Berita Pangkalpinang
Akademisi Sarankan Hal Ini agar Kebutuhan Telur Ayam di Babel Tak Bergantung dari Luar Daerah
Dosen STIE Pertiba Pangkalpinang, Suhardi, menyoroti ketergantungan telur ayam yang masih harus didatangkan dari luar daerah Bangka Belitung.
POSBELITUNG.CO, BANGKA - Kebutuhan telur ayam di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih dominan dipasok dari luar daerah.
Bahkan Penjabat Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pj Gubernur Babel), Ridwan Djamaluddin, mendapat laporan bahwa setiap harinya Bangka Belitung mendatangkan 640 ribu butir telur ayam dari luar daerah.
Ridwan membeberkan, kendala rendahnya produksi telur ayam di Bangka Belitung karena masalah pakan.
Oleh sebab itu, dia menilai penting bagi daerah untuk bisa menemukan pakan bagi ayam petelur dari bahan baku yang ada di daerah.
Terkait hal tersebut, Dosen STIE Pertiba Pangkalpinang, Suhardi, menyoroti ketergantungan telur ayam yang masih harus didatangkan dari luar daerah Bangka Belitung.
"Angka konsumsi telur dan daging di Bangka Belitung cukup tinggi. Namun sangat disayangkan, untuk kedua kebutuhan pangan ini Babel hanya mampu memproduksi tidak lebih dari 15 persen, sehingga untuk memenuhi kebutuhan lokal pun masih jauh dari harapan," kata Suhardi, Senin (27/2/2023).
Dia membeberkan, berdasarkan hasil Susenas 2021, bahwa konsumsi telur masyarakat Bangka Belitung sebanyak 10,47 butir/kapita/bulan atau 0,65 kg/kapita/bulan.
Jika jumlah penduduk Babel tahun 2022 sebanyak 1.494621 jiwa, berarti kebutuhan telur ayam ras di Babel sebanyak 971.504,00 kg per bulan atau 971,5 ton per bulan.
"Sedangkan produksi telur ayam ras di Babel hanya sebesar 10 persen, maka tidaklah mengherankan jika kekurangan produksi harus dipasok dari luar daerah yaitu Palembang dan Lampung," jelasnya.
Beberapa hal menjadi penyebab mengapa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih tergantung dari daerah lain adalah pertama, peternak lokal yang masih sedikit.
Minimnya peternak lokal ini juga karena bahan pakan, obat-obatan dan anakan ayam masih dipasok dari luar daerah Bangka Belitung. Ketika hampir semuanya dipasok dari luar daerah, harga akan tinggi, apalagi perusahaan pemasok pakan juga tidak banyak.
"Masih belum berkembangnya industri pakan lokal juga menjadi penyebab lemahnya pasokan ayam pedaging dan petelur di Bangka Belitung," kata dia.
Di sisi lain, karena pasokan daging dan telur bergantung dari Palembang dan Lampung, maka ketika kedua daerah tersebut produksinya menurun dan terganggu atau karena banyaknya permintaan lokal Lampung dan Palembang karena adanya kebijakan pasar murah, tentu akan berdampak pada pengurangan pasokan ke Bangka Belitung.
"Ketergantungan pasokan dari daerah lain khususnya terkait dengan kebutuhan pokok masyarakat yang terlalu besar dan berjangka panjang sangat tidak bagus bagi perekonomian, khususnya dari sisi pengendalian harga dan inflasi. Apalagi ketika dalam perdagangan antar daerah tersebut tidak ada perjanjian jaminan pasokan, tentu akan lebih mengganggu," jelasnya.
Harga pasar barang akan fluktuatif dan struktur pasar dapat mengarah pada kecenderungan monopoli atau oligopoli, sehingga para pemasok akan lebih mudah mengendalikan dan memainkan harga pasar.
"Fluktuasi harga, khususnya telur ayam ras dapat berdampak buruk pada perekonomian dan tentunya akan menyulitkan ekonomi masyarakat dan industri yang bergantung pada bahan baku telur, masyarakat tidak mendapatkan kepastian harga. Dengan demikian, inflasi akan meningkat, dan daya beli masyarakat menjadi menurun," jelasnya.
Dibutuhkan solusi berjangka panjang dalam menyelesaikan permasalahan ketergantungan pasokan tersebut.
Setidaknya, Bangka Belitung memerlukan rencana pengurangan ketergantungan pasokan yang harus selesai dalam jangka waktu 5 sampai 10 tahun, dengan ketercapaian yang terukur.
"Setidaknya, beberapa solusi atau kombinasi yang dapat ditawarkan guna mengurangi ketergantungan pasokan telur ayam ras tersebut. Pertama, dengan meningkatkan produksi peternak lokal dan kedua perjanjian kerjasama jaminan pasokan," tuturnya.
Untuk itu, mutlak solusinya dengan memberdayakan peternak lokal. Maka para peternak, perlu mendapatkan jaminan pasokan pakan dengan harga murah dan terjangkau.
"Pemerintah dapat mengundang masyarakat dan investor untuk berinvestasi dengan membangun dan mengembangkan industri pakan yang dapat memberikan jaminan ketersediaan pakan secara terus-menerus, atau memperoleh pasokan bahan pakan yang murah dan terjangkau dari daerah lain," lanjutnya.
Jika solusinya memilih pasokan telur ayam dari luar misalnya Lampung, maka pemerintah bisa menjalin B2B (kerja sama antar daerah) dengan pemerintah daerah lampung untuk menjamin pasokan kebutuhan telur di Bangka Belitung, sehingga fluktuasi harga dan pasokan dapat lebih terkendali.
