Berita Bangka Selatan

Eliminasi Filariasis, Masyarakat di 30 Desa di Bangka Selatan Bakal Diambil Sampel Darah

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung menargetkan eliminasi penyakit kaki gajah

Penulis: Cepi Marlianto |
handover/ tribunpalu.com
Ilustrasi penyakit Kaki Gajah. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA – Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung menargetkan eliminasi penyakit kaki gajah atau filariasis di daerah itu segera terealisasi.

Di mana sampai saat ini masih terdata sebanyak 15 menderita penyakit kaki gajah sejak tahun 2005. Kini semuanya sudah dalam kondisi kronis.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Kabupaten Bangka Selatan, Slamet Wahidin mengungkapkan, sejauh ini upaya eliminasi terus dilakukan. Caranya dengan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) kepada masyarakat. Obat diberikan kepada masyarakat usia 2-70 tahun.

“Upaya kita lakukan sejak tahun 2006 sampai sekarang melalui program POPM, kita lakukan secara massal,” kata dia kepada Bangkapos.com, Senin (18/9/2023).

Menurut Slamet upaya terbaik guna menghindari kaki gajah ialah dengan pencegahan. Yaitu dengan meminum obat yang diberikan oleh pemerintah. Di mana pemberian obat itu masuk dalam program Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) setiap bulan Oktober.

Sejauh ini memang belum didapati adanya kasus baru masyarakat terkena filariasis. Walaupun begitu, upaya antisipasi harus terus dilakukan oleh pemerintah dan semua pihak. Pasalnya bila tidak segera ditangani, penyakit ini menyebabkan salah satu atau kedua kaki penderita membengkak dan tidak dapat diobati.

“Memang sejauh ini belum ada penambahan kasus. Jadi masyarakat usia dua tahun ke atas akan diberikan obat cacing tahunan,” urai Slamet.

Sedangkan penularan cacing lanjut dia, biasanya melalui nyamuk. Namun berbeda dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD) atau Malaria penyebarannya oleh jenis nyamuk tertentu. Akan tetapi, filariasis semua jenis nyamuk bisa menyebarkan penyakit ini pada orang lain terutama nyamuk tinggal diair kotor.

Upaya menghindari penularan penyakit ini, pihaknya harus mengambil sampel darah pada seluruh warga yang tinggal serumah dengan penderita atau tetangga penderita. Tak hanya itu, pada bulan November 2023 mendatang warga di 30 desa akan diambil sampel darah melalui ujung jari. Kemudian sampel itu akan diperiksa lebih lanjut, apakah ada cacing atau tidak di dalam darahnya.

“Kami datangi sekitar jam 22.00 WIB diambil darah dicek ada tidak cacing. Pengambilan darah dilakukan malam hari, karena telur cacing filariasis akan turun ke pembuluh darah tepi atau pada ujung jari pada malam hari,” ungkapnya.

Meskipun demikian kata Slamet, berdasarkan hasil pemeriksaan sampel itulah yang akan menjadi acuan ke depan. Apakah Kabupaten Bangka Selatan bebas filariasis atau tidak. Jika nantinya masih banyak ditemukan masyarakat mengidap filariasis akan dilakukan pengobatan atau kegiatan meminum obat secara massal.

“Nanti hasil itu menentukan apakah Bangka Selatan bebas filariasis atau tidak. Kalau ditemukan kita lanjutkan meminum obat cacing massal,” pungkas Slamet. 

(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved