Biodata Panji Petualang, Pawang Ular yang Makin Kurus dan Pucat, Sempat Dipatuk Kobra dan Diabetes

POSBELITUNG.CO -- Panji Petualang selama ini dikenal sebagai pawang ular yang kerap pamer kemampuannya dalam menaklukan hewan melata tersebut.

Setelah sepak terjangnya dalam dunia pawang ular mencapai puncaknya, sepertinya masalah kesehatan mulai mengganggu Panji Petualang.

Diketahui, lama tak muncul di televisi, kondisi Panji Petualang belakangan jadi sorotan. 

Tubuhnya terlihat berubah drastis karena lebih kurus. 

Ia pun mengungkap dirinya mengidap penyakit diabetes kronis.

Selain itu, kondisi Panji Petualang semakin parah efek gigitan king cobra. 

Imbas gigitan ular berbisa itu, membuat salah satu bagian tubuh Panji Petualang mengecil.

Baca juga: Biodata Rio Motret, Fotopgrafer yang Bantah Potret Foto Tanpa Busana Finalis Miss Universe Indonesia

Baca juga: Panji Petualang Kurus, Kondisi Tak Baik-baik Saja, Sempat Dipatuk King Kobra dan Menderita Diabetes

Baca juga: HP OPPO A17k dan A17 Makin Murah di Agustus 2023, Harga Turun Rp 200 Ribu, Speknya Tetap Menarik

Panji Petualang mengungkapkan dirinya mengidap penyakit diabetes kronis yang merupakan penyakit keturunan.

"Memang badan saya sekarang makin kurus, awalnya gejala diabetes ada history dari bapak diabetes, nurun ke saya," terang Panji, dikutip dari YouTube pribadinya, Panji Petualang, Jumat (11/8/2023).

Lantas seperti apa sosok Panji Petualang yang kini kondisinya jadi sorotan?

Muhammad Panji atau lebih dikenal sebagai Panji Petualang lahir di Jakarta pada 27 Juli 1989.

Panji Petualang merupakan seorang aktor, pembawa acara, pawang hewan, sekaligus konten kreator di Youtube dengan nama kanal Panji Petualang TV.

Ketertarikan Panji pada hewan buah khususnya ular, pertama kali muncul saat usianya baru 2 tahun.

Kala itu, Panji terlihat berani dengan ular saat menemani ibunya mencuci.

Kemampuan panji bermain ular adalah alami dan bukan terjadi karena lingkungan bahkan kedua orang tua panji hingga kini takut dengan ular.

Panji sendiri bersama keluarga dahulu sempat bertransmigrasi ke Kalimantan dan menetap selama 2–3 tahun.