"Jika kita memilih tetap mempercayakan pada mekanisme pasar seperti sekarang ini, tentu kita masih akan menikmati harga yang fluktuatif dan tidak ada jaminan pasokan yang pasti dari pasar," kata dia.
"Bagaimanapun pasar bekerja atas mekanisme hukum permintaan dan penawaran, yang cenderung akan melihat peluang dan berorientasi pada profit. Apalagi Bangka Belitung sebagai daerah kepulauan, dalam distribusi barang dan jasanya sangat ditentukan oleh faktor alam seperti cuaca dan infrastruktur," jelas Suhardi.
Datangkan 640 Ribu Butir Telur Per Hari
Provinsi Babel mendapat apresiasi dari pusat karena dapat mengendalikan inflasi. Namun masih ada hal-hal di daerah yang menjadi perhatian untuk pengendalian inflasi, misalnya dari sisi produksi.
Pj Gubernur Babel, Ridwan Djamaluddin menyoroti ketergantungan telur ayam, yang masih dominan didatangkan dari luar daerah.
Dia mendapat laporan, setiap hari Bangka Belitung mendatangkan 640 ribu butir telur ayam dari luar daerah.
"Telur ayam, dapat kabar bahwa 640 ribu telur, tiap hari kita datangkan dari luar. Mari kita upayakan agar bisa bertenak ayam, minimal kita subsitusi sebagian dari kebutuhan yang kita datangkan," beber Ridwan usai Rapat Koordinasi Pembahasan Langkah Konkret Pengendalian Inflasi di Daerah dalam rangka Pengendalian Inflasi Tahun 2023, Senin (27/2/2023).
Dia membeberkan, kendala dari rendahnya produksi telur ayam di Bangka Belitung itu karena masalah pakan.
"Sebagian orang mengatakan pakan, makanan ayam sulit ditemukan di kita, menurut hemat saya ini masih bisa diusahakan," sebutnya.
Dia menilai, penting bagi daerah untuk bisa menemukan pakan bagi ayam petelur dari bahan baku yang ada di daerah.
"Sederhananya gini, kalau kita mengukur ayam makanannya sama dengan makanan yang di luar, mungkin kita kesulitan. Tapi yang harus diupayakan, di dalam ini kita punya apa untuk dijadikan pakan. Menurut saya kita bisa, tapi perlu usaha untuk menemukan pakan dari bahan baku lokal," tutur Ridwan.
Dirjen Mineral dan Batubara ini mengatakan, tak hanya soal ayam telur yang produksinya menjadi perhatian, berbagai komoditas pokok lain akan terus diupayakan peningkatannya.
"Soal produksi itu kita harus bisa mendorong masyarakat, untuk menghasilkan produk yang kita butuhkan. Kalau produksi kita sudah dorong masyarakat untuk menanam di halaman dan bekerja sama dengan beberapa pihak seperti BI, kita panen cabai juga kemarin, hal seperti ini harus kita dorong," kata Ridwan.
Tak hanya soal produksi yang menjadi perhatian untuk pengendalian inflasi, distribusi juga menjadi perhatian.
"Alhamdulilah beberapa kali Pak Menteri Dalam Negeri mengatakan Provinsi Babel dinilai berhasil mengendalikan inflasi, kita sekarang dibawah nasiona, 4,94 persen. Tadi disebutkan agar daerah-daerah mengidentifikasi masalah khususnya, di Babel, ada dua, pertama adalah produksi dan kedua adalah distribusi," bebernya.
Pemerintah provinsi akan berusaha agar proses distribusi di Bangka Belitung terus berjalan dengan baik.
"Kedua, distribusi, agak sepesifik kasus kita karena kita daerah kepulauan, misal kemarin bulan Januari, penyeberangan dari Sumatera Selatan ke Bangka ditutup, Alhamdulilah tidak terlalu buruk," imbuhnya.
Sebelumnya Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Provinsi Bangka Belitung, drh Judnaidy, mengatakan, peternak ayam petelur di Bangka Belitung hanya mampu memenuhi 10 persen kebutuhan masyarakat.
Sementara itu, 90 persen kebutuhan masyarakat dipasok oleh telur ayam dari luar daerah.
"Peternak ayam petelur di Bangka Belitung, sangat minim. Telur baru 10 persen tercukupi dari dalam daerah sedangkan sapi baru 5-10 persen baru tercukupi dari dalam daerah, lebih sedikit lagi," kata drh Judnaidy beberapa waktu lalu. (Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)
telur ayam
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Pj Gubernur Babel
Ridwan Djamaluddin
inflasi
pakan
Posbelitung.co
Harga Ikan Hari Ini di Pangkalpinang Babel Tinggi, Termurah Ikan Karang Rp25 Ribu-Rp35 Ribu per Kilo |
![]() |
---|
Gerakan Pangan Murah Polsek Bukit Intan Kembali Diserbu Masyarakat |
![]() |
---|
Pemkot Pangkalpinang Perkuat Keamanan Digital, Tinggalkan Mindset Mempersulit dalam Pelayanan Publik |
![]() |
---|
Disdukcapil Pangkalpinang Siaga KTP di Hari Pencoblosan Pilkada Ulang |
![]() |
---|
Sekda Pangkalpinang Imbau Warga Tak Panik Hadapi Kenaikan Harga Beras Medium |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.