Inspirasi

BIODATA Yersita Guru Asal Babel Penyusun Buku Ajar Kurikulum Merdeka, Royalti Sukses Umroh Orangtua

Selain menulis cerpen dan artikel yang ditulis sejak 2012 lalu, Ibu dua anak ini juga telah menghasilkan buku antologi

|
Editor: Kamri
Istimewa
Yersita (40) guru matematika asal Bangka Belitung yang sukses menelurkan buku hasil karya di Kurikulum Merdeka, Selasa (28/2/2023). 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Meskipun mempunyai latar belakang pendidikan bidang eksakta, Yersita (40) guru mata pelajaran matematika SMAN 1 Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) ini juga aktif menghasilkan banyak karya tulisan.

Sudah sejak tahun 2007, wanita yang mengambil kuliah jurusan Matematika di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini banyak menulis artikel dan juga cerpen yang dimuat pada harian cetak Bangka Pos.

Tulisan yang dihasilkannya berawal dari hobi membaca buku. 

Lambat laun, Yersita mempunyai keinginan untuk menyampaikan apa yang ada dipikirannya dalam bentuk tulisan.

"Sejak kuliah memang suka menulis, awalnya dari sering membaca. Dari sering membaca mungkin dari situ kepala itu penuh ide, jadi pengen menyalurkan lewat bentuk tulisan," ungkap Yersita, Senin (27/2/2023).

Biodata Tony Wen, Sosok Etnis Tionghoa Asal Bangka Belitung Paling Dipercaya Bung Karno

Selain menulis cerpen dan artikel yang ditulis sejak 2012 lalu, Ibu dua anak ini juga telah menghasilkan buku antologi atau buku yang berisi kumpulan karya sastra, seperti cerpen dan esai.

"Tahun 2012 ada buku tapi justru nulis buku antologi. Baru pada tahun 2014 ada nulis buku anak berjudul Kunci Negeri Cermin bersama empat teman saya," tuturnya.

Pada 2014, Yersita pertama kali mendapat royalti dari karya tulisnya.

Royalti ini diperoleh dari sebuah buku dan dibagi bersama empat temannya.

"Waktu 2014 sudah dapat uang dari buku itu, tapi sistemnya beli putus oleh penerbit. Ya meski haru dibagi empat orang waktu itu," terang Yersita.

Yersita kemudian berhasil menulis sebuh novel pada 2016 judul Sang Pencuri Warna.

Tokoh-tokoh dalam novel itu terinspirasi dari pengalaman pribadinya.

"2016 itu novel diterbitkan Divapress. Kalau ide-idenya justru dari cerita pribadi, seperti salah satu tokoh novel itu menceritakan guru saya SD," jelasnya.

Yersita kemudian melanjutkan studi Pasca Sarjana jurusan Pengajaran Matematika di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2019.

Kesempatan itu dia gunakan mendatangi penerbit untuk membuat buku ajar.

"Saat ada lowongan itu, saya buat proposal dan akhirnya bisa menembus ke penerbit Bumi Aksara. Buku pelajaran matematika untuk kurikulum merdeka ini, dan diterbitkan tahun 2021 kemarin," ungkapnya.

Buku untuk kelas 10 dan 11 SMA tersebut dipasarkan untuk seluruh Indonesia.

Sementara di Bangka Belitung kebetulan belum ada distributornya.

"Buku untuk kurikulum merdeka dan kemarin yang kls X puluhan ribu eksemplar terjual. Alhamdulillah royaltinya lumayan, bisa memberangkatkan umroh orangtua," jelasnya.

Baca juga: BIODATA Indra Bekti yang Didugat cerai Aldila Jelita Hari Ini, Ternyata Kariernya dari Penyiar Radio

Ia berpendapat semua yang ditulisnya merupakan hasil proses yang sangat panjang.

Hal itu dilalui tidak hanya membaca satu buku saja untuk bisa menulis buku.

"Intinya harus banyak membaca, karena dengan membaca kunci dari segalanya. Kunci dari menulis ataupun berbicara, merupakan isi dari pikiran kita jadi harus terus diasah," ungkapnya.

Sebagai guru mata pelajaran matematika yang berhasil menyusun buku ajar pada kurikulum merdeka ini, Yersita berpesan bahwa literasi merupakan suatu yang sangat penting.

"Seperti saya orang matematika tidak hanya membaca bidang ini saja. Keberhasilan saya menyusun buku pelajaran matematika, justru karena saya sebelumnya sudah terbiasa menulis di bidang lain," pungkasnya. (Bangkapos.com / Rifqi Nugroho)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved