantan TKI Taiwan Rela Berkorban untuk Anak Majikan Difabel, Nafkah Bagi Dua dengan Keluarga |
![]() |
---|
Ibu Lebih Sayang Anjing Ketimbang Anak, Mantan TKI Ini Bawa Anak Majikan Pulang ke Indonesia |
![]() |
---|
Gadis Cantik Ini Bongkar Alasannya Betah jadi TKI di Malaysia, Ternyata Sudah 7 Tahun Bekerja |
![]() |
---|
Ingin Kerja di Kilang RBA Malaysia? Simak Tips TKI Bernama Amalia Zaida Berikut |
![]() |
---|
Perempuan Ini Spill Biaya Hidup Jadi TKI di Malaysia, Sebulan Rp2,5 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.