Berita Bangka

Pemkab Bangka Bakal Tanam 10.000 Pohon Cabai, Antisipasi Harga Cabai yang Cenderung Tinggi

Penanaman cabai ini merupakan inisiasi dari Pj Bupati Bangka M Haris, yang melihat harga cabai sangat tinggi, khususnya di November dan Desember 2023.

Penulis: Deddy Marjaya | Editor: Novita
Bangkapos.com/Deddy Marjaya
Pj Bupati Bangka, M Haris, meninjau lahan di belakang Kantor Bupati Bangka yang direncanakan sebagai tempat penanaman pohon cabai, pada Sabtu (20/1/2024). 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Pemkab Bangka akan menanam 10.000 pohon cabai yang dipusatkan di halaman belakang kantor Bupati Bangka.

Penanaman cabai ini merupakan inisiasi dari Pj Bupati Bangka M Haris, yang melihat harga cabai sangat tinggi, khususnya pada November dan Desember 2023.

Rencananya penanaman pohon cabai akan dilaksanakan pada 2 Februari 2024 mendatang.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka, Syarli Nopriansyah, mengatakan, penanaman cabai ini akan dilakukan oleh ASN, bukan oleh petani.

Di antaranya di setiap kantor kantor OPD, kantor desa, kantor kelurahan, dan kantor camat, dengan target 10.000 batang cabai

Sehingga nantinya hasil panen akan menambah produksi cabai di Kabupaten Bangka.

"Melalui program ini setidaknya masyarakat juga membantu untuk ikuti menanam cabai, sehngga stok cabai bisa terjaga," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka, Syarli Nopriansyah, Minggu (21/1/2024).

"Jadi diharapkan harga cabai akan stabil apalagi 3 bulan ke depan kita akan menghadapi bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri, yang dipastikan akan meningkat kebutuhan cabai masyarakat," imbuhnya

Syarli mengatakan, tingginya harga cabai di Bangka pada November dan Desember 2023 terjadi karena sejumlah faktor.

Satu di antaranya efek El Nino, di mana pada Agustus 2023 sebagian petani di Kabupaten Bangka memilih tidak menanam cabai karena kesulitan air.

Petani khawatir akan rugi akibat gagal panen sebab untuk membuka 1 hektare lahan cabai membutuhkan dana mencapai Rp 150 juta.

Akibatnya siklus panen cabai terputus, sehingga harga sempat melonjak.

"Jadi karena sebagian petani di bulan Agustus tidak menanam cabai, maka di bulan November dan Desember 2023 hasil panen turun. Disamping itu, hasil panen cabai di Kabupaten Bangka dijual ke Pangkalpinang, bahkan sampai ke Belitung. Sebenarnya hasil cabai Kabupaten Bangka melebihi kebutuhan," tuturnya.

Menghadapi tahun 2024, Syarli mengatakan pihaknya sudah mulai mendata untuk mengatur waktu tanam petani cabai.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka akan melakukan intervensi di bulan Juni-Juli, guna mengantisipasi kembali terjadinya dampak El Nino.

"Mudah mudahan di tahun 2024 dampak El Nino tidak tejadi lagi," ucapnya.

Ia menambahkan, memang risiko petani cabai sangat tinggi dengan biaya yang dikeluarkan sangat besar antara Rp 100 juta-Rp150 juta per hektare.

Sehingga petani akan melihat risiko yang akan mereka hadapi.

"Petani akan pikir panjang risiko yang mereka hadapi, karena tingginya modal yang harus dikeluarkan," tandasnya.

(Bangkapos.com/Deddy Marjaya)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved